SCR atau Selective catalytic reduction
1. Sejarah SCR
Ada dua teknologi post combustion yang dikenal dalam proses reduksi emisi oksida nitrogen (NO, NO2, N2O, N2O2, N2O3, N2O4, N2O5 atau disingkat dengan NOx), yaitu NSCR dan SCR. NSCR digunakan pada flue gas dengan temperatur berkisar antara 1600-2200°F (871-1204°C), sedang SCR untuk flue gas dengan temperatur kurang dari 1200°F (649°C).
SCR adalah suatu Penguraian NOx yang menggunakan NH3 atau UREA CO(NH2)2 sebagai bahan pereduksi, dipatenkan di USA tahun 1957 oleh Englehard Corporation, kemudian di lanjutkan di awal 1960an di Jepang dan USA dengan riset yang memfokuskan pada bahan katalis yang lebih murah dan tahan lama. SCR dengan skala besar yang pertama mulai dikembangkan aplikasinya oleh salah satu Power Plant di Jepang IHI Corporation di tahun 1978, dan kemudian di tahun 80an SCR dipakai di beberapa pembangkit tidak bergerak lainnya. Pada tahun 1990 sistem ini mulai dikembangkan untuk aplikasi bergerak, awalnya untuk aplikasi marine, dan di tahun 2004 sistem UREA-SCR secara komersial mulai diterapkan pada truk2 besar. SINOx® merupakan SCR buatan Siemens Corp.
1. Cara Kerja
- Sistem penakar (dosing system) UREA
- Sistem Pengendali
- Katalis SCR
Larutan UREA di-injeksikan ke dalam aliran gas buang oleh dosing system UREA. Letak poin injeksi diatur jaraknya yaitu sebelum katalis, guna memastikan pencampuran yang sempurna. UREA akan terdekomposisi menjadi NH3 (ammonia) dan asam isocyanic (thermolisis). Asam isocyanic nantinya akan terurai menjadi ammonia dan CO2. Ammonia inilah yang bereaksi dengan NO di permukaan katalis.
1. Reaksi Proses
1.1. Reaksi kimia sederhana yang terjadi di dalam reaktor SCR
Reaksi reduksi NOx terjadi pada saat gas bercampur uap ammonia melewati ruang katalis. Sebelum memasuki ruang katalis, ammonia diinjeksikan agar tercampur dengan gas buang mesin Diesel. Rumus kimia untuk kesetimbangan reaksi dengan ammonia sebagai bahan pereduksi proses SCR adalah sebagai berikut:
CO(NH2)2 (s) + H2O à CO(NH2)2 (aq) Pelarutan
CO(NH2)2 (aq) à CO(NH2)2 (l) + 6.9 H2O (g) Pelarutan
CO(NH2)2 (l) à 2NH3 (g) + CO2 (g) Inlet Reaktor (500-800°F)
2NH3 (g) + 2NO (g) + ½ O2 (g) à 2N2 (g) + 3H2O (g) Dalam katalis
Beberapa reaksi sekunder :
2SO2 + O2 à 2SO3 Reaksi Samping
SO2 (g) + 2NH3 (g) + 1/2O2 (g) + H20 à (NH4)2SO4 (g) Reaksi Samping
SO2 (g) + NH3 (g) + 1/2O2 (g) + H20 à NH4(HSO4)(g) Reaksi Samping
2S-NH3 (g) + 2NO (g) + 1/2O2 (g) à 2S (s) + 2N2 (g) + 3H2O (g) Dalam katalis
2S-NH3 (g) + 5/2O2 (g) à 2S (s) + 2H2O (g) + 2NO (g) Dalam katalis
1.2. Ilustrasi reaksi di surface katalis dari NOx menjadi N2 dan H2O
V+5=O + NH3 à HO à V+4 .....N•H2
HO-V+4.....(NH2)-NO + •NO à HO-V+4….(NH2)-NO
HO-V+4….(NH2)-NO à HO—V+4 + N2 + H2O
NO2 radikal kemudian di reoksidasi di permukaan katalis
HO-V+4 + •NO2 à V+5=O + HNO2
HNO2 ini yang nantinya akan dinetralkan oleh NH3
HNO2 + NH3 à [NH4NO2] à N2 + 2H2O
Reaksi redok pada permukaan sisi V=O menunjukkan kebugaran katalis SCR.
Hasil reaksi reduksi hanyalah nitrogen dan air (uap). Sayangnya sulit sekali mencapai penurunan NO 100%, apalagi dengan retensi waktu yang singkat. SCR dari SINOx® hany mampu mereduksi NOx hingga 70%.
2. Katalis SCR
Katalis SCR terbuat dari berbagai bahan keramik sebagai carrier (pembawa), seperti Oksida Titanium, dengan komponen katalis aktif biasanya oksida basa logam seperti Vanadium (V) dan Tungsten (Wo), Zeolite, dan beberapa logam mulia lainnya (seperti Platinum Pt, Palladium Pd).
Semua komponen katalis mempunyai keuntungan dan kerugian masing2.
Katalis logam basa, seperti V dan Wo, sangat rentan terhadap temperatur, tetapi lebih murah dan bekerja dengan baik pada range temperature tertentu.
Katalis Zeolite, mampu bekerja pada range temperature lebih tinggi, hingga 1200°F, bahkan hingga 1560°F tetapi dalam waktu tidak terlalu lama.
Akhir2 ini sedang dikembangkan katalis besi dan tembaga, yang mampu mengurangi NO2 hingga 20-50% dari total NOx.
3. Bahan Pereduksi
Beberapa bahan pereduksi dapat digunakan dalam aplikasi SCR, misalkan anhydrous ammonia, aqueous ammonia, UREA.
UREA merupakan bahan pereduksi yang lebih disukai, karena bebas bau menyengat yang berasal dari NH3 (ammonia) dan tidak beracun, yang dijual bebas di pasaran.
Anhydrous ammonia dan ammonia aqueous sangat beracun dan sulit dalam penanganannya, hingga butuh dikonversi lebih lanjut sebelum bisa digunakan dalam operasi SCR.
4. Faktor yang mempengaruhi kinerja sistem SCR
Satu2nya faktor kunci dalam pencapaian konversi reaksi yang tinggi adalah temperatur kerjanya. Untuk Katalis SCR berbasis Vanadium dan Oksida Titanium seperti yang dipakai di PTNNT, mempunyai jendela temperatur antara 500°F (200°C) sampai 800°F (450-500°C). Di luar jendela temperatur ini kemampuan mereduksi dari katalis ini akan menurun drastis. Katalis SCR juga mempunyai dinamika yang lebih lambat dibanding mesin diesel, umumnya katalis membutuhkan beberapa menit sebelum mencapai kesetimbangan kimia dibandingkan dengan beberapa milisecond untuk mesin diesel.
Selain itu juga diperlukan kontrol yang baik dan benar untuk menghindari ammonia slip, yaitu adanya kandungan sisa ammonia yang tidak bereaksi di dalam gas buang setelah melewati katalis. Hal ini bisa disebabkan karena katalis tidak bekerja pada temperatur optimum atau terlalu banyak UREA (NH3) yang diinjeksikan ke dalam proses. Selain bau, ammonia yang berlebih juga berbahaya terhadap lingkungan.
Hal2 yang perlu diperhatikan dalam pencapaian optimasi sistem UREA-SCR diantaranya:
- Velocity distribusi larutan UREA sebelum katalis
- Temperatur distribusi larutan UREA sebelum katalis
- Distribusi Molar ratio NH3 dibanding NO (NH3:NO) pada layer katalis pertama
- Kondisi permukaan katalis
- Pressure drop katalis
1. Data teknis dari reaktor SCR SINOx®
1.1. Gambar P&ID
reaktor SCR SINOx®
1.2. Data
design sistem SCR SINOx® sebagai berikut:
SINOx®
System,
Design
Data
Aqeous
Urea concentration % wt 40 Density 1.1625 Kg/lt
Consumption
per Engine
No
% Load
Urea flow (kg/hr)
Urea flow ( lt/hr)
Rate 1
Rate 2
Rate 1
Rate 2
1
50%
34
61
29.25
52.47
2
75%
46
83
39.57
71.40
3
100%
58
104
49.89
89.46
Exhaust
Gas data Without SINOX
Load
%
50
75
100
Exhaust
Gas temp
oC
303-321
294-320
301-329
Exhaust
Gas flow
Kg/hr
25,560
43,920
43,560
Uncontrolled
Emission :
NOX
mg/Nm3
1,620
1,685
1620
CO
mg/Nm3
82
69
81
SO2
mg/Nm3
282
282
282
UHC/VOC
(NMHC)
mg/Nm3
35
32
36
PM
mg/Nm3
125
86
68
Exhaust
Gas data with SINOX system
Load
%
50
75
100
Controlled
Emission :
NOX
( as NO2) Rate 1.
mg/Nm3
<
1000
<
1000
<
1000
NOX
( as NO2) Rate 2.
mg/Nm3
<
500
<
500
<
500
NH3 Slip
ppmvd
<
10
<
10
<
10
mg/Nm3
<
6.95
<
6.95
<
6.95
1.3.Data
katalis SCR SINOx® sebagai berikut:
Tipe Katalis : Siemens SINOX SW 55
honeycomb, 3X3 MM
Material : V2O5/W03/Ti02
Volume per blok : LxPxT= 150 x 150 x 250 = 5625000 mm3
4 blok per frame : 0.005625 x 4 = 0.0225 M3
Dimensi per layer : 9 x 6 x 0.0225M3 = 1.215 M3
Jumlah per Engine : 648 buah (terbagi dalam 3 layer)
Bahan frame : 16M03 Molly steel (setara dg
A588, A204)
1.4.
SPESIFIKASI UREA
Nama : UREA industri
(teknis)
Kemasan : 500 kg per bag
N Total : 46%
1.5. SPESIFIKASI KATION
Emisi terkendali
pada 15% O2
NOx (sebagai NO2)
Pada beban >30%
Pada beban < 30% (< 1.5MWh)
‘mg/Nm3
‘mg/Nm3
<
1000
< 500
NH3
Slip
‘mg/Nm3
<
5 (serendah mungkin)
SINOx
Pressure drop
kPa
<1
Umur
katalis
Jam
operasi
20,000
2. SISTEM SCR SINOx® DALAM
GAMBAR
2.1.UREA Daily Tank.
2.2.Pompa
transfer dari Daily Tank ke engine.
Pompa UREA untuk Engine Blok Barat (DG
3,4,5,6)
Pompa UREA untuk Engine Blok Timur (DG
7,8,9,10,11)
Ada dua buah UREA mixing
tank berkapasitas 8.72 M3 dan dua buah UREA daily Tank dengan
kapasitas 170 M3.
2.3.UREA Dosing
Panel
2.4.UREA Nozzle
2.4.1. UJI
PERFORMA UREA SPRAYING NOZLE
2.4.2. POIN
INJEKSI UREA
2.4.3. Katalis
SINOx®
2.4.4. Sistem soot
blow SINOx®
Sistem soot blow memakai pulse jet, dengan 4
valve pada masing-masing layer.
Kebutuhan udara
bertekanan antara 5-10 NM3/jam, pada tekanan 600 kPa.
2.5.Optimasi dosing
UREA
Berdasar
reaksi dasar dan asumsi ratio NO:NO2 dalam gas buang = 90 : 10, maka laju alir
larutan UREA 32% (S.G=1.086) yang optimum bisa dihitung dengan rumus berikut :
Ucmd = (0.67/(60 x
Cu x Du)) x DENOX
= Ks/Cu x DENOX
Dimana: Ucmd
= florate injeksi UREA (ml/min)
DENOX = Target penurunan NOX (g/hr)
Cu
= Konsentrasi UREA (0.32)
Du
= Density UREA (gr/ml)
Dengan
kata lain, bila laju alir 10 Ltr/jam UREA 32% mampu mereduksi sedikitnya 5.19
Kg NOx/jam.
Efisiensi konversi NOx bisa dihitung dengan rumus berikut
:
ηNOx % = (1-NOx-out/NOx-in ) x 100%
Kemudian Molar Ratio bisa dihitung dengan
rumus berikut:
α = (ηNOx % / 100) +
(NH3 slip/NOx-in)
Data percobaan perhitungan MR di beberapa DG
engine:
DG3 - 30%
NOx in
533
ppm
NOx conv eff
62.48
NOx out
200
Molar ratio
0.64
NH3 slip
9
DG4 - 100%
NOx in
537
NOx conv eff
15.99
NOx out
451
Molar ratio
0.17
NH3 slip
5
DG8 - 30%
NOx in
416
NOx conv eff
58.29
NOx out
174
Molar ratio
0.59
NH3 slip
1
DG10 - 100%
NOx in
747
NOx conv eff
32.52
NOx out
504
Molar ratio
0.35
NH3 slip
17
DG11 - 100%
NOx in
846
NOx conv eff
43.83
NOx out
475
Molar ratio
0.46
NH3 slip
17
Data stack test 2005
3. DAMPAK
TERHADAP LINGKUNGAN
3.1.HASIL PENGUKURAN EMISI PLTD
Periode 2000 – 2007
3.2.DATA HASIL PENGUKURAN EMISI PLTD PTNNT TAHUN 2007
PT NEWMONT NUSA TENGGARA - DIESEL STACK EMISSIONS DATA BASE
LOAD 30%, 1.5 MW
June 2007
December 2007
Engine DG # 3, Stack
I,
PARAMETER
T = 25°C, P =
1 ATM
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
Flow Rate, STD
m3/s
8.1
7.92
7.81
7.90
7.91
7.8
7.69
7.80
Particulate conc.
mg/STDm3
19.38
19.01
19.78
19.40
10.61
21.27
31.38
21.10
Opacity
%
15
15
15
15.0
13
15
16
15.00
SO2
mg/STDm3
27.50
33.20
32.40
31.10
32.10
27.90
35.50
31.80
NOx
mg/STDm3
308.10
315.30
319.60
314.30
388.90
383.80
397.50
390.10
NH3 slip
mg/STDm3
0.214
0.307
0.266
0.260
0.188
0.049
0.044
0.094
UREA flow DG3
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
Engine DG # 4/5/6,
Stack II
PARAMETER
T = 25°C, P =
1 ATM
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
Flow Rate, STD
m3/s
15.52
15.35
15.29
15.4
10.88
10.73
10.47
10.7
Particulate conc.
mg/STDm3
14.56
15.48
15.04
15.00
27.45
23.76
20.04
23.80
Opacity
%
14.2
14.2
14.2
14.2
16.00
15.00
15.00
15.00
SO2
mg/STDm3
26.40
26.80
38.50
30.50
30.90
18.50
23.80
24.40
NOx
mg/STDm3
461.70
460.30
473.00
465.00
453.10
394.30
381.60
409.67
NH3 slip
mg/STDm3
0.473
0.448
0.419
0.450
0.053
0.173
0.121
0.120
UREA flow DG4
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
UREA flow DG5
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
UREA flow DG6
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
Engine DG # 7/8/9, Stack III
PARAMETER
T = 25°C, P =
1 ATM
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
Flow Rate, STD
m3/s
14.20
13.80
14.10
14.00
14.60
14.90
14.80
14.70
Particulate conc.
mg/STDm3
16.64
12.29
18.99
16.00
21.10
20.19
17.50
19.60
Opacity
%
14.2
13.3
15.0
14.2
15.00
15.00
14.00
15.00
SO2
mg/STDm3
42.2
40.4
29.8
37.5
32.8
38.8
29
33.6
NOx
mg/STDm3
465.40
466.20
459.00
463.60
455.50
455.80
459.80
457.03
NH3 slip
mg/STDm3
0.256
0.115
0.147
0.170
0.181
0.269
0.233
0.230
UREA flow DG7
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
UREA flow DG8
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
UREA flow DG9
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
Engine DG # 11, Stack IV
PARAMETER
T = 25°C, P =
1 ATM
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
RUN 1
RUN 2
RUN 3
Average
Flow Rate, STD
m3/s
9.80
9.50
9.50
9.60
11.30
10.80
11.00
11.00
Particulate conc.
mg/STDm3
16.55
20.90
20.58
19.30
9.91
31.01
17.80
19.57
Opacity
%
14.2
15.0
15.0
14.7
13.00
16.00
14.00
14.00
SO2
mg/STDm3
31.70
34.30
31.70
32.60
9.40
13.20
23.80
15.50
NOx
mg/STDm3
460.60
455.00
466.20
460.60
459.30
456.60
456.30
457.40
NH3 slip
mg/STDm3
0.108
0.131
0.182
0.140
0.152
0.203
0.084
0.150
UREA flow DG7
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
UREA flow DG8
LPH
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
3.3.OPERASIONAL PLTD PT NNT TAHUN
2007
3.4.PENGUKURAN KUALITAS
UDARA AMBIENT DI SEKITAR PLTD
DESA MALUK
Year
SO2
NO2
NOX
NO
CO
NH3
PM10
1H max
24H max
1H max
24H max
1H max
24H max
1H max
24H max
1H max
24H max
24H max
2001
23
9.8
15.2
7.3
19.5
6.4
10.8
2.9
571.4
228.6
7.9
na
2002
139.2
21.2
22.6
9.1
74.4
11.2
50.1
6
763.7
426.3
2.5
15.4
2003
0
0
20.9
5.9
36.1
6.2
23.5
1.8
649.4
415.4
6.4
22.6
2004
10.8
4.2
16.2
6.5
21.4
7.5
8.9
1
0
0
na
32.2
2005
11.8
7.3
17.1
7
34.9
9.7
19.3
1.9
3200
323.8
17.3
43.4
2006
3.9
2.1
31.7
8.7
36
10.9
10.2
1.7
1714.3
1342.9
0.2
43
DESA BENETE
Year
SO2
NO2
NOX
NO
CO
NH3
PM10
1H max
24H max
1H max
24H max
1H max
24H max
1H max
24H max
1H max
24H max
24H max
2001
39.1
11.1
43.7
15
70.8
34.8
39.1
16.6
400.9
129.6
24.2
na
2002
34.7
10.6
30.7
14
57.1
25.3
25.2
8.9
444.1
83.6
2.5
63
2003
24.6
10.7
22.4
7.6
36.6
10.4
14.4
3.3
741.6
459
3.8
19.4
2004
45.2
5.2
18.2
9.9
52.3
19.3
25.1
6.5
4114.3
549.4
na
63.3
2005
8.1
3
18.6
9.6
38.9
12.6
14.6
2.4
2514.3
338.1
10
62.4
2006
36.8
8.6
33.4
62.7
92.8
38.4
44.5
13.1
1371.4
414.3
0.4
117.9
AMBANG BATAS SESUAI
PP-41-1999
Periode
Unit
SO2
NO2
CO
NH3
PM 10
24 jam
mg/M3
365
150
10,000
1,360
150
1 jam
900
400
30,000
--
SCR atau Selective catalytic reduction
1. Data teknis dari reaktor SCR SINOx®
1.1. Gambar P&ID
reaktor SCR SINOx®
1.2. Data
design sistem SCR SINOx® sebagai berikut:
SINOx®
System, |
|
|
|
|||
Design
Data |
|
|
|
|
||
Aqeous
Urea concentration % wt 40 Density 1.1625 Kg/lt |
||||||
Consumption
per Engine |
|
|
|
|||
No |
% Load |
Urea flow (kg/hr) |
Urea flow ( lt/hr) |
|||
Rate 1 |
Rate 2 |
Rate 1 |
Rate 2 |
|||
1 |
50% |
34 |
61 |
29.25 |
52.47 |
|
2 |
75% |
46 |
83 |
39.57 |
71.40 |
|
3 |
100% |
58 |
104 |
49.89 |
89.46 |
|
|
|
|
|
|
|
|
Exhaust
Gas data Without SINOX |
|
|
||||
Load |
% |
50 |
75 |
100 |
||
Exhaust
Gas temp |
oC |
303-321 |
294-320 |
301-329 |
||
Exhaust
Gas flow |
Kg/hr |
25,560 |
43,920 |
43,560 |
||
Uncontrolled
Emission : |
|
|
|
|
||
NOX |
mg/Nm3 |
1,620 |
1,685 |
1620 |
||
CO |
|
mg/Nm3 |
82 |
69 |
81 |
|
SO2 |
mg/Nm3 |
282 |
282 |
282 |
||
UHC/VOC
(NMHC) |
mg/Nm3 |
35 |
32 |
36 |
||
PM |
|
mg/Nm3 |
125 |
86 |
68 |
|
|
|
|
|
|
|
|
Exhaust
Gas data with SINOX system |
|
|
||||
Load |
% |
50 |
75 |
100 |
||
Controlled
Emission : |
|
|
|
|
||
NOX
( as NO2) Rate 1. |
mg/Nm3 |
<
1000 |
<
1000 |
<
1000 |
||
NOX
( as NO2) Rate 2. |
mg/Nm3 |
<
500 |
<
500 |
<
500 |
||
NH3 Slip |
ppmvd |
<
10 |
<
10 |
<
10 |
||
mg/Nm3 |
<
6.95 |
<
6.95 |
<
6.95 |
|||
1.3.Data
katalis SCR SINOx® sebagai berikut:
Tipe Katalis : Siemens SINOX SW 55
honeycomb, 3X3 MM
Material : V2O5/W03/Ti02
Volume per blok : LxPxT= 150 x 150 x 250 = 5625000 mm3
4 blok per frame : 0.005625 x 4 = 0.0225 M3
Dimensi per layer : 9 x 6 x 0.0225M3 = 1.215 M3
Jumlah per Engine : 648 buah (terbagi dalam 3 layer)
Bahan frame : 16M03 Molly steel (setara dg
A588, A204)
1.4.
SPESIFIKASI UREA
Nama : UREA industri
(teknis)
Kemasan : 500 kg per bag
N Total : 46%
1.5. SPESIFIKASI KATION
Emisi terkendali
pada 15% O2
NOx (sebagai NO2) Pada beban >30% Pada beban < 30% (< 1.5MWh) |
‘mg/Nm3 ‘mg/Nm3 |
<
1000 < 500 |
NH3
Slip |
‘mg/Nm3 |
<
5 (serendah mungkin) |
SINOx
Pressure drop |
kPa |
<1 |
Umur
katalis |
Jam
operasi |
20,000 |
2. SISTEM SCR SINOx® DALAM
GAMBAR
2.1.UREA Daily Tank.
2.2.Pompa
transfer dari Daily Tank ke engine.
Pompa UREA untuk Engine Blok Barat (DG
3,4,5,6)
Pompa UREA untuk Engine Blok Timur (DG
7,8,9,10,11)
2.3.UREA Dosing
Panel
2.4.UREA Nozzle
2.4.1. UJI
PERFORMA UREA SPRAYING NOZLE
2.4.2. POIN
INJEKSI UREA
2.4.3. Katalis
SINOx®
2.4.4. Sistem soot
blow SINOx®
Sistem soot blow memakai pulse jet, dengan 4
valve pada masing-masing layer.
Kebutuhan udara bertekanan antara 5-10 NM3/jam, pada tekanan 600 kPa.
2.5.Optimasi dosing UREA
Berdasar
reaksi dasar dan asumsi ratio NO:NO2 dalam gas buang = 90 : 10, maka laju alir
larutan UREA 32% (S.G=1.086) yang optimum bisa dihitung dengan rumus berikut :
Ucmd = (0.67/(60 x
Cu x Du)) x DENOX
= Ks/Cu x DENOX
Dimana: Ucmd
= florate injeksi UREA (ml/min)
DENOX = Target penurunan NOX (g/hr)
Cu
= Konsentrasi UREA (0.32)
Du = Density UREA (gr/ml)
Dengan kata lain, bila laju alir 10 Ltr/jam UREA 32% mampu mereduksi sedikitnya 5.19 Kg NOx/jam.
Efisiensi konversi NOx bisa dihitung dengan rumus berikut
:
ηNOx % = (1-NOx-out/NOx-in ) x 100%
Kemudian Molar Ratio bisa dihitung dengan
rumus berikut:
α = (ηNOx % / 100) + (NH3 slip/NOx-in)
Data percobaan perhitungan MR di beberapa DG
engine:
DG3 - 30% |
|
|
|
|
|
NOx in |
533 |
ppm |
NOx conv eff |
62.48 |
|
NOx out |
200 |
|
Molar ratio |
0.64 |
|
NH3 slip |
9 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DG4 - 100% |
|
|
|
|
|
NOx in |
537 |
|
NOx conv eff |
15.99 |
|
NOx out |
451 |
|
Molar ratio |
0.17 |
|
NH3 slip |
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DG8 - 30% |
|
|
|
|
|
NOx in |
416 |
|
NOx conv eff |
58.29 |
|
NOx out |
174 |
|
Molar ratio |
0.59 |
|
NH3 slip |
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DG10 - 100% |
|
|
|
|
|
NOx in |
747 |
|
NOx conv eff |
32.52 |
|
NOx out |
504 |
|
Molar ratio |
0.35 |
|
NH3 slip |
17 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DG11 - 100% |
|
|
|
|
|
NOx in |
846 |
|
NOx conv eff |
43.83 |
|
NOx out |
475 |
|
Molar ratio |
0.46 |
|
NH3 slip |
17 |
|
|
|
|
Data stack test 2005
3. DAMPAK
TERHADAP LINGKUNGAN
3.1.HASIL PENGUKURAN EMISI PLTD
Periode 2000 – 2007
3.2.DATA HASIL PENGUKURAN EMISI PLTD PTNNT TAHUN 2007
PT NEWMONT NUSA TENGGARA - DIESEL STACK EMISSIONS DATA BASE |
|
|
|||||||
LOAD 30%, 1.5 MW |
June 2007 |
December 2007 |
|||||||
|
|
Engine DG # 3, Stack
I, |
|||||||
PARAMETER |
T = 25°C, P =
1 ATM |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Flow Rate, STD |
m3/s |
8.1 |
7.92 |
7.81 |
7.90 |
7.91 |
7.8 |
7.69 |
7.80 |
Particulate conc. |
mg/STDm3 |
19.38 |
19.01 |
19.78 |
19.40 |
10.61 |
21.27 |
31.38 |
21.10 |
Opacity |
% |
15 |
15 |
15 |
15.0 |
13 |
15 |
16 |
15.00 |
SO2 |
mg/STDm3 |
27.50 |
33.20 |
32.40 |
31.10 |
32.10 |
27.90 |
35.50 |
31.80 |
NOx |
mg/STDm3 |
308.10 |
315.30 |
319.60 |
314.30 |
388.90 |
383.80 |
397.50 |
390.10 |
NH3 slip |
mg/STDm3 |
0.214 |
0.307 |
0.266 |
0.260 |
0.188 |
0.049 |
0.044 |
0.094 |
UREA flow DG3 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
|
|
Engine DG # 4/5/6,
Stack II |
|||||||
PARAMETER |
T = 25°C, P =
1 ATM |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Flow Rate, STD |
m3/s |
15.52 |
15.35 |
15.29 |
15.4 |
10.88 |
10.73 |
10.47 |
10.7 |
Particulate conc. |
mg/STDm3 |
14.56 |
15.48 |
15.04 |
15.00 |
27.45 |
23.76 |
20.04 |
23.80 |
Opacity |
% |
14.2 |
14.2 |
14.2 |
14.2 |
16.00 |
15.00 |
15.00 |
15.00 |
SO2 |
mg/STDm3 |
26.40 |
26.80 |
38.50 |
30.50 |
30.90 |
18.50 |
23.80 |
24.40 |
NOx |
mg/STDm3 |
461.70 |
460.30 |
473.00 |
465.00 |
453.10 |
394.30 |
381.60 |
409.67 |
NH3 slip |
mg/STDm3 |
0.473 |
0.448 |
0.419 |
0.450 |
0.053 |
0.173 |
0.121 |
0.120 |
UREA flow DG4 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
UREA flow DG5 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
UREA flow DG6 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
|
|
Engine DG # 7/8/9, Stack III |
|||||||
PARAMETER |
T = 25°C, P =
1 ATM |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Flow Rate, STD |
m3/s |
14.20 |
13.80 |
14.10 |
14.00 |
14.60 |
14.90 |
14.80 |
14.70 |
Particulate conc. |
mg/STDm3 |
16.64 |
12.29 |
18.99 |
16.00 |
21.10 |
20.19 |
17.50 |
19.60 |
Opacity |
% |
14.2 |
13.3 |
15.0 |
14.2 |
15.00 |
15.00 |
14.00 |
15.00 |
SO2 |
mg/STDm3 |
42.2 |
40.4 |
29.8 |
37.5 |
32.8 |
38.8 |
29 |
33.6 |
NOx |
mg/STDm3 |
465.40 |
466.20 |
459.00 |
463.60 |
455.50 |
455.80 |
459.80 |
457.03 |
NH3 slip |
mg/STDm3 |
0.256 |
0.115 |
0.147 |
0.170 |
0.181 |
0.269 |
0.233 |
0.230 |
UREA flow DG7 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
UREA flow DG8 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
UREA flow DG9 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
|
|
Engine DG # 11, Stack IV |
|||||||
PARAMETER |
T = 25°C, P =
1 ATM |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
RUN 1 |
RUN 2 |
RUN 3 |
Average |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Flow Rate, STD |
m3/s |
9.80 |
9.50 |
9.50 |
9.60 |
11.30 |
10.80 |
11.00 |
11.00 |
Particulate conc. |
mg/STDm3 |
16.55 |
20.90 |
20.58 |
19.30 |
9.91 |
31.01 |
17.80 |
19.57 |
Opacity |
% |
14.2 |
15.0 |
15.0 |
14.7 |
13.00 |
16.00 |
14.00 |
14.00 |
SO2 |
mg/STDm3 |
31.70 |
34.30 |
31.70 |
32.60 |
9.40 |
13.20 |
23.80 |
15.50 |
NOx |
mg/STDm3 |
460.60 |
455.00 |
466.20 |
460.60 |
459.30 |
456.60 |
456.30 |
457.40 |
NH3 slip |
mg/STDm3 |
0.108 |
0.131 |
0.182 |
0.140 |
0.152 |
0.203 |
0.084 |
0.150 |
UREA flow DG7 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
UREA flow DG8 |
LPH |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
10.00 |
3.3.OPERASIONAL PLTD PT NNT TAHUN 2007
3.4.PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIENT DI SEKITAR PLTD
DESA MALUK
Year |
SO2 |
|
NO2 |
|
NOX |
|
NO |
|
CO |
|
NH3 |
PM10 |
|
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
24H max |
|
2001 |
23 |
9.8 |
15.2 |
7.3 |
19.5 |
6.4 |
10.8 |
2.9 |
571.4 |
228.6 |
7.9 |
na |
2002 |
139.2 |
21.2 |
22.6 |
9.1 |
74.4 |
11.2 |
50.1 |
6 |
763.7 |
426.3 |
2.5 |
15.4 |
2003 |
0 |
0 |
20.9 |
5.9 |
36.1 |
6.2 |
23.5 |
1.8 |
649.4 |
415.4 |
6.4 |
22.6 |
2004 |
10.8 |
4.2 |
16.2 |
6.5 |
21.4 |
7.5 |
8.9 |
1 |
0 |
0 |
na |
32.2 |
2005 |
11.8 |
7.3 |
17.1 |
7 |
34.9 |
9.7 |
19.3 |
1.9 |
3200 |
323.8 |
17.3 |
43.4 |
2006 |
3.9 |
2.1 |
31.7 |
8.7 |
36 |
10.9 |
10.2 |
1.7 |
1714.3 |
1342.9 |
0.2 |
43 |
DESA BENETE
Year |
SO2 |
|
NO2 |
|
NOX |
|
NO |
|
CO |
|
NH3 |
PM10 |
|
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
1H max |
24H max |
24H max |
|
2001 |
39.1 |
11.1 |
43.7 |
15 |
70.8 |
34.8 |
39.1 |
16.6 |
400.9 |
129.6 |
24.2 |
na |
2002 |
34.7 |
10.6 |
30.7 |
14 |
57.1 |
25.3 |
25.2 |
8.9 |
444.1 |
83.6 |
2.5 |
63 |
2003 |
24.6 |
10.7 |
22.4 |
7.6 |
36.6 |
10.4 |
14.4 |
3.3 |
741.6 |
459 |
3.8 |
19.4 |
2004 |
45.2 |
5.2 |
18.2 |
9.9 |
52.3 |
19.3 |
25.1 |
6.5 |
4114.3 |
549.4 |
na |
63.3 |
2005 |
8.1 |
3 |
18.6 |
9.6 |
38.9 |
12.6 |
14.6 |
2.4 |
2514.3 |
338.1 |
10 |
62.4 |
2006 |
36.8 |
8.6 |
33.4 |
62.7 |
92.8 |
38.4 |
44.5 |
13.1 |
1371.4 |
414.3 |
0.4 |
117.9 |
AMBANG BATAS SESUAI
PP-41-1999
Periode |
Unit |
SO2 |
NO2 |
CO |
NH3 |
PM 10 |
24 jam |
mg/M3 |
365 |
150 |
10,000 |
1,360 |
150 |
1 jam |
|
900 |
400 |
30,000 |
|
-- |
No comments:
Post a Comment