Tuesday, August 13, 2019

Teknologi Pereduksi NOx


Oleh : Sper3099@2008

SCR atau Selective catalytic reduction

1. Sejarah SCR
Ada dua teknologi post combustion yang dikenal dalam proses reduksi emisi oksida nitrogen (NO, NO2, N2O, N2O2, N2O3, N2O4, N2O5 atau disingkat dengan NOx), yaitu NSCR dan SCR. NSCR digunakan pada flue gas dengan temperatur berkisar antara 1600-2200°F (871-1204°C), sedang SCR untuk flue gas dengan temperatur kurang dari 1200°F (649°C).
SCR adalah suatu Penguraian NOx yang menggunakan NH3 atau UREA CO(NH2)2 sebagai bahan pereduksi, dipatenkan di USA tahun 1957 oleh Englehard Corporation, kemudian di lanjutkan di awal 1960an di Jepang dan USA dengan riset yang memfokuskan pada bahan katalis yang lebih murah dan tahan lama. SCR dengan skala besar yang pertama mulai dikembangkan aplikasinya oleh salah satu Power Plant di Jepang IHI Corporation di tahun 1978, dan kemudian di tahun 80an SCR dipakai di beberapa pembangkit tidak bergerak lainnya. Pada tahun 1990 sistem ini mulai dikembangkan untuk aplikasi bergerak, awalnya untuk aplikasi marine, dan di tahun 2004 sistem UREA-SCR secara komersial mulai diterapkan pada truk2 besar. SINOx® merupakan SCR buatan Siemens Corp.
1. Cara Kerja
Sistem UREA-SCR terdiri dari 3 bagian utama:
- Sistem penakar (dosing system) UREA
- Sistem Pengendali
- Katalis SCR

Larutan UREA di-injeksikan ke dalam aliran gas buang oleh dosing system UREA. Letak poin injeksi diatur jaraknya yaitu sebelum katalis, guna memastikan pencampuran yang sempurna. UREA akan terdekomposisi menjadi NH3 (ammonia) dan asam isocyanic (thermolisis). Asam isocyanic nantinya akan terurai menjadi ammonia dan CO2. Ammonia inilah yang bereaksi dengan NO di permukaan katalis.
1. Reaksi Proses
1.1. Reaksi kimia sederhana yang terjadi di dalam reaktor SCR
Reaksi reduksi NOx terjadi pada saat gas bercampur uap ammonia melewati ruang katalis. Sebelum memasuki ruang katalis, ammonia diinjeksikan agar tercampur dengan gas buang mesin Diesel. Rumus kimia untuk kesetimbangan reaksi dengan ammonia sebagai bahan pereduksi proses SCR adalah sebagai berikut:
CO(NH2)2 (s) + H2O à CO(NH2)2 (aq) Pelarutan
CO(NH2)2 (aq) à CO(NH2)2 (l) + 6.9 H2O (g) Pelarutan
CO(NH2)2 (l) à 2NH3 (g) + CO2 (g) Inlet Reaktor (500-800°F)
2NH3 (g) + 2NO (g) + ½ O2 (g) à 2N2 (g) + 3H2O (g) Dalam katalis
Beberapa reaksi sekunder :
2SO2 + O2 à 2SO3 Reaksi Samping
SO2 (g) + 2NH3 (g) + 1/2O2 (g) + H20 à (NH4)2SO4 (g) Reaksi Samping
SO2 (g) + NH3 (g) + 1/2O2 (g) + H20 à NH4(HSO4)(g) Reaksi Samping
2S-NH3 (g) + 2NO (g) + 1/2O2 (g) à 2S (s) + 2N2 (g) + 3H2O (g) Dalam katalis
2S-NH3 (g) + 5/2O2 (g) à 2S (s) + 2H2O (g) + 2NO (g) Dalam katalis

1.2. Ilustrasi reaksi di surface katalis dari NOx menjadi N2 dan H2O

1.3. Reaksi Thermolysis di permukaan katalis SCR menurut Howard L Fang (Cummins Inc).
V+5=O + NH3 à HO à V+4 .....N•H2
HO-V+4.....(NH2)-NO + NO à HO-V+4….(NH2)-NO
HO-V+4….(NH2)-NO à HO—V+4 + N2 + H2O
NO2 radikal kemudian di reoksidasi di permukaan katalis
HO-V+4 + •NO2 à V+5=O + HNO2
HNO2 ini yang nantinya akan dinetralkan oleh NH3
HNO2 + NH3 à [NH4NO2] à N2 + 2H2O
Reaksi redok pada permukaan sisi V=O menunjukkan kebugaran katalis SCR.
Hasil reaksi reduksi hanyalah nitrogen dan air (uap). Sayangnya sulit sekali mencapai penurunan NO 100%, apalagi dengan retensi waktu yang singkat. SCR dari SINOx® hany mampu mereduksi NOx hingga 70%.

2. Katalis SCR
Katalis SCR terbuat dari berbagai bahan keramik sebagai carrier (pembawa), seperti Oksida Titanium, dengan komponen katalis aktif biasanya oksida basa logam seperti Vanadium (V) dan Tungsten (Wo), Zeolite, dan beberapa logam mulia lainnya (seperti Platinum Pt, Palladium Pd).
Semua komponen katalis mempunyai keuntungan dan kerugian masing2.
Katalis logam basa, seperti V dan Wo, sangat rentan terhadap temperatur, tetapi lebih murah dan bekerja dengan baik pada range temperature tertentu.
Katalis Zeolite, mampu bekerja pada range temperature lebih tinggi, hingga 1200°F, bahkan hingga 1560°F tetapi dalam waktu tidak terlalu lama.
Akhir2 ini sedang dikembangkan katalis besi dan tembaga, yang mampu mengurangi NO2 hingga 20-50% dari total NOx.
3. Bahan Pereduksi
Beberapa bahan pereduksi dapat digunakan dalam aplikasi SCR, misalkan anhydrous ammonia, aqueous ammonia, UREA.
UREA merupakan bahan pereduksi yang lebih disukai, karena bebas bau menyengat yang berasal dari NH3 (ammonia) dan tidak beracun, yang dijual bebas di pasaran.
Anhydrous ammonia dan ammonia aqueous sangat beracun dan sulit dalam penanganannya, hingga butuh dikonversi lebih lanjut sebelum bisa digunakan dalam operasi SCR.
4. Faktor yang mempengaruhi kinerja sistem SCR
Satu2nya faktor kunci dalam pencapaian konversi reaksi yang tinggi adalah temperatur kerjanya. Untuk Katalis SCR berbasis Vanadium dan Oksida Titanium seperti yang dipakai di PTNNT, mempunyai jendela temperatur antara 500°F (200°C) sampai 800°F (450-500°C). Di luar jendela temperatur ini kemampuan mereduksi dari katalis ini akan menurun drastis. Katalis SCR juga mempunyai dinamika yang lebih lambat dibanding mesin diesel, umumnya katalis membutuhkan beberapa menit sebelum mencapai kesetimbangan kimia dibandingkan dengan beberapa milisecond untuk mesin diesel.
Selain itu juga diperlukan kontrol yang baik dan benar untuk menghindari ammonia slip, yaitu adanya kandungan sisa ammonia yang tidak bereaksi di dalam gas buang setelah melewati katalis. Hal ini bisa disebabkan karena katalis tidak bekerja pada temperatur optimum atau terlalu banyak UREA (NH3) yang diinjeksikan ke dalam proses. Selain bau, ammonia yang berlebih juga berbahaya terhadap lingkungan.
Hal2 yang perlu diperhatikan dalam pencapaian optimasi sistem UREA-SCR diantaranya:
- Velocity distribusi larutan UREA sebelum katalis
- Temperatur distribusi larutan UREA sebelum katalis
- Distribusi Molar ratio NH3 dibanding NO (NH3:NO) pada layer katalis pertama
- Kondisi permukaan katalis
- Pressure drop katalis

1.  Data teknis dari reaktor SCR SINOx®

 

1.1. Gambar P&ID reaktor SCR SINOx®

 


1.2. Data design sistem SCR SINOx® sebagai berikut:

 

SINOx® System,

 

 

 

Design Data

 

 

 

 

Aqeous Urea concentration % wt 40 Density 1.1625 Kg/lt

Consumption per Engine

 

 

 

No

% Load

Urea flow (kg/hr)

Urea flow ( lt/hr)

Rate 1

Rate 2

Rate 1

Rate 2

1

50%

34

61

29.25

52.47

2

75%

46

83

39.57

71.40

3

100%

58

104

49.89

89.46

 

 

 

 

 

 

Exhaust Gas data Without SINOX

 

 

Load

%

50

75

100

Exhaust Gas temp

oC

303-321

294-320

301-329

Exhaust Gas flow

Kg/hr

25,560

43,920

43,560

Uncontrolled Emission :

 

 

 

 

NOX

mg/Nm3

1,620

1,685

1620

CO

 

mg/Nm3

82

69

81

SO2

mg/Nm3

282

282

282

UHC/VOC (NMHC)

mg/Nm3

35

32

36

PM

 

mg/Nm3

125

86

68

 

 

 

 

 

 

Exhaust Gas data with SINOX system

 

 

Load

%

50

75

100

Controlled Emission :

 

 

 

 

NOX ( as NO2) Rate 1.

mg/Nm3

< 1000

< 1000

< 1000

NOX ( as NO2) Rate 2.

mg/Nm3

< 500

< 500

< 500

NH3 Slip

ppmvd

< 10

< 10

< 10

mg/Nm3

< 6.95

< 6.95

< 6.95

 

 

1.3.Data katalis SCR SINOx® sebagai berikut:

 

Tipe Katalis                    : Siemens SINOX SW 55 honeycomb, 3X3 MM

Material                         : V2O5/W03/Ti02

Volume per blok             : LxPxT= 150 x 150 x 250 = 5625000 mm3

4 blok per frame            : 0.005625 x 4 = 0.0225 M3

Dimensi per layer           : 9 x 6 x 0.0225M3 = 1.215 M3

Jumlah per Engine         : 648 buah (terbagi dalam 3 layer)

Bahan frame                  : 16M03 Molly steel (setara dg A588, A204)

 

1.4. SPESIFIKASI UREA

 

Nama                            : UREA industri (teknis)

Kemasan                       : 500 kg per bag

N Total                          : 46%

 


1.5. SPESIFIKASI KATION

 

Emisi terkendali pada 15% O2

NOx (sebagai NO2)

Pada beban >30%

Pada beban < 30% (< 1.5MWh)

 

 

‘mg/Nm3

‘mg/Nm3

 

< 1000

< 500

NH3 Slip

‘mg/Nm3

< 5 (serendah mungkin)

SINOx Pressure drop

kPa

<1

Umur katalis

Jam operasi

20,000

 

2.   SISTEM SCR SINOx® DALAM GAMBAR

 

2.1.UREA Daily Tank.

 

         

 

2.2.Pompa transfer dari Daily Tank ke engine.

 

          Pompa UREA untuk Engine Blok Barat (DG 3,4,5,6)

 

 

 

 

 

Pompa UREA untuk Engine Blok Timur (DG 7,8,9,10,11)

 

 

Ada dua buah UREA mixing tank berkapasitas 8.72 M3 dan dua buah UREA daily Tank dengan kapasitas 170 M3.

 

2.3.UREA Dosing Panel

 

 

 

2.4.UREA Nozzle

 

 

2.4.1.  UJI PERFORMA UREA SPRAYING NOZLE

 

 

2.4.2.  POIN INJEKSI UREA

 

 

2.4.3.  Katalis SINOx®

 

 

         

 

2.4.4.  Sistem soot blow SINOx®

 

 

 

Sistem soot blow memakai pulse jet, dengan 4 valve pada masing-masing layer.

Kebutuhan udara bertekanan antara 5-10 NM3/jam, pada tekanan 600 kPa.

2.5.Optimasi dosing UREA

Berdasar reaksi dasar dan asumsi ratio NO:NO2 dalam gas buang = 90 : 10, maka laju alir larutan UREA 32% (S.G=1.086) yang optimum bisa dihitung dengan rumus berikut :

 

Ucmd = (0.67/(60 x Cu x Du)) x DENOX = Ks/Cu x DENOX

Dimana:       Ucmd           = florate injeksi UREA (ml/min)

                                DENOX         = Target penurunan NOX (g/hr)

                   Cu               = Konsentrasi UREA (0.32)

                   Du               = Density UREA (gr/ml)

Dengan kata lain, bila laju alir 10 Ltr/jam UREA 32% mampu mereduksi sedikitnya 5.19 Kg NOx/jam.

Efisiensi konversi NOx bisa dihitung dengan rumus berikut :

          ηNOx % = (1-NOx-out/NOx-in ) x 100%

Kemudian Molar Ratio bisa dihitung dengan rumus berikut:

          α = (ηNOx % / 100) + (NH3 slip/NOx-in)

Data percobaan perhitungan MR di beberapa DG engine:

DG3 - 30%

 

 

 

 

NOx in

533

ppm

NOx conv eff

62.48

NOx out

200

 

Molar ratio

0.64

NH3 slip

9

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DG4 - 100%

 

 

 

 

NOx in

537

 

NOx conv eff

15.99

NOx out

451

 

Molar ratio

0.17

NH3 slip

5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DG8 - 30%

 

 

 

 

NOx in

416

 

NOx conv eff

58.29

NOx out

174

 

Molar ratio

0.59

NH3 slip

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DG10 - 100%

 

 

 

 

NOx in

747

 

NOx conv eff

32.52

NOx out

504

 

Molar ratio

0.35

NH3 slip

17

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DG11 - 100%

 

 

 

 

NOx in

846

 

NOx conv eff

43.83

NOx out

475

 

Molar ratio

0.46

NH3 slip

17

 

 

 

 

          Data stack test 2005

 


3.  DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

 

3.1.HASIL PENGUKURAN EMISI PLTD Periode 2000 – 2007

 

 

3.2.DATA HASIL PENGUKURAN EMISI PLTD PTNNT TAHUN 2007 

PT NEWMONT NUSA TENGGARA - DIESEL STACK EMISSIONS DATA BASE

 

 

LOAD 30%, 1.5 MW

June 2007

December 2007

 

 

Engine DG # 3, Stack I,

PARAMETER

T = 25°C,             P = 1 ATM

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Flow Rate, STD

m3/s

8.1

7.92

7.81

7.90

7.91

7.8

7.69

7.80

Particulate conc.

mg/STDm3

19.38

19.01

19.78

19.40

10.61

21.27

31.38

21.10

Opacity

%

15

15

15

15.0

13

15

16

15.00

SO2

mg/STDm3

27.50

33.20

32.40

31.10

32.10

27.90

35.50

31.80

NOx

mg/STDm3

308.10

315.30

319.60

314.30

388.90

383.80

397.50

390.10

NH3 slip

mg/STDm3

0.214

0.307

0.266

0.260

0.188

0.049

0.044

0.094

UREA flow DG3

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

 

 

Engine DG # 4/5/6, Stack II

PARAMETER

T = 25°C,             P = 1 ATM

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Flow Rate, STD

m3/s

15.52

15.35

15.29

15.4

10.88

10.73

10.47

10.7

Particulate conc.

mg/STDm3

14.56

15.48

15.04

15.00

27.45

23.76

20.04

23.80

Opacity

%

14.2

14.2

14.2

14.2

16.00

15.00

15.00

15.00

SO2

mg/STDm3

26.40

26.80

38.50

30.50

30.90

18.50

23.80

24.40

NOx

mg/STDm3

461.70

460.30

473.00

465.00

453.10

394.30

381.60

409.67

NH3 slip

mg/STDm3

0.473

0.448

0.419

0.450

0.053

0.173

0.121

0.120

UREA flow DG4

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

UREA flow DG5

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

UREA flow DG6

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

 

 

Engine DG # 7/8/9, Stack III

PARAMETER

T = 25°C,             P = 1 ATM

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Flow Rate, STD

m3/s

14.20

13.80

14.10

14.00

14.60

14.90

14.80

14.70

Particulate conc.

mg/STDm3

16.64

12.29

18.99

16.00

21.10

20.19

17.50

19.60

Opacity

%

14.2

13.3

15.0

14.2

15.00

15.00

14.00

15.00

SO2

mg/STDm3

42.2

40.4

29.8

37.5

32.8

38.8

29

33.6

NOx

mg/STDm3

465.40

466.20

459.00

463.60

455.50

455.80

459.80

457.03

NH3 slip

mg/STDm3

0.256

0.115

0.147

0.170

0.181

0.269

0.233

0.230

UREA flow DG7

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

UREA flow DG8

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

UREA flow DG9

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

 

 

Engine DG # 11, Stack IV

PARAMETER

T = 25°C,             P = 1 ATM

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

RUN 1

RUN 2

RUN 3

Average

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Flow Rate, STD

m3/s

9.80

9.50

9.50

9.60

11.30

10.80

11.00

11.00

Particulate conc.

mg/STDm3

16.55

20.90

20.58

19.30

9.91

31.01

17.80

19.57

Opacity

%

14.2

15.0

15.0

14.7

13.00

16.00

14.00

14.00

SO2

mg/STDm3

31.70

34.30

31.70

32.60

9.40

13.20

23.80

15.50

NOx

mg/STDm3

460.60

455.00

466.20

460.60

459.30

456.60

456.30

457.40

NH3 slip

mg/STDm3

0.108

0.131

0.182

0.140

0.152

0.203

0.084

0.150

UREA flow DG7

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

UREA flow DG8

LPH

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

10.00

3.3.OPERASIONAL PLTD PT NNT TAHUN 2007

3.4.PENGUKURAN KUALITAS UDARA  AMBIENT DI SEKITAR PLTD

DESA MALUK 

Year

SO2

 

NO2

 

NOX

 

NO

 

CO

 

NH3

PM10

 

1H max

24H max

1H max

24H max

1H max

24H max

1H max

24H max

1H max

24H max

24H max

2001

23

9.8

15.2

7.3

19.5

6.4

10.8

2.9

571.4

228.6

7.9

na 

2002

139.2

21.2

22.6

9.1

74.4

11.2

50.1

6

763.7

426.3

2.5

15.4

2003

0

0

20.9

5.9

36.1

6.2

23.5

1.8

649.4

415.4

6.4

22.6

2004

10.8

4.2

16.2

6.5

21.4

7.5

8.9

1

0

0

na

32.2

2005

11.8

7.3

17.1

7

34.9

9.7

19.3

1.9

3200

323.8

17.3

43.4

2006

3.9

2.1

31.7

8.7

36

10.9

10.2

1.7

1714.3

1342.9

0.2

43

DESA BENETE

Year

SO2

 

NO2

 

NOX

 

NO

 

CO

 

NH3

PM10

 

1H max

24H max

1H max

24H max

1H max

24H max

1H max

24H max

1H max

24H max

24H max

2001

39.1

11.1

43.7

15

70.8

34.8

39.1

16.6

400.9

129.6

24.2

na

2002

34.7

10.6

30.7

14

57.1

25.3

25.2

8.9

444.1

83.6

2.5

63

2003

24.6

10.7

22.4

7.6

36.6

10.4

14.4

3.3

741.6

459

3.8

19.4

2004

45.2

5.2

18.2

9.9

52.3

19.3

25.1

6.5

4114.3

549.4

na

63.3

2005

8.1

3

18.6

9.6

38.9

12.6

14.6

2.4

2514.3

338.1

10

62.4

2006

36.8

8.6

33.4

62.7

92.8

38.4

44.5

13.1

1371.4

414.3

0.4

117.9


AMBANG BATAS SESUAI PP-41-1999

Periode

Unit

SO2

NO2

CO

NH3

PM 10

24 jam

mg/M3

365

150

10,000

1,360

150

1 jam

 

900

400

30,000

 

--

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR Malam  memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis ...