Tuesday, April 11, 2023

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR


Malam memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis kamera nya. Keadaan yang minim cahaya ini juga dapat disiasati dengan sumber cahaya tambahan seperti lampu dan flash eksternal namun ada juga yang mengambil foto dengan cahaya seadanya namun hasilnya tetap bagus. Berikut ada beberapa tips kamera khususnya jenis dslr pada keadaan minim cahaya bagi yang baru belajar fotografi untuk pemula.

1. Gunakan RAW

Untuk foto dimalam hari dengan kualitas bagus gunakan selalu format RAW, karena format gambar seperti ini memotret dengan kualitas gambar terbaik. Dengan RAW artinya foto anda mengandung lebih banyak informasi yang dapat diolah dengan leluasa oleh piranti lunak selain itu anda white balance mudah untuk dirubah. Beberapa software yang sering digunakan antara lain Adove Camera RAW.

2. Jangan lupakan Tripod

Kondisi minim cahaya berarti anda tidak bisa menggunakan kecapatan shutter yang cepat, umumnya anda harus menggunakan teknik fotografi long exposure.  Tidak pas jika memotret menggunakan tangan saja. Hampir semua kamera tidak bisa memotret minim cahaya tanpa tripod.

Ada tips saat menggunakan tripod, pastikan tripod sudah diatur dengan benar dan berdiri dengan stabil. Banyak foto tetap buram karena posisi tripod tidak diperiksa lagi kestabilannya. Gantung tas kamera di bagian bawah tripod untuk menambah berat. Jangan pegang tripod ketika mengambil gambar degan kecepatans shuter lambat.

3. Tentukan Lokasi

Ada baiknya anda tentukan lokasi terlebih dahulu. Pilih lokasi dengan sudut terbaik, cari cahaya dan ikon arsitektur yang terapik. Apabila anda memilih memotret light trails (jejak cahaya), pilihlah jalan teramai dan cari waktu terbaiknya. Anda juga harus menenukan posisi yang terbaik dan aman serta jangan lupa lihat foto dari fotografer lain untuk inspirasi.

Beberapa saran tempat

1.     Dari Atas gedung

2.     Persimpangan jalan didekat icon lokasi.

3.     Icon bersejarah

4.     Gedung-gedung dan bangunan yang diterangi lampu

4. Gunakan Lensa Wide Angle untuk kurangi efek flare

Lensa wide angle atau lensa lebar. Lensa wide angle digunakan agar mendapatkan pemandangan, cahaya, serta warna lebih banyak pada foto. Lensa lebar  juga berarti depth of field yang lebih lebar sehingga anda mendapatkan foto yang tajam dari foreground hingga background. Apabila menggunakan lensa wide angle tips dari kami sebaiknya gunakan lens hood untuk menghindari flare.

5. Sweet Spot

Gunakan sweet spot (bukaan aperture yang menghasilkan foto paling tajam pada lensa). Pada lensa wide angle umumnya sweet spot antara f/8 dan f/16. Ambil beberapa foto pada rentang aperture tersebut untuk memastikan. Perlu diingat saat anda memilih lensa kamera yang mahal bukan berarti kualitas bagus saat menggunakan aperture paling lebar.

6. Mode Manual.

Untuk menentukan mode exposure yang diinginkan maka gunakanalah mode manual pada kamera slr. Anda dapat menentukan aperture dan kecepatan shutter seuai kehendak. Selalu awali melakukan komposisi pada objek lalu mengunci fokus. Atur aperture kecil f 1/16. Tentukan shutter hingga penanda exposure level indicator (0). Jika foto terlalu terang turunkan exposure 1 hingga 2 stop sehingga foto agak gelap.

7. Foto Gemerlap Cahaya dan Komposisi

Tips kamera dslr untuk memotret gemerlap cahaya adalah menggunakan aperture f/16. Foreground dan background tajam begitu pula cahaya akan terlihat gemerlap. Jangan lupa untuk mengkomposisikan objek anda, saran saya tetap berpacuan pada rule of third seperti saat anda ingin foto landscape.

8. Mirror Lock-Up

Gerakan sedikit saja pada kamera dslr maka sudah bisa menyebabkan  kamera bergetar termasuk  gerakan cermin ke atas dank e bawah di dalam kamera. Solusinya adalah aktifkan mirror lock-up di menu Custom Function untuk mencegah getaran akibat gerakan cermin.

9.Jangan sentuh Tombol Shutter

Ada baiknya anda memiliki remote, shutter release cable, atau menggunakan self timer. Ketika menggunakan shutter lambat, menekan tombol shutter bisa mengakibatkan foto menjadi kabur/tidak fokus.

10. Semua Tergantung User

Ada beberapa fotografer berusaha untuk tidak mengikuti arus dalam foto landscape. Ada kunci memotret pada malam hari yaitu menyertakan segerombolan orang di dalam fotomdapat membuat foto menjadi lebih hiduo. Jika objek statis atau diam maka cobalah berkreasi dengan siluet. Apapbila objek orang tersbut bergerak cobalah gunakan kecepatan shutter ¼ sampai 1/2 detik sehingga terlihat dinamis.

11. White Balance

Auto balance pada kamera dslr bisa mudah tertipu dan mengambil warna yang salah jika digunakan untuk mengambil foto dengan pencahayaan lampu jalanan. Untuk memastikan hasil terbaik dan konsisten, coba cloudy (6000K) untuk membuat warna foto sedikit hangat atau lebih jingga. Anda juga bisa memlih Tungsten (3200K) untuk membuat warna foto sedikit dingin dan terlihat kebiru-biruan.

12. ISO yang tepat

Pengaturan ISO sangat penting saat foto di malam hari di segala jenis kamera dslr. ISO sangat tergantung pada kondisi cahaya yang dihadapi. Jika ingin mengambil foto pemandangan kota dengan exposure lambat dan menggunakan tripod maka gunakan ISO100 karena anda tidak butuh kecepatan shutter cepat. ISO 100 juga memastikan noise yang sedikit sehingga cocok untuk mengambil banyak detail. Jika anda ingin mengambil foto aksi tidak mungkin anda menggunakan tripod, mau tidak mau anda harus memaksimalkan ISO (ISO 1000- 1600) untuk mematikan anda mendapatkan shuttr speed yang dibutuhkan untuk membekukan gerakan objek.

13. Jangan lupa, perhatikan pula komposisi objek yang akan difoto!
Saat memotret pada malam hari, kamu diwajibkan untuk memperhatikan komposisi dari objek yang akan dibidik. Perhatikan secara detail area mana saja yang memiliki cahaya berlebih atau cahaya kurang. Jangan ketinggalan juga, perhatikan komposisi seperti garis cahaya lampu dan sebagainya.

Saturday, April 01, 2023

Pembenihan Ikan Mas (Cyprius carpio) Lengkap dan Mudah

 Pembenihan Ikan Mas (Cyprius carpio) Lengkap dan Mudah

Infoikan.com Pernah melakukan pemijahan ikan mas di kolam terpal secara buatan? atau budidaya ikan mas untuk usaha dan bisnis sampingan? Siapa sih yang tidak kenal dengan mas, salah satu jenis ikan konsumsi maupun ikan hias yang laris di pasaran.

Hampir semua orang mengenal ikan mas. Ikan yang konon katanya berasal dari Cina ini telah ada di Indonesia sejak ratusan tahun silam dan menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Bahkan, hewan ini dipercaya oleh masyarakat tertentu sebagai hewan yang paling dekat dengan manusia. Cara pembenihan ikan mas sangat mudah, tak heran jika saat ini telah berkembang berbagai macam strain ikan mas terutama pembenihannya.

Pembenihan ikan mas tergolong mudah karena ikan yang bernama latin Cyprius carpio ini dapat memijah secara alami. Hal penting yang harus diperhatikan bagi calon breeder adalah faktor kematangan gonad induknya, baik jantan maupun betina.
Di samping itu, lingkungan pemijahan harus disesuaikan dengan kebutuhan iakn mas itu sendiri. Pada pembenihan ikan mas, dapat ditempuh dalam 5 tahap, yaitu pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan induk, penetasan dan pendederan ikan mas.

Perbedaan Induk Jantan dan Betina Ikan Mas
Cara pembenihan ikan mas. Perbedaan kelamin sebenarnya hal yang sederhana dan mendasar dari pembenihan. Namun, hal ini kerap kali disepelakan oleh para breeder. Hal pertama pembenihan ikan mas ialah membedakan antara induk jantan dan betina. Walaupun berbeda kelamin dapat dilihat dengan mudah, tetapi ikan mas tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Karena bentuk alat kelamin keduanya hampir sama. Untuk membedakannya juga tidak dapat dengan melihat warna dan bentuk tubuh, karena baik jantan maupun betina relatif hampir sama.

A. Saat bobotnya sudah mencapai 500 g/ekor biasanya induk jantan sudah mengandung sperma, tetapi induk betina belum mengandung telur.
B. Tanda lain dapat dilihat dari warna, gerakan dan ukuran tubuh.
C. Cara termudah membedakan jantan dan betina ikan mas yaitu dengan memijat alat kelaminnya. Bila keluar cairan berwarna putih susu, maka indukan jantan karena cairan tersebut adalah sperma.
D. Sementara itu, bila tidak keluar cairan warna putih susu, itu manandakan bahwa ikan tersebut berkelamin betina. Bila dipaksakan akan keluar kotoran (feses).

Pada umur yang sama, biasanya indukan betina ikan mas akan mempunyai tubuh yang lebih besar. Dengan kata lain, pertumbuhan ikan mas betina lebih cepat daripada jantan.
Salah satu penyebabnya adalah kandungan sperma yang selalu ada di dalam gonad jantan. Jadi, zat zat makanan yang masuk ke dalam tubuh ikan mas jantan lebih banyak digunakan untuk memproduksi sperma, sedangkan pada betina telur yang sudah dipijahkan baru akan ada lagi setelah 3 bulan.

Pemeliharaan Induk Pembenihan Ikan Mas
Pemeliharaan induk adalah kegiatan memelihara calon induk atau induk yang sudah dipijahkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan induk-induk ynag matang gonad atau siap untuk dipijahkan.
Pemeliharaan induk ikan mas dilakukan dalam kolam tanah dengan luas antara 50-100 m2 menyesuaiakn dengan lokasi yang Anda miliki. Tempat lain sebagai wadah pemeliharaan induk adalah kolam air deras dengan luas antara 24-40 m2.
Dalam kegiatan pemeliharaan induk, induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah. Ikan mas termasuk jenis ikan konsumsi yang mudah memijah jika jantan dan betina sudah disatukan sehingga dikhawatirkan terjadi pemijahan liar.
Pemijahan liar ini akan sangat merugikan karena tidak ada jaminan telur-telur terbuahi dengan sempurna. Selain itu, telur-telur akan terganggu oleh indukan yang tidak memijah sehingga hasilnya pasti sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Cara Cepat Membuat Induk Ikan Mas Matang Gonad
Kegiatan pemeliharaan induk bisa juga disebut pematangan gonad induk. Kegiatan ini terdiri atas persiapan kolam, peebaran induk dan pemberian pakan. Persiapan kolam dimulai dari penjemuran dasar tanah selama 4-7 hari, perbaikan pematang, pembuatan kemalir, dan pengairan kolam.
Hal utama adalah adanya aliran air selama ikan dipelihara di kolam ini. Aliran air akan membuat induk cepat matang gonad.

Waktu yang Tepat Menebar Induk Pembenihan Ikan Mas
Penebaran induk cara pembenihan ikan mas sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Pada saat itu, suhu air masih rendah sehingga tidak mengganggu organ tubuh induk dan induk tidak stress.
Penebaran pada siang hari kurang baik karena suhu air kolam lebih panas akibat sinar matahari. Keadaan ini bisa mengganggu organ tubuh dan bisa menyebabkan induk stress.
Pada segmen pemeliharaan induk, padat tebar induk tergantungdari jenis kolamnya. Jika induk dipelihara di kolam tanah, kepadatannya tidak boleh terlalu tinggi karena biasanya debit air rendah. Padat tebar cukup 1 kg/m2.
Jika pemeliharaan induk dilakukan di kolam deras (KAD), padat tebarnya dapat dilakukan lebih tinggi, yaitu 5 kg/m2. Kolam air deras memang diatur memiliki debit air yang cukup tinggi sehingga kandungan oksigennya juga cukup tinggi.
Jadi, untuk KAD seluas 300 m2 dapat ditebar induk dengan biomassa 150 kg. Jika dikalkulasi dengan jumlah, dapat ditebar induk betina sebanyak 75 ekor yang masing-masing bobotnya 2 kg atau 210 ekor induk jantan yang masing-masing bobotnya 700 kg.

Jenis Makanan Induk Ikan Mas
Induk ikan mas yang dipelihara harus diberi pakan agar gonadnya cepat matang. Yaitu 3 kali sehari pagi, siang dan sore hari. Jenis pakan berupa pakan buatan atau pelet dengan kandungan protein 25%.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara ditabur disatu tempat dengan jumlah pemberian 2-3% dari bobot induk.

Seleksi Induk Ikan Mas yang Baik dan Berkualitas
Cara pembenihan ikan mas. Seleksi adalah kegiatan mendapatkan induk yang benar-benar siap untuk dipijah. Caranya adalah dengan menangkapnya, memilih, dan memisahkan antara induk jantan dan betina yang sudah matang gonad.
Induk yang sudah didapat dipisahkan di bak penampungan sementara atau bak karantina.
Sebelum seleksi induk, air kolam harus disurutkan secara perlahan. Setelah tinggi air tinggal 20 cm atau sampai ketinggian air dimana induk bisa dilihat, segera ditangkap, lalu lubang pengeluaran ditutup.

  1. Ciri-Ciri Induk Betina Ikan Mas Matang Gonad
    Induk betina ikan mas yang sudah matang gonad ditandai dengan perutnya yang gendut atau buncit. Gendut atau buncit disini jauh melebihi proporsional tubuhnya.
    Selain gendut, perut betina ikan mas lembek atau tidak keras. Alat kelaminnya berwarna kemerahan. Mempunyai gerakan yang lambat karena terdapat telur diperutnya.
  2. Ciri-Ciri Induk Jantan Ikan Mas Matang Gonad
    Untuk melihat tanda-tanda induk jantan yang sudah matang gonad sangat mudah.
    Setelah ditangkap, induk jantan dipegang dengan tangan, lalu tubuhnya dibalikkan hingga terlihat alat kelaminnya. Setelah itu, alat kelaminnya dipijat dengan hati-hati, biasanya akan keluar cairan putih.

Cara pemenihan ikan mas - Pemberokan Indukan Ikan Mas
Pemberokan yang dimaksud adalah pemeliharaan indukan jantan dan betina dalam kolam terpisah, tanpa diberi makan selama 1-2 hari. Tujuan pemberokan untuk menghilangkan lemak disekitar kantong telur. Lemak yang menyelubungi kantong telur akan menghambat pelepasan sel telur ketika memijah. Pemberokan pada ikan betina tidak boleh terlalu lama, karena perlakukan itu dapat mengurangi kualitas telur.
Bila terlalu lama,, telur bisa diserap kembali oleh tubuhnya. Pemberokan cukup satu malam saja. Dalam satu malam, kotoran sudah keluar dan kandungan lemak sudah berkurang sehingga kematangan induk lebih menyakinkan lagi.
Pemberokan bertujuan untuk menghilangkan kotoran dalam perut sehingga induk tidak diberi pakan selama masa pemberokan atau puasakan dulu selama 1 hari satu malam.
Selain tidak diberi pakan atau dipuasakan, air di tempat pemberokan harus bersih. Wadah untuk melakukan pemberokan ini cukup bak berukuran 3 m x 2 m x 1 m. Jenis bak yang disarankan adalah bak atau kolam beton. Yang mana kuat, tidak mudah terkikis.

Persiapan Kolam Pemijahan Pembenihan Ikan Mas
Pemijahan pembenihan ikan mas merupakan kegiatan utama dari segmen pembenihan. Dengan menyatukan induk jantan dan betina, diharapkan akan terjadi perkawinan dan dihasilkan telur yang nantinya akan menjadi benih sipa jual.
Pemijahan berawal akan adanya rangsangan induk jantan mendekati induk betina ikan mas. Selanjutnya, betina akan terangsang untuk memijah. Dari induk betina akan keluar telur dan dalam waktu yang hampir bersamaan induk jantan akan megeluarkan sperma.

Dalam pemijahan ikan mas ada 3 hal utama kunci kesuksesan:
Pertama, induk betina harus benar-benar matang gonad, sehingga kedua induk akan benar-benar terangsang untuk memijah. Selain itu, kualitas telur harus berkualitas baik sehingga dapat dibuahi dengan sempurna.
Kedua, induk jantan tidak hanya matang kelamin, tetapi juga matang gonad. Artinya, sperma siap membuahi telur-telur dengan sempurna. Jadi, ketika induk jantan dan betina disatukan, dalam waktu singkat jantan akan terangsang untuk mengawini induk betina.
Ketiga, tempat pemijahan juga harus dapat memberikan rangsangan kepada kedua induk untuk memijah. Oleh karena itu, harus disediakan sedemikian rupa seperti situasi alam aslinya.
• Persiapan Pemijahan
• Persiapan kolam
• Persiapan hapa dan kakaban
• Hapa yang digunakan untuk pemijahan ikan mas biasanya berupa bahan dari kain terilin berwarna putih. Mata jaring hapa harus lebih kecil dari diameter telur agar tidak lolos.

Kakaban merupakan alat penempel telur yang biasanya terbuat dari ijuk yang sudah disisir atau dibersihkan.

Pengisian Air
Pada tahap pemijahan, pengisian air biasanya dilakukan pada pagi hari.

Pemasangan kakaban
Pemasangan kakaban dilakukan setelah pemasangan hapa dan pengisian air.

Cara pembenihan ikan mas - Penebaran Induk
Setelah kakaban dipasang, selanjutnya adalah menebar induk. Induk jantan dan betina ikan mas ditebar secara bersamaan. Penebaran dilakukan pada siang hari jam 2. Untuk hapa dengan panjang 4 m, lebar 3 m, dan tinggi 1 m dapat ditebar induk sebanyak 4 ekor. Yang terdiri atas 3 ekor betina dan 1 indukan jantan. Dalam pemijahan ikan mas, para bredeer andal biasanya menggunakan induk betina berbobot 3 kg dan induk jantan 750 kg.

Proses Pemijahan Ikan Mas
Proses pemijahan ikan mas diawali dengan proses adaptasi induk setelah penebaran. Jadi, induk-induk tersebut tidak langsung memijah. Secara alami ikan mas akan memilih waktu tersendiri dalam pemijahan. Setelah 5-6 jam sekitar pukul 20.00 biasanya jantan akan mulai mendekati betina. Menjelang tengah malam, betina mulai bereaksi membiarkan indukan jantan mendekatinya hingga akhirnya terjadi perkawinan.

Pembalikan Kakaban Pembenihan Pemijahan Ikan Mas
Cara pembenihan ikan mas. Proses pemijahan ikan mas akan terus berlangsung tanpa bisa dicegah hingga pada salah satu permukaan kakaban, terutama bagian bawah penuh dengan telur, sedangkan bagian lain kosong. Agar semua permukaan kakaban terisi penuh telur ikan mas, kakaban harus dibalik.

Penangkapan Induk Ikan Mas Setelah Pemijahan
Selesai memijah, induk-induk ikan mas harus segera ditangkap. Bila tidak, telur-telur yang sudah ada dapat terganggu, bahkan dapat dimakan kembali oleh induk.

Penetasan Telur Pembenihan Ikan Mas
Setelah induk memijah, telur akan menempel pada kakaban. Selanjutnya adalah menanti telur menetas dan menjadi larva. Pada ikan mas, biasanya telur akan menetas selama 2-3 hari, tergantung kondisi suhu air.

Pendederan Budidaya Pembenihan Ikan Mas
Pendederan adalah kegiatan memelihara larva yang berasal dari kolam penetasan hingga mencapai benih yang siap dijual.

Proses pendederan ikan mas dilakukan dalam 3 tahap.
Pendederan pertama larva ikan mas 14 hari
Pendederan kedua larva ikan mas 30 hari dan
Pendederan larva ikan mas 30 hari.

Disetiap tahapnya, kegiatan pendederan terdiri atas persiapan kolam, penebaran larva/benih, pemberian pakan ikan mas yang baik, dan cara panen ikan mas.

1) Persiapan Kolam
2) Penebaran benih atau larva
3) Pemberian pakan
4) Pengontrolan
5) Pemanenan Budidaya Ikan Mas

Demikian sobat sedikit penjelasan tetang cara pembenihan ikan mas lengkap dan mudah ini, semoga bermanfaat dan dapat menambahkan wawasan serta pengetahuan untuk kita semua pada jenjang perawatan semua jenis ikan konsumsi air tawar berikutnya. Selamat mencoba

Mengelola Ammonia/Ammonium di Kolam Ikan

 Mengelola Ammonia/Ammonium di Kolam Ikan

Oleh : Pakdhe Sudik
Dari berbagai sumber

Ammonia akan mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan ikan, termasuk luka pada insangnya. Saat ammonia menyerang insang, ikan juga akan menyerapnya ke dalam tubuh. Hal inilah yang akan menimbulkan kerusakan dari dalam tubuh ikan. Kemudian ikan akan menimbulkan beberapa gejala keracunan. Jika dibiarkan akan menumpuk di sistem produksi ikan. Ketika ammonia terakumulasi ke tingkat beracun, ikan tidak dapat mengekstrak energi dari pakan secara efisien. Jika konsentrasi ammonia pada level cukup tinggi, ikan akan menjadi lesu dan akhirnya jatuh ke dasar kolam kemudian mati.
Dalam kolam ikan yang dikelola dengan baik, ammonia jarang terakumulasi dengan konsentrasi yang mematikan. Namun, amonia dapat memiliki apa yang disebut "sub-letal" efek, seperti berkurangnya pertumbuhan, konversi pakan yang buruk, dan penurunan resistansi penyakit - pada konsentrasi yang lebih rendah dari konsentrasi mematikan.

Pengaruh pH dan suhu pada toksisitas ammonia

Jaga pH air kolam 7-8

Ammonia dalam air adalah termasuk juga ammonia tak terionisasi (NH3), atau ion ammonium (NH4 +). Teknik ini digunakan untuk mengukur ammonia yang memberikan nilai yang merupakan jumlah dari kedua bentuk ini. Nilai ini disebut sebagai "total amonia" atau hanya "Ammonia." (Dalam publikasi ini, "Ammonia" mengacu pada jumlah kedua bentuk; bentuk tertentu akan disebut sebagai penyesuaian.) Proporsi relatif dari dua bentuk yang ada dalam air terutama dipengaruhi oleh pH. Ammonia yang belum terionisasi adalah bentuk beracun dan mendominasi ketika pH tinggi.
Ion ammonium relatif tidak beracun dan mendominasi ketika pH rendah. Secara umum, kurang dari 10% dari ammonia adalah dalam bentuk beracun bila pH kurang dari 8,0. Namun, proporsi ini meningkat secara dramatis dengan meningkatnya pH. Pengukuran konsentrasi ammonia (dan dari banyak variabel kualitas air lainnya) memberikan sekilas kondisi pada saat air sampel di ambil.

Sumber ammonia
Sumber utama ammonia di kolam adalah ekskresi ikan. Penyerapan pakan oleh ikan hanya 20-30% dari makanan yang terserap ke dalam tubuh, sisanya terbuang ke air kolam. Menurut Primavera (1994) bahwa ± 15% pakan yang diberikan tidak dikonsumsi, sedangkan 20% dari 85% pakan yang dikonsumsi akan terbuang melalui kotoran. Sisa pakan dan kotoran dari ikan mempunyai protein yang tinggi karena termasuk bahan organik yang nantinya akan diuraikan menjadi polipeptida, asam-asam amino, dan akan menjadi produk akhir yaitu ammonia. Sehingga pemberian pakan yang berlebihan pada ikan bukan memberikan efek yg positif, melainkan efek yang negatif karena akan menjadi dampak buruk bagi ikan. Dengan demikian, protein dalam pakan merupakan sumber utama ammonia di kolam, dimana ikan diberi makan.


Sumber ammonia yang lain di kolam ikan adalah difusi (pelarutan) dari sedimen. Jumlah besar bahan organik yang diproduksi oleh alga atau ditambahkan ke kolam dari pakan. Padatan tinja diekskresikan oleh ikan dan alga mati kemudian mengendap di dasar kolam, di mana mereka membusuk. Dekomposisi bahan organik ini menghasilkan ammonia, yang berdifusi dari sedimen ke kolom air.

Bentuk ammonia dalam air kolam
Ammonia yang terlarut dalam air kolam ikan ada dua bentuk, yaitu :
1) Tidak terionisasi (NH3) mempunyai sifat yang sangat beracun dan kadarnya menjadi meningkat bersama dengan meningkatnya kadar pH sehingga akan bersifat toksik pada ikan. Hal yang dapat mempengaruhi tingkat racun pada ammonia terhadap ikan biasanya dari pH dan suhu air kolam. Apabila pH atau suhu air semakin tinggi, dapat mengakibatkan daya racun ammonia semakin tinggi juga.
2)Terionisasi atau ion ammonium ( Kurang beracun, NH4+ ), bentuk ini mendominasi ketika pH rendah.
Apabila ammonia di biarkan menumpuk maka akan menjadi racun bagi ikan. Sedangkan tanda ikan yang mengalami keracunan ammonia biasanya terlihat lemas dan stress, saat bernafas lebih meningkat, sering meloncat ke udara, akan mudah terinfeksi oleh bakteri dan parasit yang di tandai keluarnya lendir yang berlebihan, kadang berkumpul di saluran air yang masuk, ikan akan lebih banyak berbaring pada bagian bawah kolam yang menunjukkan bahwa ikan merasa tidak nyaman dan akan mengisolali dirinya, dan dapat menyebabkan gagal panen yang akan anda alami.

Siklus Ammonia dalam kolam

Cara untuk menurunkan kadar ammonia pada kolam, yaitu :
1) Berhenti memberi makan atau mengurangi memberi makan
2) Meningkatkan aerasi
3) Menambah pupuk dengan fosfor
4) Menguras kolam ikan dengan jadwal yang rutin
5) Kolam ikan dialiri dengan air yang mengalir
6) Meningkatkan kedalaman kolam
7) Menggunakan filter kolam
8) Apabila ikan berjumlah banyak dalam 1 tempat, maka sebaiknya pindahkan ikan sebagian ke tempat yang lain
9) Membersihkan lumpur yang ada di dasar kolam yaitu dengan membuangnya secara rutin
10) Menjaga kadar pH antara 6.5 hingga 7.5
11) Menaburkan kapur agar bahan organik cepat larut
12) Tambahkan bakteri probiotik Biovisi Nitro. Nitro ini mengandung beberapa macam bakteri yang mampu menguraikan bahan organik dalam air kolam, termasuk ammonia, H2S, methane dll.
13) Menambahkan sumber karbon organik
14) Yang terpenting selalu mengecek kandungan ammonia di dalam air kurang lebih 1 bulan sekali



Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin

 Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin

Oleh:
JACQUES SLEMBROUCK
OMAN KOMARUDIN
MASKUR
MARC LEGENDRE

Merupakan hasil riset selama 6 tahun yang telah dilakukan oleh peneliti
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Badan Riset Kelautan dan
Perikanan yang bekerjasama dengan peneliti IRD (Institut de recherche
pour le développement), eks ORSTOM Perancis yang merupakan counterpart
dalam “Catfish Asia Project” yang dimulai tahun 1996.

Karena Pangasius djambal merupakan calon yang baru untuk akuakultur, masih sulit untuk mendapatkan induk ikan dari pembudidaya. Dewasa ini dua pilihan berikut bisa dipertimbangkan untuk memperoleh calon induk P. djambal:

  • Menangkap ikan dari alam;
  • Mengangkut ikan dari tempat-tempat penangkaran seperti BBAT Jambi atau LRPTBPAT eks Balitkanwar. Kedua tempat penangkaran milik pemerintah ini telah mengembangbiakkan calon-calon induk ikan yang bisa disediakan bagi pembudidaya yang berkeinginan memulai pembenihan P. djambal.
    Pada kedua pilihan tersebut di atas, memperoleh induk ikan memerlukan persiapan agar bisa mengangkut dalam kondisi yang baik. Rekomendasi untuk memperoleh ikan dari alam dan beberapa teknik pengangkutan yang cukup berhasil bagi contoh ikan P. djambal dengan ukuran berbeda dikemukakan dalam bab ini.

Pengangkutan Pangasius djambal

Untuk setiap jenis pengangkutan ikan, langkah-langkah keamanan utama berikut patut dipertimbangkan:

Induk ikan
• Ikan haruslah berada dalam keadaan sehat sebelum pengangkutan, ikan yang terluka bisa mati selama dalam perjalanan dan akan mengakibatkan pencemaran air serta kematian ikan lainnya;
• Ikan harus dipuasakan selama 24 sampai 48 jam sebelum pengangkutan untuk mencegah kotoran yang bisa mencemari air dan mengakibatkan kematian;
• Wadah pengangkut harus diisi dengan air bersih;
• Air yang digunakan untuk pengangkutan harus memiliki suhu yang sama dengan suhu air tempat pembesaran pertama;
• Variasi suhu yang besar harus dihindari;
• Selama pengangkutan, air harus diberi oksigen.
• Duri keras sirip punggung dan sirip dada P. djambal dengan bobot 200 g atau lebih dengan mudah bisa merobek kantong plastik yang digunakan untuk pengangkutan, dan resiko tersebut semakin meningkat jika ukuran ikan semakin besar. Untuk menghindari masalah ini, salah satu dari prosedur berikut patut untuk dipertimbangkan:
o Masukkan lembaran plastik transparan yang tebal antara kedua kantong plastik untuk mencegah lapisan luar dirusak oleh duri yang tajam. Jenis lembaran plastik tebal yang umumnya digunakan di Indonesia untuk taplak meja sangat cocok untuk tujuan ini;
o Masukkan duri yang tajam tersebut ke dalam selang karet

Kemasan dalam kotak styrofoam berisi oksigen.
Pengangkutan dalam tangki plastik atau fiber dengan pasokan oksigen

Benih ikan
Metode lain dilakukan dengan menggunakan air dingin sebagai penenang diterapkan untuk mengirim ikan P. djambal ukuran kecil (rata-rata bobot 100 g) dari kolam ke jaring apung di danau.
Ikan ditangkap dengan jaring (ukuran mata jaring 5 mm) dari kolam dan dipindahkan ke dalam bak beton (ukuran 2 x 4 m, sekitar 1200 liter air) dan dipuasakan selama 2 hari.
Untuk menenangkan ikan selama pengangkutan, suhu air dalam tangki diturunkan dari 29°C ke 20°C dengan menggunakan es balok. Sebelum dimasukkan ke wadah pengemasan, ikan dibius terlebih dahulu dalam tangki air dingin (kedalaman air 15 cm) sampai ikan-ikan tersebut berada dalam keadaan tidak sadar.

Ada dua macam obat bius yang digunakan pada P. djambal:

  • MS222® (tricaine methane sulfonate) dosis 50 – 100 ppm;
  • 2-phenoxyethanol dosis 300 – 400 ppm.
    Dosis sebelumnya diberikan kepada ikan dengan bobot tubuh di atas 2 kg.
    2-phenoxyethanol juga digunakan sebagai rendaman anti-bakteri dan antijamur.
    Obat bius harus secara hati-hati dicampur dengan air dalam tangki sebelum memasukkan ikan ke dalam rendaman obat tersebut. Karena efek obat bius tergantung pada spesies, ukuran dan suhu, dosis tersebut diatas bisa berkelebihan. Perilaku ikan dalam rendaman obat bius tersebut harus secara terus menerus diamati agar ikan-ikan tersebut bisa dikeluarkan pada waktu yang tepat.

Kolam
Kolam-kolam yang dipergunakan dibangun dari beton, tanah, terpal atau keramba jaring apung (permukaan: 6 m2, kedalaman: 1,5 m) dibangun dari kayu sesuai dengan kebiasaan masing-masing, kerangka ini dipasang terapung di danau atau sungai yang mengalir untuk memaksimalkan penggantian air antara sungai dan bagian dalam keramba. Kolam dengan kedalaman 1 m. Pasokan air tergantung pada musim dan kekurangan air kadangkala terjadi selama 1 atau 2 bulan pada musim kemarau. Kisaran padat tebar ikan ideal dan parameter lingkungan selama pemeliharaan induk ikan P. djambal dalam kolam bisa dilihat di tabel berikut.

Mutu dan jumlah pakan
Pemberian pakan yang tepat diperlukan untuk menjaga agar induk ikan tetap dalam keadaan sehat. Sudah diketahui bahwa keterbatasan atau kekurangan dalam nutrisi dasar bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan gonad.
P. djambal berpotensi memiliki lapisan lemak tinggi yang bisa bersifat tidak menguntungkan bagi perkembangan gonad sebagaimana sudah diamati pada kelompok ikan patin di Vietnam (Cacot, 1999). Disarankan untuk membesarkan ikan-ikan tersebut menggunakan pakan kaya protein dengan takaran pemberian pakan yang memadai.
Induk P. djambal bisa diberi pakan sebagai berikut:

  • pelet dengan kadar protein 35%;
  • Takaran pemberian pakan harian untuk P. djambal sesuai dengan bobot tubuh rata-rata.

Di lokasi-lokasi tertentu atau karena berbagai alasan (biaya, pemasok, dll.), tidak selalu bisa memperoleh dan mendistribusikan pakan atau pengaturan pakan dengan protein tinggi. Karena itu, untuk mempertahankan kadar protein yang sepadan, disarankan untuk mengevaluasi kembali ransum dengan rincian seperti di bawah ini.
Perhitungan
1) Kandungan protein pakan 1 : Kandungan protein pakan 2 = rasio protein 35% : 25% = 1,4
2) Rasio protein x Ransum harian dengan pakan 1 = ransum harian yang baru 1,4 x 0,8% = 1,12%
Takaran ransum pakan yang baru adalah 1,12% dari total biomassa dengan pakan 2.

Takaran ransum pakan harian untuk 2 jenis pakan berbeda yang diberikan untuk mempertahankan alokasi protein kasar harian.

Praktek pemberian pakan
Meskipun penting untuk memperhatikan aspek nutrisi, berbagai factor seperti karakteristik fisik dari pakan, cara pemberian dan frekuensi distribusi, serta evaluasi berkala dari kuantitas yang diberikan juga mempengaruhi kondisi induk ikan.

  • Karakteristik pakan: karena P. djambal dalam lingkungan budidaya mencari makanan di dasar atau di bagian yang gelap dari badan air, disarankan untuk menggunakan pakan dalam bentuk butiran yang bisa tenggelam daripada yang mengapung. Pakan jenis pertama haruslah bersifat cukup tahan air untuk memungkinkan ikan menelannya sebelum pakan tersebut larut dengan air.
  • Frekuensi: 2 kali sehari dan 6 hari seminggu, disarankan untuk tidak memberi pakan selama 1 hari dalam seminggu.
  • Cara pemberian: pakan harus disebarkan secara perlahan dengan tujuan agar ikan terbiasa dengan pakan buatan dan ikan bias memakannya. Pada waktu yang sama, pembudidaya bisa mengamati prilaku ikan.
  • Evaluasi jumlah pakan: karena pertumbuhan P. djambal sangat cepat, disarankan untuk mengambil sampel dan menimbang ikan setiap bulannya dengan tujuan mengevaluasi kembali takaran pemberian pakan serta untuk memperoleh pertumbuhan optimal dan kematangan seksual.
  • Membersihkan kolam dari ikan pesaing: ikan yang tidak diinginkan yang terdapat dalam tempat pembesaran atau budidaya bisa memakan sebagian besar pakan yang diberikan dan menghalangi induk ikan memperoleh ransum pakannya secara penuh. Untuk mencegah masalah ini, semua ikan pesaing harus dibersihkan dari kolam secara berkala.

PENANGANAN DAN METODE MENGURANGI STRES
Penting untuk dicatat bahwa stres yang berasal dari penangkapan dan penanganan bisa mempengaruhi kematangan gonad dan pertumbuhan. Diketahui bahwa stres bisa mengurangi penyerapan pakan, memperlemah ikan serta akhirnya mempengaruhi keberhasilan pemijahan. Menangkap ikan secara kasar pada bagian ekornya bisa membuat stres dan rasa tidak aman.
Ikan berusaha untuk melepaskan diri dan bisa terluka jika terjatuh ke lantai. Terlebih lagi cara penangkapan ini sering terlihat di pembudidaya ikan, berakibat keluarnya lendir pelindung yang terdapat di sekitar pangkal ekor.

Saran
Agar bisa menopang bobot ikan dan memegangnya secara aman, peganglah kepala dan bagian pangkal ekornya secara bersamaan dengan hati-hati, kemudian letakkan ikan secara perlahan dalam handuk basah, tutup matanya dan bawalah “seperti layaknya seorang bayi”. Kantong plastik atau yang berbahan basah banyak digunakan untuk menangani induk ikan. Kegiatan ini harus di reka ulang untuk setiap ikan.

Tindakan pencegahan umum

  • Ikan harus ditangani setelah masa berpuasa yang pendek (24 jam).
  • Ikan harus ditangani dengan hati-hati.
  • Ikan harus dibungkus dengan handuk basah sebelum penanganan.
  • Jangan sekali-kali melemparkan ikan ke dalam tempat pemeliharaan; masukkan kembali ikan ke tempat pemeliharaan secara lembut.
  • Setelah pemberian obat bius, berikan ikan cukup waktu untuk memulihkan kesadarannya sebelum dilepaskan.

Manajemen Induk
PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN
P. djambal jantan dan betina tidak memperlihatkan karakteristik eksternal yang memudahkan perbedaaan jenis kelamin dan tingkat kematangan seksualnya. Bahkan ketika ikan betina menunjukkan perut yang besar dan lembut, hal itu seringkali menunjukkan adanya lemak yang menutupi isi rongga perut (perivisceral).
Pada spesies ini, induk jantan bisa diidentifikasi apabila tingkat kematangan secara seksual yakni dengan pengeluaran cairan sperma jika dilakukan penekanan pada bagian perut dan untuk yang betina apabila oosit (follicle) bisa diambil sampelnya melalui kanulasi (intra-ovarian biopsy).
Meskipun oosit mampu berkembang secara sempurna kematangan gonad pada lingkungan budidaya, P. djambal tidak bereproduksi secara spontan dalam kolam pemeliharaan. Suatu penanganan secara hormonal diperlukan untuk mendorong pematangan oosit dan ovulasi.

Penilaian kematangan ikan jantan.

Jantan
Penilaian kematangan seksual ikan jantan jauh lebih mudah daripada ikan betina dan tahap kematangannya ditentukan sesuai dengan skala berikut:
1) Tidak adanya sperma.
2) Terdapatnya sedikit sperma setelah dilakukan penekanan atau pengurutan.
3) Pengeluaran sperma yang bisa dilihat melalui penekanan dengan tangan.
4) Pengeluaran cairan sperma yang banyak hanya dengan sedikit penekanan tangan.

Betina
Setelah kanulasi dan pemberian cairan Serra (30% formalin, 60% etanol dan 10% asam cuka), oosit P. djambal tidak pernah menunjukkan migrasi inti sel telur (germinal vesicle) sebelum ikan betina menerima pemberian hormon yang tepat. Berbeda dengan beberapa spesies ikan lainnya, posisi inti dalam oosit bukan merupakan kriteria kematangan pada P. djambal.
Nilai tengah diameter serta penyebaran kesamaan diameter oosit tetap merupakan kriteria terbaik untuk menentukan kesiapan P. djambal betina.

Kinerja pertumbuhan
Pada P. djambal, pertumbuhan ikan jantan dan betina dapat dibandingkan karena semuanya secara individu diberi tanda pengenal PIT. Pada spesies ini, ikan betina menunjukkan pertumbuhan jauh lebih cepat daripada ikan jantan di atas 3 kg bobot tubuh rata-rata.
Pada ikan jantan,lebih rendahnya pertumbuhan berkaitan dengan periode di mana sebagian besar mencapai kematangan seksual secara sempurna.

Umur pada kematangan seksual pertama
Umur P. djambal pada kematangan seksual pertama diperkirakan atas dasar kelompok ikan yang dibesarkan dalam kolam. Pengamatan yang dilakukan baik pada ikan yang awalnya ditangkap dari alam atau ikan hasil pemijahan mengarah pada kesimpulan yang sama. Kematangan seksual terjadi terlebih dahulu pada ikan jantan daripada betina.
Ikan jantan pertama yang matang secara seksual tercatat pada umur 11 – 12 bulan dan lebih dari 80% ikan jantan sudah mengeluarkan sperma pada umur dua tahun. Pada waktu ini, ikan jantan dari hasil pemijahan memiliki bobot tubuh 2 – 3 kg di dalam kondisi atau lingkungan tempat pemeliharaan.
Ikan betina pertama yang matang secara seksual (tahap 4) tercatat pada umur tiga tahun. Namun demikian pada umur 4 tahun semua induk P. djambal dapat dianggap sebagai matang sepenuhnya. Pada umur 3 tahun, ikan betina dari hasil pemijahan telah mencapai bobot tubuh 4 – 5 kg. Jika larva P. djambal bisa diproduksi sepanjang tahun, periode yang paling menguntungkan untuk produksi benih ikan berlangsung selama 7 bulan dengan suatu kenaikan antara Nopember dan Januari.

Biologi larva
Teknik pembesaran larva ikan yang dibudidayakan bersifat spesifik dan harus disesuaikan dengan perilaku khusus serta kebutuhan biologis ikan selama perkembangannya.
Karakteristik biologis larva dan benih ikan P. djambal, mulai dari penetasan sampai umur 15 hari, disajikan dalam tabel di bawah.

* dalam air tergenang
** pada sistim air resirkulasi

PEMILIHAN PAKAN UNTUK PEMBESARAN LARVA

Penyerapan pakan pertama pada larva P. djambal yang diberi berbagai pakan berbeda.

Perbandingan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva yang diberi pakan Artemia sp., Moina ssp., Daphnia sp., tubifex (cacing) dan pakan buatan dengan 40% protein dilakukan sampai 11 hari setelah menetas.
Meskipun tidak ditemukan perbedaan dalam tingkat kelangsungan hidup antara larva yang diberi berbagai jenis pakan, larva yang diberi pakan nauplii Artemia menunjukkan pertumbuhan 3 – 4 kali lebih cepat.
Perbedaan pertumbuhan antara larva yang diberi berbagai jenis pakan dapat dijelaskan karena tingkat pencernaan dari nauplii Artemia lebih cepat dan lebih besar sejak pemberian pakan pertama (3 kali) sampai hari ke-8 setelah menetas (20 kali) dibandingkan dengan jenis-jenis pakan lainnya.
Dari berbagai spesies ikan yang berbeda terlihat bahwa frekuensi optimal pembagian pakan selama pembesaran larva tergantung pada umur. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya terhadap larva P. djambal telah menunjukkan bahwa jangka waktu antara pemberian pakan dan pengosongan perut secara total adalah sekitar 4 – 5 jam sampai 5 hari dan meningkat sampai 7 jam setelah 8 hari.
Larva disapih setelah 4 hari saja daripada menunggu waktu satu minggu atau lebih. Akibatnya, pemberian pakan pengganti Artemia dengan pakan buatan mulai hari ke-5 memungkinkan penurunan secara signifikan dalam biaya operasional pembesaran larva.

MUTU AIR
Meski limit yang mematikan dari parameter yang lain belum diketahui, dengan mematuhi kisaran yang diberikan dalam Tabel VI.3 bisa memberikan hasil-hasil yang baik dalam hal pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup dan kesehatan larva.

Parameter lingkungan untuk pembesaran larva patin

Selama pembesaran larva, perhatian khusus harus diberikan pada konsentrasi oksigen terlarut karena kebutuhan larva cukup tinggi . Membesarkan larva-larva pada konsentrasi oksigen kurang dari 3 mg.L-1 mengandung resiko. Di samping itu, dari hari kedua setelah penetasan telur, larva P. djambal suka berenang melawan arus yang membuat mereka selalu berada pada bagian yang paling banyak mengandung oksigen.
Perilaku khas ini bisa dipakai sebagai kriteria untuk menilai tingkat oksigen yang tersedia dalam tempat pembesaran. Apabila konsentrasi oksigen cukup tinggi, larva menyebar secara merata dalam tangki. Sebaliknya, apabila konsentrasi oksigen sangat rendah, larva berkonsentrasi di bagian yang terdapat arus aerasi atau jalan pemasukan air.
Dalam hal suhu, kinerja larva yang bagus diperoleh dalam rentang yang diuji (Lihat tabel). Namun demikian larva yang dibesarkan pada suhu kurang dari 28°C sangat rentan terinfeksi parasit, seperti Ichtyophtirius multifiliis atau penyakit bintik putih (white spot desease). Dalam hal ini, disarankan untuk meningkatkan suhu sampai 28 – 30°C atau melakukan beberapa tindakan pencegahan guna menghindari infeksi.

Tahapan perkembangan awal

Pemeliharaan larva
Di Indonesia, larva ikan biasanya dibesarkan dalam tangki-tangki atau akuarium dengan menggunakan air yang tergenang maupun resirkulasi atau yang mengalir.
Karena alasan ekonomi, pembudidaya skala menengah dan kecil biasanya menggunakan akuarium untuk membesarkan larva.
Sistem resirkulasi, yang identik dengan teknologi mutakhir, sangat memerlukan investasi lebih besar daripada sistem pembesaran dengan air tergenang. Akan tetapi, dalam beberapa hal, menggunakan sistem resirkulasi bisa menjadi kebutuhan bagi para pembudidaya. Ini bisa jadi disebabkan kekurangan air untuk jangka lama atau karena mutu air yang kurang.

TEMPAT PEMBESARAN
Penting untuk dicatat bahwa volume pembesaran yang dibutuhkan untuk produksi benih ikan baik dengan sistem air tergenang ataupun air mengalir secara langsung berkaitan dengan kepadatan ikan dan cara pemberian pakan. Apapun teknologi yang digunakan, struktur atau tempat pembesaran dirancang untuk kapadatan larva yang maksimal. Melebihi jumlah ini atau bobot tubuh ikan akan mengakibatkan penurunan mutu air serta kegagalan pembesaran.

Sistem resirkulasi air
Sistem resirkulasi air merupakan kegiatan pembesaran larva dalam air yang mengalir, menyerupai sistem air terbuka. Berkat filter mekanik dan biologis, air resirkulasi secara terus menerus akan terhindar dari kekeruhan dan zat racun yang larut (terutama amoniak) yang berasal dari sisa pakan, urine dan kotoran ikan. Karena jumlah sisa pakan dan zat racun tergantung langsung dari jumlah larva yang dibesarkan, volume filter harus ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya padat tebar larva.

Sistem air tergenang
Membesarkan larva dalam air tergenang berarti bahwa tidak terdapat aliran air yang permanen dan air secara teratur diganti dengan menyifon.
Mempertahankan tingkat oksigen larut dalam air dilakukan dengan aerasi yang dipasang pada tempat pembesaran. Pekerjaan rutin harus dilakukan dengan cermat. Sisa pakan dan kotoran larva harus dibersihkan secara manual setiap hari. Lagipula, untuk
mengurangi zat racun yang larut, antara 50% dan 75% air dari tempat pembesaran harus diganti setiap hari dengan cara menyifon. Teknik ini membutuhkan manajemen air yang baik selama periode pembesaran larva.
Sebelum pemeliharaan larva, semua wadah atau sarana harus disiapkan guna menghindari penyakit, stres dan matinya larva yang baru menetas dari tempat pembesaran. Apapun teknologi yang digunakan, semua sarana pembesaran harus dibersihkan dan disucihamakan sebelum memulai lagi siklus pembesaran yang baru.

KEPADATAN DALAM WADAH PEMBESARAN
Kepadatan adalah jumlah larva yang dibesarkan per liter air. Kepadatan yang tidak diketahui atau terlalu tinggi bisa membahayakan mutu air, pertumbuhan yang lambat, tingkat kelangsungan hidup yang rendah serta tingkat heterogenitas yang tinggi dari ikan yang hidup. Sebagaimana sudah dicatat sebelumnya, setiap wadah pembesaran dirancang untuk kepadatan maksimal pemeliharaan ikan. Apapun teknologi yang digunakan, nilai maksimal ini tidak boleh dilampaui.
Menerapkan kepadatan yang rendah dalam kegiatan pembudidayaan dan tidak pada kapasitas yang semestinya bisa mengakibatkan penurunan produksi.
Jumlah awal larva yang dipindahkan ke dalam tempat pembesaran harus diketahui dengan menghitungnya, atau setidaknya diperkirakan secara akurat, guna pengaturan yang tepat dalam pemberian pakan dan pemeliharaan mutu air dalam setiap tangki.
Untuk mengoptimalkan produksi larva, kepadatan yang direkomendasikan untuk P. djambal selama pembesaran larva adalah sebagai berikut:
1) Pada air tergenang: 15 larva per liter sampai umur 8 jam, kemudian 5 larva per liter mulai dari umur 8 sampai 18 hari;
2) Pada sistem dengan air resirkulasi: 30 larva per liter sampai umur 15 hari.

PERTUMBUHAN LARVA

Pertumbuhan larva patin pada sistim air mengalir dan air tergenang

PROSEDUR PEMBERIAN PAKAN
Pada resirkulasi air

Perhitungan jumlah Nauplii Artemia untuk satu kali makan.

Pada sistem air resirkulasi atau mengalir, disarankan untuk menutup aliran air selama 30 menit setiap waktu pemberian pakan guna mempertahankan mangsa yang hidup dalam tangki-tangki.
Jumlah Artemia nauplii per pemberian yang disajikan dalam table, dievaluasi untuk keperluan jadwal pemberian pakan 7 kali per hari. Frekuensi pemberian pakan yang direkomendasikan adalah memberi pakan larva setiap 3 jam mulai dari jam 6.00 sampai jam 00:00.
Pada air tergenang
Antara umur 2 dan 8 hari, larva diberi pakan 5 kali sehari, setiap 4 jam antara jam 7:00 dan 23:00 dengan jangka waktu puasa antara jam 23:00 dan jam 7:00.

Waktu penyapihan
Pada kebanyakan spesies ikan, waktu penyapihan merupakan periode yang sangat kritis karena perkembangan anatomis dan fungsi usus belum sepenuhnya tercapai. Pada P. djambal, mengganti nauplii Artemia dengan pakan buatan yang baru tidak menimbulkan masalah. Namun demikian, disarankan untuk membiasakan larva dengan pakan yang baru terlebih dahulu sebelum menghentikan pemberian nauplii Artemia.
Pada resirkulasi air
Mulai dari hari ke-4 pemberian pakan, apabila menggunakan teknik air resirkulasi atau mengalir, disarankan memberikan pakan buatan dalam jumlah kecil setengah jam sebelum memberi pakan larva dengan nauplii Artemia. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, substitusi total nauplii Artemia dengan pakan buatan dari hari ke-5 pemberian pakan secara signifikan menurunkan biaya operasional pemeliharaan larva.
Pada air tergenang
Dewasa ini, pakan buatan tidak umum digunakan untuk memberi pakan larva dalam air tergenang guna menghindari pencemaran. Karena itu, nauplii Artemia diganti dengan cacing tubifex (Tubifex sp.). pada hari ke-8 setelah penetasan.

Pakan buatan
Keterangan berikut hanya menyangkut larva yang dibesarkan dalam system air resirkulasi karena pakan buatan umumnya digunakan dalam sistem ini.
Kandungan protein dan ukuran partikel yang tepat dibutuhkan untuk keberhasilan penyapihan. Diameter partikel pakan kering tahap awal harus disesuaikan dengan mulut larva untuk kemudahkan pencernaannya dan juga untuk membantu proses pencernaan tersebut. Ukuran pakan kering tahap awal yang disarankan untuk penyapihan P. djambal harus antara 0,270 dan 0,410 mm.
Kekurangan nutrisi dasar bisa mempengaruhi pertumbuhan, sebab itu disarankan untuk membesarkan larva dengan pemberikan pakan kaya protein yang seimbang (40 – 45% protein kasar). Cara terbaik untuk memberi pakan larva adalah dengan memberikan pakan buatan sesuai dengan yang dibutuhkan ikan. Namun demikian kadangkala batas antara kebutuhan yang sesuai dan berlebihan tipis sekali dan sering tidak kentara.
Kelebihan pemberian pakan dalam wadah pembesaran bisa menurunkan mutu air, yang selanjutnya mengakibatkan penyakit atau bahkan kematian ikan.
Karena itu, disarankan untuk memberikan takaran harian 20% dari bobot larva mulai dari hari ke-6 sampai hari ke-9; 15% dari hari ke-10 sampai ke-13 dan kemudian 10% dari hari ke-14 (lihat tabel). Setelah periode ini, jumlah pemberian pakan akan dikurangi setahap demi setahap sesuai dengan umur.

Kalkulasi kuantitas pakan untuk larva

Perhitungan ransum harian
- Bobot tubuh rata-rata larva harus diketahui dan dikalikan dengan jumlah total larva untuk memperoleh biomasa total.
- Biomasa total dikalikan dengan takaran harian dalam % guna memperoleh ransum harian pakan buatan yang akan diberikan (ransum atau takaran).
- Ransum harian pakan buatan seperti yang dihitung di atas harus dibagi dengan jumlah pemberian yang dilakukan selama sehari untuk memperoleh jumlah pakan per pemberian.

Cacing rambut (Tubifex sp.)
Harganya yang sangat terjangkau dan persediaannya yang melimpah di beberapa daerah di Indonesia, Tubifex sp. merupakan pakan alami yang paling banyak digunakan untuk memberi pakan larva atau benih ikan pada keadaan air tidak mengalir. Akan tetapi, Tubifex tidak dijumpai di setiap pelosok di Indonesia dan persediaannya yang berlimpah tergantung pada musim atau bersifat musiman. Bahkan meski harganya tetap lebih rendah daripada biaya pakan buatan, itupun sangat bervariasi sesuai dengan musim dan keadaan setempat.
Telah diketahui bahwa Tubifex bisa membawa serta parasit seperti myxozoa atau cestodes (De Kinkelin, 1985) dan bisa memicu penyakit. Lagi pula, cacing-cacing ini sering terkumpul dalam endapan lumpur atau lumpur yang terbawa hujan, dan kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk diangkut pada suhu yang kadang-kadang melebihi 30°C. Meskipun para pembudidaya mencuci Tubifex sp. dengan air bersih yang mengalir dan menambahkan aerasi sebelum memberi pakan larva, resiko terkontaminasi parasit dan bakteri tetap ada. Karena alasan-alasan inilah, dan karena pada sistem resirkulasi pakan buatan sangat efisien, disarankan untuk tidak menggunakan Tubifex dalam sistem ini.
Jika Tubifex harus digunakan, disarankan untuk menyucihamakan (disinfektan) Tubifex dengan formalin dengan cara di bawah ini sebelum diberikan:

  • Masukkan Tubifex ke dalam larutan formalin dengan konsentrasi 50 ppm: yakni 50 mL.m-3;
  • Aduk selama 2 menit;
  • Cuci sedikitnya 3 kali dengan air bersih;
  • Diberikan kepada larva.
    Umumnya, dalam air tergenang, para pembudidaya lebih menyukai Tubifex daripada pakan kering. Sesungguhnya, dalam keadaan hidup, cacing-cacing tersebut berkumpul dan membentuk semacam bola pada dasar tangka pembesaran dan tetap tinggal hidup untuk waktu lama, yang merupakan keuntungan dari jenis pakan ini:
  • Mudah untuk mengontrol ransum (sejauh Tubifex masih tersisa, tidak perlu memberikannya lagi);
  • Tidak ada pencemaran air (pakan hidup);
  • Larva makan apabila ingin makan (pakan mandiri).
    Tubifex yang dicincang atau digiling juga bisa digunakan untuk larva yang masih sangat muda, tapi dalam hal ini air media akan cepat tercemar apabila tidak mengalir.
    Di BBAT Jambi, untuk larva P. djambal Tubifex yang hidup berhasil digunakan untuk menggantikan nauplii Artemia mulai umur 7 hari sampai umur 16 hari.

PATOGEN YANG DITEMUKAN PADA P. DJAMBAL
Sejauh ini, tiga patogen utama telah ditemukan menginfeksi P. djambal dalam lingkungan budidaya.
Bakteri: Aeromonas hydrophyla
Tidak terlihat oleh mata telanjang, bakteri ini merupakan penyebab paling umum terjadinya hemorrhagic septicemia, infeksi yang biasanya mengikuti stres.
Pencegahan: pelihara kondisi budidaya dan cegah stres yang tidak perlu pada ikan.
Tanda klinis: perilaku tidak normal; berenang perlahan; menolak pakan; pendarahan; warna pucat dan sirip yang terkikis; luka pada kulit kadangkadang sampai ke bagian otot.
Pengobatan: antibiotik seperti Oxytetracycline diberikan dengan suntikan, perendaman atau melalui pakan.
Dosis: Jangan hentikan pengobatan sebelum 6-8 hari, jika perlu bias diulangi setelah satu minggu rehat.
•) 10 – 20 mg.m-3 (ppm) zat aktif, dengan perendaman selama 24 jam,
•) 50 – 75 mg.kg-1 ikan per hari, dicampur dengan makanan dan diberikan melalui pakan,
•) 50 mg.kg-1 ikan perhari, dengan injeksi untuk induk ikan.
Protozoa: Ichthyophtirius multifiliis
Disebut “Ich” di Indonesia, parasit muda tersebut menempati atau mendiami insang dan masuk ke dalam lapisan lendir. Parasit ini paling berbahaya bagi benih ikan dan bisa menyebabkan kematian sampai 100%
dalam hal terjadinya infeksi parah.
Tahap infeksi yang disebut penyakit bintik putih (white spot desease) terbentuk dengan cepat. Pengobatan secara kimiawi efektif hanya pada tahap renang bebas saja (tomite). Penggandaan diri terjadi secara cepat di bawah suhu 28°C, tapi pada suhu yang lebih tinggi, resiko infeksi jauh berkurang.
Pencegahan: Kondisi budidaya yang sehat; suhu air harus lebih tinggi dari 28°C, air yang mengalir untuk membersihkan tomite; pengobatan perendaman yang bersifat preventif.
Tanda klinis: Bintik putih pada kulit dan sirip, efek iritasi, ikan yang terinfeksi menjadi lemah dan tidak bereaksi dengan wajar terhadap stimulus.
Pengobatan: Direndam dengan larutan Malachite Green Oxalate (4g) dilarutkan dalam formalin (1L).
Dosis: Pengobatan ini paling efektif terhadap penyakit bintik putih; akan tetapi apabila melampui dosis yang direkomendasikan sangat berbahaya
untuk ikan: Dalam hal larutan yang baru, sangat disarankan untuk mengujinya terlebih dahulu pada sampel ikan.
•) Selama 10 hari pertama pembesaran larva: 5mL.m-3 selama 24 jam, sekali seminggu, sebagai pengobatan pencegahan.
•) Setelah umur 10 hari: 10 mL.m-3 selama 24 jam, sekali seminggu, sebagai pengobatan preventif.
•) Dalam hal terjadinya infeksi: dosis 20 mL.m-3 harus diterapkan selama 24 jam, dan diulangi 3 kali setelah 24 jam rehat (selama periode 5 hari).
Selama rehat 24 jam, air harus diganti semuanya apapun metode budidaya yang digunakan.
Catatan: Ikan yang lemah dan terinfeksi parah harus dibuang dari tangka pembesaran guna mengurangi serangan penyakit.
Monogenean: Thaparocleidus
Cacing tanpa segmen, ukuran kecil (< 3 mm). Ecto-parasit, umumnya mendiami insang (Komarudin dan Pariselle, 2002).
Spesies Monogenean ini tumbuh dalam jumlah relatif besar dengan cepat pada budidaya intensif (Thoney dan Hargis, 1991) Permulaan infeksi tidak terlihat oleh mata telanjang. Setelah itu, pembudidaya bisa membuka operkulum ikan untuk memeriksa adanya Monogenean pada insang. Untuk diagnosis yang akurat, pembudidaya bisa mengorbankan beberapa ekor ikan dan mengamati insang dengan stereo mikroskop berdaya rendah.
Infeksi ini menyebabkan kesulitan pernapasan pada ikan dan cenderung menurunkan pertumbuhan, dengan pengaruh negatif yang nyata pada produksi ikan. Infeksi bakteri bisa timbul sebagai infeksi sekunder.
Pencegahan: Melakukan desinfeksi terhadap tempat budidaya; pengurasan kolam atau pengapuran sebelum memulai siklus reproduksi baru; hindari mencampurkan ikan yang sangat berbeda ukuran dalam budidaya; pengamatan reguler perilaku ikan; pengobatan teratur sebagai pencegahan.
Tanda klinis: pada permulaan infeksi, tak ada tanda yang terlihat; tahap lanjut pernapasan meningkat; ikan berkumpul dekat jalan masuknya air atau dekat sumber oksigen; kehilangan selera.
Pengobatan: perendaman dengan formalin.
Dosis:
•) 25 mL.m-3 selama 24 jam, sekali seminggu, untuk pengobatan pencegahan.
•) 40 mL.m-3 selama 24 jam dalam hal infeksi, pengobatan perlu diulangi sekali setelah rehat 24 jam.



PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN

 PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN

Untuk hidup dengan baik, semua makhluk hidup membutuhkan lingkungan hidup yang memadai dan memiliki syarat tertentu. Bagi manusia dan makhluk hidup lainnya ada berbagai macam faktor lingkungan yang dimiliki untuk mencapai suatu kondisilingkungan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan individu. Salah satu faktor lngkiungan yang akan kami bahas disini adalah suhu. Suhu adalah salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh karena ia berasal dari matahari sumber energy terbesar bumi. Suhu pada ekosistem perairan berfluktuasi baikharian maupun tahunan, terutama mengikuti pola temperature udara lingkungan sekitarnya, intensitas cahaya matahari, letak geografis, penaungan dan kondisi internal perairan itu sendiri seperti kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus dan timbunan bahan organik di dasarperairan. Suhu memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan di dalam air. Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam perairan sangat dipengaruhi oleh suhu.

Ikan adalah hewan berdarah dingin, yang suhu tubuhnya selalu menyesuaikan dengan suhu sekitarnya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa ikan mempunyai kemampuan untuk mengenali dan memilih range suhu tertentu yang memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas secara maksimum dan pada akhirnya mempengaruhi kelimpahan dan distribusinya. Menurut Laevastu dan Hela (1970), pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan “kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut. Perubahan suhu jangka panjang dapat mempengaruhi perpindahan tempat pemijahan (spawning ground) dan fishing ground secara periodik (Reddy, 1993).

Secara alami suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang homogen. Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan homogen. Karena adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal lagi. Di perairan dangkal lapisan homogen ini sampai ke dasar.

Suhu optimal akan membuat ikan memiliki metabolisme optimal yang berdampak baik pada pertumbuhan dan pertambahan bobot ikan. Suhu rendah akan mengakibatkan laju metabolisme ikan menjadi lambat dan menyebabkan nafsu makan ikan menjadi menurun dan akhirnya ikan akan mengalami pertumbuhan yang lambat (stickney 2000).

20 Pakan Ikan Nila (Dan gurami) AGAR Cepat Besar dan Siap Panen

 20 Pakan Ikan Nila (Dan gurami) AGAR Cepat Besar dan Siap Panen

INI PENTING. Ya, memilih pakan ikan nila yang tepat sangat mempengaruhi biaya dan untung anda. anda akan menemukan jenis pakan nila di sini. Mulai dari alami yang berbiaya nol sampai pelet yang dianggap mahal.

Ikan nila adalah hewan omnivora yang memakan baik tumbuhan maupun hewan. Di alam aslinya ikan ini makhluk makhluk kecil di dalam air seperti memakan plankton, fitoplankton, hydrila dan tumbuhan yang hidup didalam kolam seperti azolla. Ikan nila juga bisa memakan sisa dapur dan buah buahan,

Pakan ikan nila terbagi menjadi dua, alami dan pelet. Salah jenis pakan bisa berakibat fatal karena biaya produksi terbesar nila adalah pakan.

Pakan Ikan Alami
Mengetahui pakan alami itu sangat penting. Ini bisa sangat menekan biaya produksi anda. Bayangkan, pakan alami jika habis akan tumbuh lagi, tidak perlu keluar kocek. Bagi pembudidaya ikan, pakan adalah biaya produksi terbesar. Oleh karena itu mengetahui pakan alami adalah solusi.
Pakan alami saja kurang cukup untuk ikan nila. Kondisi yang terlalu kotor, misal banyak tumbuhan di kolam, akan mengundang hama dan penyakit ikan. Sebagai pembudidaya anda sebaiknya menambahkan pakan tambahan atau pelet dengan kadar protein rendah (20-25%). Hal ini terbukti mempercepat pertumbuhan ikan nila.
Di sisi lain, pakan pelet juga menghasilkan efek samping. Selain harganya yang relatif mahal, pakan pelet juga menghasilkan endapan yang kotor. Oleh sebab itu kami akan membahas baik pakan alami maupun pakan pelet buatan untuk ikan nila.

Berbagai macam pakan alami ikan nila :

Plankton dan fitoplankton.
Di awal budidaya ikan nilakita harus membuat kolam. Nah saat tahap pembuatan kolam, pastikan kolamnya bersih dari sampah lalu beri pupuk dan siram air. Ini bertujuan agar di kolam kita tumbuh plankton, fitoplankton dan kawan kawannya.

sumber: youtube

Makhluk makhluk kecil ini akan menjadi makanana bagi ikan nila. kadar proteinnya sendiri antara 21-37 %. Lumayan kan?

Azolla Pinnata
Azolla merupakan tumbuhan paku air berwarna hijau yang terapung di air. Ukurannya antara 1-4 cm. Bentuk daunnya segitiga atau kotak. Tumbuhan paku ini cepat sekali berkembang dan banyak ditemukan di kolam atau sawah.

Azola mempunyai kadar protein yang tinggi yakni 31 %. Kadar protein inilah yang membuat azolla rame peminat di kalangan petani nila pakan organik. Ikan ini juga diyakini mengandung banyak vitamin. Menurut pengamatan di ciamis, pemberian Azolla Pinnata sebanyak 10% bisa sangat efektif untuk menambah berat ikan.
Azolla atau disebut juga mata lele ini bisa disajikan dalam bentuk kering maupun basah. bisa juga ditaruh di atas kolam nila. Tetapi yang paling bagus adalah dalam kondisi kering. Hal ini dikarenakan pemberian azolla basah mengandung terlalu banyak air sehingga nila hanya kenyang air dan sedikit protein. Azolla basah menyebabkan nila cepat kenyang, hemat pakan tapi ku us – kurus.

Lemna SP
Lemna SP adalah tumbuhan kecil hijau yang hidup di air. Tumbuhan ini mengandung protein 10-45 %.

Belakangan tumbuhan ini menjadi primadona peternak, tidak hanya nila lho, karena perkembangannya yang mudah dan cepat. Lemna mampu tumbuh 40% perhari, sangat cepat. Umur lemna hanya 10 hari dan setiap induk bisa menghasilkan 20 anakan.
Lemna sendiri bisa diberikan ke nila dalam kondisi basah maupun kering. Untuk menhasilkan lemna kering 1 KG dibutuhkan lemna basah 12 kg. Jika anda mau mmencoba, anda bisa membeli lemna kering secara online. Harganya sekitar 50.000 per kg

Wolffia
Tanaman berbunga ini disebut sebut sebagai tanaman berbunga yang terkecil di dunia. OLeh karena itu, Wolffia ini bisa diberikan sebagai pakan mulai dari tahap pembenihan ikan nila. Perlu kitta tahu, saat masih benih ikan nila tidak bisa memakan lemna.

Perkembangbiakanny sangat cepat, dibanding dengan lemna, perbandingannya 4 : 3. Sama seperti lemna, sebaiknya tumbuhan ini dikembangbiakan terpisah agar tidak mengganggu sinar matahari masuk kolam nila.
Tumbuhan ini disebut juga watermeal atau duckweed. Tumbuhnya melayang layang di atas air daan berwarna kekuningan atau hijau.

Cacing Sutera

Salah satu makanan ikan nila terbaik, yaitu cacing sutera. Jenis cacing ini memiliki kadar protein tinggi hingga 40-57% dan lemak 10-13 %, sehingga mampu membuat ikan nila bisa cepat besar.

Cacing sutera juga sering dijadikan pakan andalan bagi para peternak ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias, seperti cupang dan guppy. Sebab, cacing sutera diyakini mampu mempercepat pertumbuhan ikan. Anda bisa mendapatkan jenis cacing ini di parit atau membelinya pada penjual.

Kutu Air

Kutu air menjadi salah satu makanan ikan nila agar cepat besar. Makanan ikan nila satu ini bisa Anda temukan di para penjual ikan hias maupun bisa dicari sendiri di sungai atau selokan. Kutu air disarankan menjadi makanan ikan nila karena dipercaya mampu mempercepat pertumbuhan ikan.

Daun Talas
Pemberian daun talas memang bertujuan untuk mengurangi biaya makan pelet. Menurut berbagai sumber, daun ini cukup baik untuk menambah bobt ikan. Selain itu pohon talas juga gampang ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus.

Pemberian pakan ini harus dipotong kecil kecil terlebih dulu. Jangan terlalu berlebihan memberikan daun talas, daun yang tidak termakan atau membusuk bisa memberikan masalah tersendiri
Daun ini biasanya ditanam petani di sekitar kolam agar pohon talas bisa hidup di daerah lembab. Jika tidak ingin disekitar kolam maka anda dapat mengkondisikannya terlebih dahulu.

Kangkung
Ya, kangkung yang disukai kelinci ini ternyata juga bisa untuk pakan ikan nila.

Saran saya, tanamlah kangkung sendiri jangan beli kangkung di pasar. Kenapa? karena kangkung dipasar bisa jadi banyak pupuknya dan disemprot berbagai macam bahan kimia.

Daun singkong
Daun singkong bisa kita berikan untuk ikan nila. Nah anda bisa memberikannya secara langsung, dicampur dengan tepung ikan atau difermentasi terlebih dahulu.

Fermentasi daun singkong banyak dilakukan agar bisa menghasilkan FCR (Food conversion Ratio) yang bagus.

Lumut
Ikan nila adalah omnivora yang bisa memakan tumbuhan kecil yang ada di sungai, termasuk lumut. Memberikan lumut bisa menjadi alternatif tersendiri untuk ikan nila.

Sisa sayuran
Yang saya maksud di sini adalah sisa sayuran yang tidak terjual atau disingkirkan karena sudah layu. Bisa juga sayuran dari warung warung yang tidak dimasak.

Ingat ya, sayur mentah bukan sayur matang.

Ampas Kelapa
ya ini kreatif bukan? ampas kelapa sisa santan biasanya dibuang begitu saja. Nah bagi peternak nila, ampas ini adalah barang berharga yang bisa digunakan untuk menghemat pakan nila.

pemberiannya bisa langsung, bisa juga dicampur dedak atau tepung ikan.

Dedak
Dedak ini adalah hasil gilingan dari sisa padi. Warnanya kecoklatan dan baunya khas.

Biasanya dedak ini digunakan untuk campuran pakan lainnya

Sisa Nasi

ya, daripada terbuang sisa nasi bisa anda berikan untuk ikan nila. Mau diberikan langsung atau dikeringkan dulu boleh saja. Silahkan anda coba mana yang disukai nila anda.

Sisa Roti/Roti BS
Pernahkan anda membeli roti di indomaret atau alfamart? coba lihat tanggal kadaluwarsanya, meskipun roti baru, pasti tanggal kadaluwarsanya sebentar lagi. Memang jenis rotinya seperti itu, tidak ada yang salah.

Lalu kemanakah sisa roti yang kadaluwarsa itu? Roti roti tersebut dijual dengan harga sangat miring untuk pakan ternak. Salah satunya adalah pakan nila.

Tepung cacing

Anda bisa membuat tepung cacing sendiri. Caranya sebagai berikut :
Memisahkan cacing segar dari tempat / medianya
Mencuci cacing tersebut sampai bersih, kemudian membilas lalu menimbangnya
Menjemur cacing di bawah terikmatahari ( bisa diatas seng agar cepat dan hasil bagus) selama 24 jam
Cacing yang sudah kering kemudian dibuat tepung dengan penggiling tepung, jika tidak punya silahkan menumbuk sampai halus
Tepung cacing siap digunakan
Timbang dulu tepung cacing saat basah dan kering untuk mengetahui berapa cacing yang anda butuhkan dilain waktu

Pakan Nila Buatan
Anda bisa membuat pakan nila buatan sendiri atau membeli dari toko. Yuk kita bahas satu persatu.

Tepung Bekicot atau keong mas

Tahapan membuat tepung bekicot adalah :
Bekicot dibersihkan
Direbus dan dikeluarkan isinya saja
Dijemur sampai kering
Diiris kecil kecil
Tumbuk untuk dibuat menjadi tepung
Tepung bekicot siap disajikan

Tepung ikan rucah

Cara membuat tepung ikan rucah adalah sebagai berikut :
Membersihkan ikan rucah
Rebus ikan rucah tadi
Jemur ikan yang sudah matang
Tumbuk untuk ubah ikan menjadi tepung
Tepung ikan siap digunakanan

Maggot

ibu ibu mungkin maggot ini terkesan menjijikkan. Bentuknya yang kecil berwarna kecoklatan melambangkan seolah maggot adalah pemakan buah busuk. ternyata maggot adalah bentuk larva dari serangga black soldier fly.

Belakangan maggot sudah digunakan untuk pakan nila. Kadar proteinnya lumayan tinggi yakin 45 % sehingga banyak yang diminati. Tak ayal sekarang ada bisnis baru, yakni budidaya maggot. Mereka menjual Maggot kepada pembudidaya ikan untuk substitusi / pengganti pelet

Pelet
Pelet adalah pakan ikan yang banyak dipakai. Selain mengenyangkan pelet juga dianggap sebagai asupan gizi. Kelebihan pelet adalah gizinya banyak namun kekurangannya tentu saja harganya mahal. Meski demikian anda bisa membuat pelet sendiri di rumah

Bentuknya kecil seperti pil. Umumnya warna kecoklatan. bahanya merupakan campuran bahan nabati dan hewani.

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR Malam  memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis ...