Saturday, April 01, 2023

BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM BIOFLOK

 BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM BIOFLOK

PELATIHANTEKNIS BUDIDAYA IKAN LELE
SISTEM BIOFLOC
Bersama
AS SAKINAH PRO Kab klaten dan Biovisi

APA ITU BIOFLOK?
Kumpulan dari berbagai organisme seperti bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing ,dll yang tergabung dalam gumpalan.
Bahan organik yang berupa limbah yang tersuspensi, diaduk dan di-aerasi kemudian diurai oleh bakteri heterotrof secara aerobic menjadi senyawa organik.
Dalam konsep teknologi biofloc senyawa nitrogen anorganik ( terutama ammonia yang bersifat racun) didaur ulang menjadi protein sel mikroba sehingga bisa dimakan oleh lele.

KONSEP TEKNOLOGI BIOFLOC
Senyawa nitrogen anorganik yang mengandung senyawa karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2), Nitrogen (N) dengan sedikit available Posfor (P), yang bersifat racun, didaur ulang menjadi massa sludge (lumpur) berupa Biofloc dengan menggunakan bakteri pembentuk Floc (gumpalan) sehingga bisa dimakan oleh ikan.

SYARAT KOLAM BIOFLOC
Membutuhkan Probiotik yang mendukung sistem biofloc dengan 8 bakteri pembentuk Floc
Membutuhkan Oksigen ( Dgn laju alir aerator 1,500 LPH/m3)
Bahan baku starter ( Molase/Tepung dll) yang sudah dididihkan dan didinginkan
Air kolam dibuat selalu mengaduk (turbulence)

TAHAP PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT
BAHAN-BAHAN

Probiotik .
Molase/Tetes Tebu
Bibit ikan Lele
Pakan
Air

ALAT-ALAT
Aerator
Pompa Air
Bak/Ember Sortir

PROBIOTIK
Berfungsi sebagai bibit bakteri yang akan mengurai limbah organik sisa pakan/plankton menjadi protein. Misal Biovisi Multi 2in1, Biovisi Lacto

MOLASE/TETES TEBU
Berfungsi sebagai sumber Carbon (N) karena Biofloc akan terbentuk jika C/N rasio lebih dari 12

JENIS BAKTERI PEMBENTUK FLOC

  1. Bakteri Pembentuk Floc : Baccilus Subtillis, Bacteri Licheniformis,PSB
  2. Bakteri Pengurai :
    a. Bakteri pengurai bahan organik dan protein ( Baccilus Subtillis,Licheniformis, Megatrium)
    b. Banteri Pengguna Amonia ( Baccilus megatrium)
    c. Bakteri Photosintesa Sintetik Bakteri (PSB)
    d. Bakteri Pengurai Serat ( Baccilus Polymyca)
  3. Bakteri lain : Bakteri Nitrifikasi ( Nitrosomonas dan nitrobacter)

PROSES BIOFLOC

MICROBA BIOFLOC

Komposisi Nutrien Microbia Biofloc

PEMBUATAN PROBIOTIK UNTUK AIR KOLAM
Bahan-bahan:

2 biji buah pisang atau 200 gr nanas yg sudah matang
½ kg gula pasir, molase matang/ tetes tebu
2 butir telur ayam
500 ml Probiotik Biovisi Multi 2in1
Cara Membuat:
Masukkan 1/2 kg gula pasir(dilarutkan dulu)
Masukkan 500 ml Biovisi Multi 2in1
Blender pisang 2 biji atau 200 gram nenas
Blender 2 butir vit B dan C
Blender 2 butir telur
Masukkan ke dalam ember ber-aerasi
Tutup ember dgn rapat dan di-aerasi
Setelah 4 hari cairan probiotik aktif siap digunakan

PEMBUATAN FERMENTASE BIOVISI UNTUK APLIKASI PAKAN
Masukkan 25 ltr air galon ke dalam ember dengan penutup
Masukkan 500 ml Biovisi Multi 2in1
Masukkan 500 ml molase matang/ tetes tebu/ air gula merah
Masukkan campuran jus pisang/nenas, telor, vit B dan C
Tutup ember dengan rapat
Probiotik aktif dapat digunakan setelah 4 hari

TAHAPAN BUDIDAYA SISTEM BIOFLOC
TAHAPAN PERTAMA

PERSIAPAN AIR
 Air pada budidaya lele biofloc diusahakan menggunakan air bersih, tidak mengandung kimia dan tidak tercemar.
 Air tidak tercampur dengan air Hujan
 Isi kolam hingga 40 – 50 cm

 Untuk pengolahan air tahap awal pencampuran bahan dilakukan bertahap selang 24 jam
Garam 1700 gram/m3
Tetes 100ml/m3
Dolomit 100 gram/m3
Probiotik Biovisi Multi 2in1 aktif 100 ml/m3 (100ml Multi cair + 200ml Molase + Air 10-20 ltr, dalam jerican tertutup, fermentasi selama 1-3 hari)
 Aduk-aduk air, biarkan air membentuk floc dalam 7-10 hari
 Air yang sudah jadi mempunyai ciri tepi kolam seperti berlumut dan muncul gumpalan dalam air
 Ciri yang lain, warna air kuning hijau kecoklatan..dominan coklat
Jika tidak ada ciri tersebut , harus dilakukan mulai dari awal dengan air yang sama tetapi dosis garam dikurangi menjadi 500 gr/m3

AERATOR
• Berfungsi untuk mensuplai oxygen ke dalam kolam guna padat tebar
• Mengaduk air dalam kolam agar pembentukan bakteri sempurna
• Pengadukan air selamai 24 jam non stop

TAHAPAN KEDUA

PEMILIHAN DAN PENEBARAN BIBIT LELE
• Mencari bibit yang unggul dan berkwalitas
• Bibit Lele untuk sistem Biofloc aman ditebar pada ukur 7-8 cm
• Menghitung benih
Secara volumetri (berdasarkan takaran / volume)
Secara gravimeteri (berdasarkan sampling timbangan)
• Pengangkutan
Secara terbuka dan secara tertutup
Bahan tambahan : minyak goreng, imunostimulan, anti stress

MANAJEMEN PEMILIHAN BENIH
Pilih benih dari induk berkualitas (unggul)
Ciri benih yang baik :
• Ukuran rata dari 1 pasang induk
• Gerakan gesit dengan ukuran tubuh ideal (tidak besar kepala)
• Tidak ada benih yang menggantung, lemah.
• Respon terhadap pakan
• Pilih dari saringan pertama atau kedua dari 3 ukuran grading. Bila grading hanya 2 ukuran, pilih yang pertama.

PENEBARAN BENIH

  • Saat benih sampai di kolam lakukan penyegaran dengan memberikan  antistress dan ganti sebagian air.
  • Setelah itu, ambil benih dan lakukan deeping (perendaman dalam PK) untuk memastikan benih tidak membawa parasit / penyakit.
  • Benih diaklimatisasikan ke kolam  pembesaran. Usahakan ikan keluar ke kolam dengan sendirinya.
  • Benih harus dijaga agar tidak kena  hujan selama kurang lebih 1 bulan  pertama dengan memasang peneduh / atap agar tidak kemasukan air hujan. Karena saat masih benih (khusus Lele) perlu diberi pelindung dari hujan. Air hujan memiliki pengaruh  yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup benih.

TAHAPAN KETIGA

MANAJEMEN PAKAN
• Pakan yang baik memiliki kandungan protein diatas 32 %
• Kolam Bifloc tidak menggunakan pakan seperti Keong, Bekicot, ayam tiren, ikan rucah dll
• Pakan ikan lele biasanya terdiri dari 3 - 4 macam ukuran
• Ukuran diameter 1 mm dengan protein 38%
• Ukuran diameter 2 mm dengan protein 31%
• Ukuran diameter 3 mm dengan protein 31%
• Ada juga pabrik yang memproduksi 0,5 dan 0,8 mm
• Selain itu pakan pabrikan juga ada yang kadar proteinnya di bawah 30%.
• Setiap pemberian pakan harus dibibis dengan probiotik yang sudah difermentasi agar mengembang & kadar protein berlebih sebelum diberikan.

FERMENTASI PAKAN :
• Alat dan Bahan yang diperlukan :
• Vitamin C dan Vitamin B ( bisa diganti cukup dengan kunir bubuk )
• Air kelapa
• Probiotik pakan
• Tetes
• Ember / Toples
• Proses pembuatan pakan
Campurkan dan masukkan kedalam ember/ toples :
Pelet 1 Kg + air kelapa 1 gelas + tetes 2 ttp botol + kunir ± ½ sdt + probiotik Biovisi Multi atau Lacto 1 ttp botol.
Aduk hingga rata. Setelah semua bahan tercampur rata,tutup dengan rapat ember/toples.
Biarkan minimal 6 jam, agar terjadi proses fermentasi.
- Dosis pemberian pakan :
Pakan diberikan 5% dari berat lele
2X sehari pada waktu = ( -+ ) pukul 08.00, 20.00
3X sehari pada waktu = (-+ ) pukul 08.00, 17.00, 21.00
Setiap satu minggu sekali wajib puasa sehari (tentukan harinya)

RUMUS PEMBERIAN PAKAN
B/E X JUMLAH IKAN X %SR X % PAKAN/FR = ……………
TOTAL BIOMASSA X % SR X % PAKAN/FR = ……………

TABEL DATA PAKAN

Gambar Floc dalam Gelas

Bagaimana terbentuk Biofloc ?
Proses dimulai dari proses nitrifikasi berupa amoniak plus oksigen menjadi ion nitrit dan akhirnya nitrat dan air. Proses ini didominasi oleh bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi nitrit yang memerlukan oksigen yang cukup yaitu 4ppm pada siang dan 6 ppm pada malam hari.

PEMANTAUAN SISTEM

  1. DOMINASI BAKTERI (Tugas Mingguan)
  2. PERUBAHAN WARNA (Tugas Mingguan)
  3. PEMANTAUAN FLOC (Tugas Mingguan)
  4. GRADING UKURAN IKAN (Tugas Bulanan)
  5. PENGENDALIAN PENYAKIT (Tugas Mingguan)

PEMELIHARAAN FLOC
Tahap suntikan BULAN 1:
 Buang endapan di dasar kolam hingga 10-15% setiap 10 hari sekali, isi air hingga level semula
 Masukkan semua bahan ke dalam kolam, (molase matang, dolomit, dan probiotik aktif) dicampur bersamaan. Lakukan 7 hari sekali 4 kali (28 hari).
 Garam diberikan seminggu sekali secara rutin pada hari tertentu minimal ½-1 gelas. Pemberian garam tidak boleh bersamaan dengan waktu penyuntikan air, ± di beri jarak 2-3 hari.
Puasakan ikan saat penambahan bahan-bahan tersebut
Tahap suntikan BULAN 2:
 Suntikan dilakukan 5 hari sekali 4 kali (20 hari). Bulan berikutnya diakukan 3-4 hari sekali 4 kali sampai panen

PEMANTAUAN FLOC
• Floc dipantau dengan menggunakan gelas transparan.
• Ambil air kolam dengan menggunakan gelas transparan dibeberapa tempat
• Diamkan agar partikel floc mengendap selama 20 – 30 menit
• Amati floc yang mengendap
• Bila floc sudah 5 % mulai berlakukan puasa pada ikan.
• Bila floc terlalu pekat yang ditandai dengan kondisi ikan maka floc dapat dikurangi dengan membuang air sebagian dan mengganti dengan air baru.
• Endapan floc harus sering dikontrol, untuk menentukan apakah ikan perlu dipuasakan, atau floc harus dibuang sebagian.
• Pemberian dolomite dapat membantu pembentukan floc (mineral Ca dan Mg)

PEMERIKSAAN AIR HARIAN
Lakukan uji pH, TDS, DO, suhu, warna air, bau NH3, NO2, NO3, TSS pagi dan sore

INOKULASI BAKTERI FOTOSINTETIK
• Bakteri fotosintetik merupakan mikroba yang sering ditemukan mendominasi kolam biofloc, yang dicirikan dengan warna merah, merah coklat – merah keunguan.
• Bakteri ini menggunakan nitrogen anorganik (amonia, nitrat) sebagai sumber N, serta asam organik sebagai sumber C.
• Dalam proses fotosintesis bakteri ini tidak menghasilkan oksigen.
• Bakteri ini dapat diinokulasikan (dipindahkan) dari kolam yang warna airnya merah ke air kolam yang belum merah.

GRADING UKURAN IKAN
• Grading adalah pemisahan ukuran agar ukuran ikan menjadi seragam sehingga dapat mengurangi resiko kanibalisme.
• Grading dilakukan 1 bulan setelah penebaran karena pertumbuhannya biasanya sudah tidak rata.
• Sebelum digrading ikan dipuasakan. Grading dilakukan saat cuaca baik dan kondisi ikan benar-benar sehat.
• Grading dilakukan dengan menggunakan alat berupa bak yang berlubang sisi tepi dan dasarnya.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOC

  1. Salah dalam memilih jenis probiotik
    Untuk membentuk floc, probiotik yang digunakan harus spesifik. Oleh karena itu bakteri yang digunakan harus dari kelompok bakteri heterotrof. Dari kelompok bacillus terdiri dari Bacillus subtilis, Bacillus Lycheniformis, Bacillus Megaterium dan Lactobacillus, dan dari kelompok fotosintetik yang terdiri dari Rhodobacter dan Rhodospirilum.
  2. Air hitam (Floc hitam)
    Warna air kehitaman menunjukkan kondisi lingkungan dalam kolam kekurangan oksigen. Bila terjadi air dengan kondisi tersebut, lakukan pembuangan kotoran yang ada di dasar kolam dengan cara membuka pipa pembuangan, tambahkan kapur dan aerasi yang cukup agar terjadi oksidasi secara merata dan sempurna.
  3. Pengadukan/aerasi tidak merata
    Bila pengadukan/aerasi berhenti, biasanya terjadi endapan karena kekurangan oksigen dan tingginya kandungan karbondioksida, dapat menyebabkan kematian ikan. dilakukan pengapuran 10-20 gr/m3 untuk mengikat CO2 dalam air dan meningkatkan pH serta alkalinitas.
  4. Air bau
    Disebabkan oleh pemberian pakan yang berlebihan, terjadinya kematian bakteri secara massal, dasar kolam terlalu kotor serta pH air rendah. Menumpuknya kotoran di dasar kolam menyebabkan perombakan bahan organik secara berlebihan sehingga terjadi penumpukan amoniak yang sangat tinggi. Tindakan yang harus dilakukan yaitu mengganti air sebanyak 30%, menambah aerasi, probiotik aktif dan molase matang (tetes), diikuti dengan pengapuran pada malam hari. Lakukan penyifonan dan berikan garam secukupnya (250-500 gram/m3 ).
  5. Floc tidak terbentuk
    Biasanya disebabkan oleh bahan organik masih belum cukup, penyusun inti floc kurang, Carbon/Nitrogen ratio tidak sesuai (terlalu rendah), gangguan cuaca (hujan) dan adanya pemangsaan yang cukup tinggi oleh hewan protozoa. Mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan aerasi yang cukup, tingkatkan C/N ratio dengan penambahan molase matang, menutup kolam saat hujan, serta memberikan garam dosis 3 kg/m3 .
  6. Floc terlalu pekat
    Lakukan pengenceran secara over flow, sebaiknya ikan tidak diberi pelet agar ikan memanfaatkan Floc atau kurangi porsi pakan hingga 30-40% per hari sampai Floc tersisa 5% saja. Bila Floc terlalu kental tetapi ikan sudah lemah kondisinya, maka segera lakukan pergantian air dengan membuang air dasar dan Floc yang mengendap hingga 30%.
  7. Pemberian molase yang berlebih
    Pemberian molase dapat menimbulkan masalah bila tidak hati-hati karena molase dapat merangsang perkembangan bakteri.
    Sebagai contoh bakteri Methanobacter, dapat memfermentasi molase menjadi gas metana yang dapat menyebabkan kematian ikan.
    Sebaiknya sebelum diberikan ke dalam kolam, rebuslah molase agar bakteri mati. Saat perlakuan, berikan aerasi yang cukup.
  8. Nafsu makan turun
    Penurunan nafsu makan disebabkan beberapa faktor antara lain suhu yang rendah, pH terlalu rendah atau terlalu tinggi, kualitas air tidak memenuhi persyaratan (bahan organik terlalu tinggi).
    Segera lakukan penggantian air dan lakukan monitoring kualitas air secara berkala.
  9. SDM
    Kompetensi sumberdaya manusia masih belum memadai.
    Sehingga perlu dilakukan sosialisasi, pelatihan, transformasi teknologi, serta pembentukan sikap mental.
  10. Kolam Berbusa
    Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri berfilamen yang menempel pada biofloc. Untuk itu ditebar 10 ppm Kalsium peroksida, ikuti dengan menahan pergantian air selama 5‐6 hari sambil dilakukan penambahan 20 ppm CaCO3/kaptan per harinya, jika pada hari ke 6 busa masih ada, tebar 10 ppm Kalsium Peroksida lagi, pada hari ke 7 air mulai dimasukkan ke dalam kembali, dan ketinggian air dipulihkan ke ketinggian semula.
  11. Ikan menggerombol di permukaan atau nyembul-nyembul
    Disebabkan oleh derajat pH menurun atau perubahan kualitas air lainnya.
    Penanganan dengan :
    • Buang air 30-40%,
    • Tambahkan air baru,
    • Tambahkan dolomit dan probiotik
  12. Ketebalan Biofloc Berkurang (normal 10-20 cm secchi disk) dan warna mengarah ke hijau
    Hentikan pengenceran, tahan air selama 5‐6 hari, aplikasikan pupuk ZA 1 ppm setiap harinya untuk menekan pertumbuhan chrollera atau aplikasikan pupuk ZA 5 ppm setiap harinya untuk menekan pertumbuhan blue green algae. Pada hari ke 7 sirkulasi/pengenceran secara over flow dapat dilakukan kembali.
  13. Ketebalan Biofloc Berkurang (normal 10-20 cm secchi disk) dan warna mengarah ke coklat merah
    Hentikan pengenceran, tahan air selama 5‐6 hari, aplikasikan CaCO3/Dolomit 20 ppm setiap harinya dan 1‐2 x treatment dengan Kalsium peroksida. Pada hari ke 7 sirkulasi/pengenceran secara over flow dapat dilakukan kembali.
  14. Warna Hijau Biru (BGA) atau merah (Dinoflagellata) tetap ada setelah 5-6 hari treatment
    Berlakukan pola sistem “minimal exchange water” terhadap kolam tersebut, hindari pengenceran/sirkulasi. Penambahan air hanya dilakukan untuk mengganti air yang hilang/susut akibat penguapan, perembesan dan susut air akibat pembuangan lumpur rutin harian saja.

PENGENDALIAN PENYAKIT
• Penyakit muncul sering dipicu oleh kualitas air yang tidak baik, (cuaca yang tidak baik), pakan yang kualitasnya rendah.
• Pergantian air (untuk perbaikan kualitas air)
• Aplikasi probiotik ekstra dan tetes bila perlu.
• Aplikasi garam hingga 0,5 kg/m3 bila ada gejala penyakit.
• Pemberian obat herbal melalui pakan sangat dianjurkan
• Pemberian probiotik melalui pakan untuk menjaga keseimbangan mikroflora dalam usus.

PANEN
• Panen dilakukan setelah ukuran ikan mencapai 8 – 10 ekor atau sesuai dengan permintaan pasar.
• Seminggu sebelum panen harus ada negosiasi dengan bakul (pembeli).
• Saat panen biasanya dilakukan sortir. Ikan yang tidak memenuhi standar akan disortir.

No comments:

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR Malam  memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis ...