Mengelola Ammonia/Ammonium di Kolam Ikan
Oleh : Pakdhe Sudik
Dari berbagai sumber
Ammonia akan mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan ikan, termasuk luka pada insangnya. Saat ammonia menyerang insang, ikan juga akan menyerapnya ke dalam tubuh. Hal inilah yang akan menimbulkan kerusakan dari dalam tubuh ikan. Kemudian ikan akan menimbulkan beberapa gejala keracunan. Jika dibiarkan akan menumpuk di sistem produksi ikan. Ketika ammonia terakumulasi ke tingkat beracun, ikan tidak dapat mengekstrak energi dari pakan secara efisien. Jika konsentrasi ammonia pada level cukup tinggi, ikan akan menjadi lesu dan akhirnya jatuh ke dasar kolam kemudian mati.
Dalam kolam ikan yang dikelola dengan baik, ammonia jarang terakumulasi dengan konsentrasi yang mematikan. Namun, amonia dapat memiliki apa yang disebut "sub-letal" efek, seperti berkurangnya pertumbuhan, konversi pakan yang buruk, dan penurunan resistansi penyakit - pada konsentrasi yang lebih rendah dari konsentrasi mematikan.
Pengaruh pH dan suhu pada toksisitas ammonia
Ammonia dalam air adalah termasuk juga ammonia tak terionisasi (NH3), atau ion ammonium (NH4 +). Teknik ini digunakan untuk mengukur ammonia yang memberikan nilai yang merupakan jumlah dari kedua bentuk ini. Nilai ini disebut sebagai "total amonia" atau hanya "Ammonia." (Dalam publikasi ini, "Ammonia" mengacu pada jumlah kedua bentuk; bentuk tertentu akan disebut sebagai penyesuaian.) Proporsi relatif dari dua bentuk yang ada dalam air terutama dipengaruhi oleh pH. Ammonia yang belum terionisasi adalah bentuk beracun dan mendominasi ketika pH tinggi.
Ion ammonium relatif tidak beracun dan mendominasi ketika pH rendah. Secara umum, kurang dari 10% dari ammonia adalah dalam bentuk beracun bila pH kurang dari 8,0. Namun, proporsi ini meningkat secara dramatis dengan meningkatnya pH. Pengukuran konsentrasi ammonia (dan dari banyak variabel kualitas air lainnya) memberikan sekilas kondisi pada saat air sampel di ambil.
Sumber ammonia
Sumber utama ammonia di kolam adalah ekskresi ikan. Penyerapan pakan oleh ikan hanya 20-30% dari makanan yang terserap ke dalam tubuh, sisanya terbuang ke air kolam. Menurut Primavera (1994) bahwa ± 15% pakan yang diberikan tidak dikonsumsi, sedangkan 20% dari 85% pakan yang dikonsumsi akan terbuang melalui kotoran. Sisa pakan dan kotoran dari ikan mempunyai protein yang tinggi karena termasuk bahan organik yang nantinya akan diuraikan menjadi polipeptida, asam-asam amino, dan akan menjadi produk akhir yaitu ammonia. Sehingga pemberian pakan yang berlebihan pada ikan bukan memberikan efek yg positif, melainkan efek yang negatif karena akan menjadi dampak buruk bagi ikan. Dengan demikian, protein dalam pakan merupakan sumber utama ammonia di kolam, dimana ikan diberi makan.
Sumber ammonia yang lain di kolam ikan adalah difusi (pelarutan) dari sedimen. Jumlah besar bahan organik yang diproduksi oleh alga atau ditambahkan ke kolam dari pakan. Padatan tinja diekskresikan oleh ikan dan alga mati kemudian mengendap di dasar kolam, di mana mereka membusuk. Dekomposisi bahan organik ini menghasilkan ammonia, yang berdifusi dari sedimen ke kolom air.
Bentuk ammonia dalam air kolam
Ammonia yang terlarut dalam air kolam ikan ada dua bentuk, yaitu :
1) Tidak terionisasi (NH3) mempunyai sifat yang sangat beracun dan kadarnya menjadi meningkat bersama dengan meningkatnya kadar pH sehingga akan bersifat toksik pada ikan. Hal yang dapat mempengaruhi tingkat racun pada ammonia terhadap ikan biasanya dari pH dan suhu air kolam. Apabila pH atau suhu air semakin tinggi, dapat mengakibatkan daya racun ammonia semakin tinggi juga.
2)Terionisasi atau ion ammonium ( Kurang beracun, NH4+ ), bentuk ini mendominasi ketika pH rendah.
Apabila ammonia di biarkan menumpuk maka akan menjadi racun bagi ikan. Sedangkan tanda ikan yang mengalami keracunan ammonia biasanya terlihat lemas dan stress, saat bernafas lebih meningkat, sering meloncat ke udara, akan mudah terinfeksi oleh bakteri dan parasit yang di tandai keluarnya lendir yang berlebihan, kadang berkumpul di saluran air yang masuk, ikan akan lebih banyak berbaring pada bagian bawah kolam yang menunjukkan bahwa ikan merasa tidak nyaman dan akan mengisolali dirinya, dan dapat menyebabkan gagal panen yang akan anda alami.
Cara untuk menurunkan kadar ammonia pada kolam, yaitu :
1) Berhenti memberi makan atau mengurangi memberi makan
2) Meningkatkan aerasi
3) Menambah pupuk dengan fosfor
4) Menguras kolam ikan dengan jadwal yang rutin
5) Kolam ikan dialiri dengan air yang mengalir
6) Meningkatkan kedalaman kolam
7) Menggunakan filter kolam
8) Apabila ikan berjumlah banyak dalam 1 tempat, maka sebaiknya pindahkan ikan sebagian ke tempat yang lain
9) Membersihkan lumpur yang ada di dasar kolam yaitu dengan membuangnya secara rutin
10) Menjaga kadar pH antara 6.5 hingga 7.5
11) Menaburkan kapur agar bahan organik cepat larut
12) Tambahkan bakteri probiotik Biovisi Nitro. Nitro ini mengandung beberapa macam bakteri yang mampu menguraikan bahan organik dalam air kolam, termasuk ammonia, H2S, methane dll.
13) Menambahkan sumber karbon organik
14) Yang terpenting selalu mengecek kandungan ammonia di dalam air kurang lebih 1 bulan sekali
No comments:
Post a Comment