Friday, March 31, 2023

Pakan Alami Ikan

 Pakan Alami Ikan

Pakan alami merupakan pakan hidup bagi larva ikan yang mencakup fitoplankton, zooplankton, dan benthos.

Jenis – jenis makanan alami yang dimakan oleh ikan sangat bermacam – macam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Burayak ikan yang baru saja belajar mencari makan, pertama – tama yang mereka makan adalah plankton. Bahkan ada juga beberapa ikan yang tetap setia sebagai pemakan plankton sepanjang hidupnya.

Pada umumnya burayak ikan itu mula – mula makan plankton nabati (fitoplankton). Kemudian semakin besar ikannya, makanannya pun mulai berubah pula. Mula – mula mereka beralih dari fitoplankton ke zoopalankton (plankton hewani), seperti antara lain protozoa (hewan bersel satu), mikrokrustasea (udang – udangan renik), invertebrate mikroskopik (hewan – hewan tak bertulang belakang yang kecil - kecil), dan telur berbagai jenis hewan lainnya termasuk telur ikan.

Beberapa jenis fitoplankton yang sudah banyak dibudidayakan antara lain adalah :

Diatomae, yaitu Chaetoceros calcitrans, Skeletonema costatum, Phaeodactylum trocornotum, Nitzschia closterium, Cyclotella mana dan Navicula sp.

Chlorophyceae, yaitu Chlorella sp.,Monas sp., Chlamydomonas sp., Platymonas sp (Tetraselmis)tetratele, Isochrysis sp., Monochrysis sp.,  dan Dunaliella terteolecta.

Sedangkan beberapa zooplankton yang sudah banyak dibudidayakan antara lain adalah :

  • Rotifer, terutama Brachionus sp.
  • Cladocera, terutama Moina sp., dan Daphnia sp.
  • Branchiopoda, terutama Artemia sp.
  • Berbagai macam plankton lainnya, seperti infusoria (Paramecium), jentik – jentik nyamuk, anak tiram, anak tritip (Ballanus sp), anak bintang laut (Arabica sp.) dan lain – lain.

Gurami makannya apa?

Sesuai dengan usia pertumbuhan seekor gurami, pakan akan dibicarakan menurut usia seekor ikan. Dengan tidak mengesampingkan unsur murah dan mudah.

Gurami baru menetas tidak perlu pakan.

0-10 Hari tidak makan

Betul, tidak ada biaya yang dikeluarkan tatkala Gurami anda baru menetas lalu menunggu pertumbuhan ekor, kemudian mata dan bagian tubuh lainnya. Waktu yang diperlukan masa dari larva menjadi ikan mini imut ini sekitar 10-14 hari. Selama menunggu gurami menjadi besar, tugas peternak ikan adalah membuang permukaan air dari lemak, cangkang telur (sulit dilihat mata telanjang), telur yang tidak menetas. Petugas di Gajahsora membuang telur yang busuk yang berada di baskom penetasan dengan menggunakan rumput atau lidi yang ditekuk. Selama berada dalam waskom ataupun paso plastik, Kebutuhan hidupnya disubsidi oleh kantung telur yang memang bawaan lahir. Syaratnya dia harus tidur tertelentang dengan perut diatas. Lha kalau ada yang bilang ikan umur dua hari sudah harus diberi makan, maka saya garuk-garuk kepala, cara makannya bagaimana sebab mulutnya pun belum terbentuk sempurna. Tapi ada yang bilang sejak ikan mulai berenang, ia sudah mulai diperkenalkan pakannya sekalipun sebagian kantong telurnya sudah menipis.

10-14 HARI

Ukuran hari adalah patokan belaka, kalau anda melihat anak ikan sudah mengempis kantong telurnya, posisi badannya seperti merangkak dengan perut di bawah dan berenang kian kemari mencari umpan lezat itulah yang dicari, maka telah tiba saatnya untuk memberi pakan, ikan mulai dicemplungkan ke hapa (kelambu berbentuk plastik yang mengurung ikan agar tidak dimangsa oleh hama). Hapa ialah jaring plastik yang dipasang di kolam untuk memperkenalkan ikan dengan kehidupan sebetulnya. Bahan hapa dibuat sedemikian rupa sehingga plangton seperti moina (kutu air) bisa masuk, dan dilahap oleh anak gurami. Tapi usia 6 hari ikan saya sudah mulai diperkenalkan cacing rambut.

Untuk kebutuhan protein, bisa diberikan sejenis udang renik yang masih sederhana namanya “Moina”. Para ahli memperdebatkan antara Moina dan Daphina, tapi petani ikan enteng menyebut “kutu air” lantaran bentuknya yang kecil, transparan dengan kaki-kaki pengait persis kutu kepala. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan Salep Cap Kaki Tiga.

Kutu air selalu tersedia di perairan, kalau anda menggunakan air ledeng di akuarium anda, kutu air terpaksa harus didatangkan. Tapi kebetulan ditempat kami lingkungannya mudah untuk mendapatkan kutu air. Supaya masa kutu mau berkumpul, lalu terkonsentrasi disuatu tempat, dia diimingi dengan kemerdekaan makan “tembelek” sepuasnya.

Untuk itu petani memberikan pupuk kandang basah yang dibungkus dalam karung goni dan ditaruh disudut-sudut kolam. Begitu terkena air, maka tembelek yang sudah busuk, menjadi lebih membusuk. Dan saat itulah udang renik “moina” jantan dan “moina-lisa” datang dan dimangsa oleh ikan kita.

Kalau anda mau menyaksikan munculnya kutu air, itu sekitar jam 06.30-08.30 dimana konsentrasi terbesar muncul ke permukaan membentuk koloni seperti kabut di air. Kutu air dipanen dengan menggunakan serokan yang terbuat dari kain yang halus, agar mereka tahan dibawa jauh, biasanya dimasukkan potongan es kedalam plastik sebelum diajak bepergian. Dengan memberikan kutu air, maka jika sisa pakan tidak menjadi busuk melainkan ikut berenang kesana kemari bersama ikan. Di Singapura, kotoran ternak dari beberapa peternakan di gelontor dalam suatu kolam raksasa, dimasukkan air yang mengandung bibit kutu air, lalu kolam kotoran dibiarkan beberapa hari agar kutu air bisa berkembang biak. Saat itu air kolam dipompakan kekolam lain yang didalamnya sudah ada perahu bermotor dengan jaring halus, bila perahu bermotor ini berjalan hilir mudik sambil menebarkan jaring, maka berkilo-kilo kutu air bisa dipanen.

Kutu Air juga bisa mengandung virus, sehingga harus diambil dari sumber yang layak dipercaya. Beberapa peternakan “elite” bahkan menggunakan sumber pakan pabrik yang namanya artemia, sejenis udang laut.

KUNING TELUR

Saya mengadopsi cara pemberian pakan dengan kuning telur ini menurut tutur tinutur dari para peternak ikan hias. Rebuslah sebuah telur bisa bebek, bisa ayam. Lalu ambil kuning telurnya seperduapuluh bagian. Letakkan potongan kuning telur tadi kesebuah kain. Lipat kain seperti membungkus sesuatu dan peras kain beserta telur didalamnya sehingga sebagian telur keluar disela jalinan kain. Gantung makanan ini dekat anak ikan. Gantilah pakan ini beberapa hari kemudian supaya tidak membusuk. (updated 29.1.01)

14 hari sampai 3 bulan. Makannya es-cacing dan cacing sutra

Kalau karena satu, dua tiga atau banyak hal ternyata tembelek ayam yang di kampung saya diberi nama pupuk “Rambo” sedang susah didapat, peternak menggunakan pupuk kandang kering yang baunya sedikit tidak menyengat namanya “postal”. Ujutnya adalah sisa pakan dari peternakan ayam buras yang sudah bercampur dedak, sekam, kotoran ayam, bulu ayam dan tidak lupa tanah liat. Postal ini ditebarkan di kolam yang nantinya akan mengundang kutu air dan “nyamuk kebun.”

Armada nyamuk inilah yang nantinya mengapung diatas kotoran ayam yang terapung karena sudah kering, lalu bertelur disela-sela kotoran. Telur akan berubah menjadi jentik jentik yang warnanya merah darah, ukurannya sebesar cacing (kurang dikit), sehingga orang menamakannya “cacing darah”. Entah mengapa para supplier pakan yang diimport dari Taiwanini, menamakannya “cacing es”. Jual beli cacing es persis seperti orang jual es krim, para supplier menyediakan Freezer yang isinya cacing beku. Satu lempeng beratnya 1 ons, dan saat itulah pakan moina mulai ditinggalkan dan berganti cacing es.

Secara bertahap, ikan mulai diintrodusir pelet halus. Dengan kebaikan para Taiwaneese inilah para peternak ikan Gurami dalam akuarium bisa memulai usahanya.

CACING SUTRA- Tubifex

Pakan hidup ini didapatkan di beberapa warung ikan hias, biasanya mereka di pasok oleh bocah-bocah yang menyerok cacing-cacing ini di got-got. Kelihatannya tidak ada hubungan antar jenis cacing ini dengan salah satu merek alat KaBe. Cacing sutra juga mempunyai potensi pembawa virus. Di Parung, beberapa orang mengais rejeki dengan berjualan cacing sutra atau cacing rambut ini. Kalau anda datang ke tempat penampungan pada pagi hari, jawabannya pasti “ntar zohor datang,” rupanya bisnis ini laku keras. Kalau burayak gurami anda ingin dipelihara di kolam batu atau akuarium, maka cacing hidup ini adalah alternatif untuk pakan burayak usia 6 hari. Apalagi sifat cacing ini hidup di air jernih, jadi tidak membusuk dan tidak kuatir overfeed.

Di atas 3 bulan pilih salah satu dibawah ini:

Takaran pakan alami dari dedaunan untuk 100 ekor gurami

ULAT, RAYAP, TELOR SEMUT (kroto), SERANGGA

Variasi makanan ini sangat digemari oleh ikan Gurami. Laron, anjing tanah, jangkrik, belalang akan disantapnya tanpa bekas. Sementara rayap bisa dicari dibawah pohon yang lapuk, bambu lapuk.

SAYURAN BERDAUN LEMBUT

Meningkat dewasa, Gorami bisa diberikan daun kangkung (Ipomoea aquatica), genjer, daun pepaya (kurang suka), daun keladi ular, daun singkong (kurang suka), daun keladi senthe. Sebetulnya inilah menu utama Gurami sehingga berat biomas 100 kilo maka pakan yang dibutuhkannya perhari adalah 1 kilogram.

Dedaunan bergetah seperti daun pepaya sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu agar getahnya berkurang. Getah dedaunan dapat mempengaruhi selaput lendir yang membuat gurami agak rentan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Pemberian daun ubi jalar yang terlalu sering diduga dapat menghambat proses pemijahan/peneluran.

https://www.youtube.com/watch?v=fSw8S8kSlaI

KELADI / TALAS / SENTE

Gurame identik dengan daun sente. Di mana ada kolam gurame, maka di situ pasti ada tanaman sente. Pembudidaya yakin Alokasia macrorrhizos itu merupakan pakan wajib gurame.  Jamak bagi pembudidaya gurame untuk menanam sente 2-3 bulan sebelum menebar benih gurame. Daun kerabat keladi itu merupakan pakan utama gurame. Pembudidaya gurame mewajibkan sente sebagai pakan utama dalam pembesaran gurame. Menurut informasi yang mereka ketahui, bahwa daun sente kaya serat yang dapat memperlancar proses pencernaan gurame.

https://www.youtube.com/watch?v=iSls3IZ9bug

KECAMBAH

Gurami sangat doyan kepada kecambah kacang kedelai (tauge), kecambah padi. Pemberian ini dimaksudkan untuk merangsang indung telur. sayangnya tidak semua gurami merangsek pakan ini. Tinggal kita ngedumel sial bener sudah diurusin payah-payah nggak mau dimakan malahan pilih senthe yang gatal.

REBUSAN JAGUNG MUDA

Pipilan jagung yang direbus bisa diberikan kepada gorami untuk kesuburan indung telurnya. Induk juga dapat diberi kecambah jagung, Namun pemberian kecambah jagung jangan sampai berlebih karena dapat menyebabkan kegemukan. Kecambah jagung mengandung banyak lemak sehingga dapat mempersulit keluarnya telur saat pemijahan.

PELLET (Pakan Pabrik)

Pemberian pakan dengan pelet bukan termasuk cara yang murah, tetapi apabila anda mampu, kenapa tidak mengingat protein yang dikandungnya (20-30%. Persoalannya sekarang, pellet yang dipasaran seringkali kandungan protein (dari tepung ikan), sudah dikurangi jumlahnya, sehingga hanya mengandung terigu dan minyak ikan. Daripada susah-sudah membawa contoh pelet ke laboratorium, dianjurkan beli pellet daripelbagai sumber, perhatikan pelet mana yang paling disukai gurami itulah yang terbaik. Hasil penelitian tahun 1981 oleh Sri Hatimah di Kolam Depok menyimpulkan ada perbedaan penambahan bobot antara pelet apung dengan pelet kelem (tenggelam). Pelet apung sudah ditambah zat additive agar bisa berbobot lebih ringan dan mengambang di air. Sedangkan pelet “kelem” lebih menekankan kandungan gizi pakan sehingga untuk pendederan gurami pelet kelem lebih disukai.

Voer ayam Petelor atau Pedaging.

Bila pelet susah didapatkan, beberapa peternak mencampurkan Voer ayam pedaging ataupun ayam petelor (tergantung kebutuhan).

DEDAK

Dedak halus, bahasa lokal “lunte” yang sudah diseduh dengan air panas disukai gurami. Petani Purwokerto malahan menambahkan 2 butir telur bebek untuk memperbaiki mutu telur gurami. Kalau anda beli dedak setelah diseduh air panas masih belum pengket maka dedak itu bukan yang diinginkan. Cara pemberian dedak tidak boleh dilemparkan langsung ke kolam, cari jaring bekas karung cabai yang bentuknya berlubang, lalu bentangkan diempat sudutnya. Taruh dedak diatas jaring sampai jaring menyentuh permukaan air, maka gurami akan berdatangan menarik pakan dari bawah.

ULAT HONGKONG atau mealworm (mahal)

Jenis ulat ini sudah populer di tanah air, beberapa peternak di Indonesia berhasil membudidayakannya.

Mengkudu


Mengkudu (Morinda citrifolia) juga bisa atasi penyakit gurame yang disebabkan oleh virus. Berikan buah dan daunnya secara rutin pada ikan-ikan gurame. Khasiat buah dan daunnya bisa meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Sebenarnya tak hanya gurame yang suka menyantap buah dan daunnya, jenis-jenis ikan lainnya seperti nila, tawes, bawal juga menyukainya.

DAUN MURBEI
Sumbangan petani Yogya

NASI

JAJAN PASAR

Jajan pasar disini maksudnya sisa-sisa tukang sayur di pasar, ketimbang membusuk di TPA, maka potongan sayuran termasuk ulat didalamnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan Gurami kita.

Pakan yang paling populer di kalangan petani karena murah. Pada dasarnya postal adalah pupuk kandang (unggas) yang kering, sehingga bisa dilihat campuran antara sekam padi, kotoran, dedak, voer dsb. Postal selain disukai ikan gurami kecil, juga disukai nyamuk AGAS yang nantinya akan meletakkan telur pada kotoran tersebut. Telur yang menetas akan menjadi jentik-jentik (cuk) berwarna merah karena mengandung Haemoglobin. Jentik-jentik ini kelak dinamakan cacing darah. Agak ngaco memang.

SERANGGA SEPERTI JANGKRIK, BELALANG

Saya baru tahu belakangan ini bahwa rumput-rumputan hijau yang tumbuh sekitar dinding kolam (tanah) memiliki fungsi multiple. Pertama untuk mencegah longsornya tebing kolam, kedua memandang rumput hijau royo-royo dengan tetesan embun berkilauan bak berlian, weleh weleh bagi saya ini nikmat. Apalagi bau rumput segar menerpa hidung, bukan main segarnya.

Suatu pagi sambil melihat keadaan nyilet saya yang sedang rakus-rakusnya makan pelet “22L” saya melihat suatu gerakan secepat kilat. Saya amati ternyata beberapa gurami nyilet sedang melompat untuk menyambar belalang-belalang kecil yang sedang bermain diantara rerumputan dipinggir kolam. Untuk alasan yang sama beberapa petani kabarnya kalau musim laron malahan mematikan penerangan dirumahnya (termasuk menyetop nonton tersanjung 6 maupun F4) dan menyalana penerangan disekitar kolam agar laron masuk kekolamnya.

Bagaimana dengan Kecoa?
Kalau di rumah saya menemukan kecoa biasanya saya injak sebelum diberikan kepada gurami. Ini juga tidak membutuhkan beberapa detik sebelum sang kecoa yang malang masuk kemulut gurami.

Gurami Suka Sangit Tanah

Soal bertani atau beternak, masyarakat di kampung bisa jadi lebih pintar. Terutama dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Menurut penjaga kolam ikan kami, “Dalam memelihara ikan gurami, kalau dolar manjatnya tinggi bener, kita beri saja pakan daun talas (senthe), kalau pakai pakan pabrik (pelet), bisa bangkrut.”

Salah seorang yang sering membantu merawat kolam adalah Rojali, yang juga penggembala kerbau orang tuanya. Namun, jangan bayangkan ia duduk di punggung kerbau sambil meniup seruling. Serulingnya sudah diganti gamewatch.

Rojali banyak “menularkan” ilmunya. Mulai teknik memberi makan gurami, menetaskan telurnya, mengamati perilaku gurami yang berahi, sekaligus acara kawin ikan. Katanya, “Gurami akan berperilaku romantis kala bulan purnama.”

Ia pun ahli menyiapkan wewangian perangsang libido gurami. Caranya, kolam dijemur sampai retak dasarnya, sehingga kalau terkena air akan menimbulkan bau sangit seperti hujan rintik kala kemarau. “Gurami suka bau sangit tanah kering,” ujarnya.

Ia pun tak kerepotan saat akan menangkap gurami. Cukup dengan meng-obok-obok air kolam plus memasukkan daun pisang kering (klaras), gurami seperti terhipnotis dan patuh saja dibopong, ditelentangkan, atau dipindah ke kolam lain. Di tangannya, gurami berbobot 4 – 5 kg per ekor berubah jinak seperti kucing peliharaan.

Perawatan dan Kalibrasi pH Meter Digital

 Perawatan dan Kalibrasi pH Meter Digital

Pengukuran pH suatu larutan nutrisi hidroponik tidak kalah pentingnya dengan pengukuran kepekatan larutan tersebut yang dinyatakan dalam PPM atau EC. Untuk mengukur pH larutan nutrisi diperlukan sebuah alat yaitu pH Meter. Rata-rata tanaman hanya dapat tumbuh dengan baik dan dapat menyerap nutrisi jika pH netral (direntang 5,5 – 7,0), baik pada sistem konvensional maupun hidroponik. Pada tanaman konvensional (ditanam menggunakan media tanah) yang diukur pH nya adalah media tanam, sedangkan pada sistem hidroponik yang diukur pH nya adalah larutan nutrisi. Nilai pH setiap larutan nutrisi berbeda-beda, tegantung pada nilai pH air baku dan nutrisi yang digunakan. Untuk memastikan atau mengetahui bahwa pH larutan nutrisi yang digunakan netral (layak digunakan) maka perlu diukur terlebih dahulu. Alat untuk mengukur pH suatu larutan bermacam-macam, antara lain menggunakan kertas lakmus/litmus (kertas pH), melalui proses titrasi atau menggunakan pH meter digital. Diantara alat-alat tersebut yang paling umum adalah menggunakan pH meter digital.

Pengertian dan Definisi Kalibrasi

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “Kalibrasi”? Suatu alat ukur dianggap baik jika hasil pengukurannya terbukti akurat melalui proses pengujian, yakni kalibrasi. Definisi kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain  “Pengertian Kalibrasi” adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Pengertian sederhananya, menurut saya PENGERTIAN KALIBRASI adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk memastikan keakuratan hasil pengukuran suatau alat ukur sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Tujuan dan Manfaat Kalibrasi pH Meter

Khusus untuk kalibrasi pH Meter yang digunakan untuk larutan nutrisi hidroponik, tujuan dan manfaat kalibrasi antara lain sebagai berikut ;

1.    Memastikan keakuratan sebuah pH meter sesuai dengan spesifikasinya,
2.    Mencapai pengukuran nilai pH yang benar-benar ideal untuk tanaman,
3.    Menghindari penyimpangan/kesalahan hasil pengukuran sebuah pH Meter,
4.    Untuk menjamin hasil pengukuran sebuah pH meter sesuai dengan standar yang telah ditentukan
5.    Menghindari pertumbuhan tanaman yang buruk sebagai akibat dari kesalahan dalam pengukuran pH larutan nutrisi,
6.    Sebagai langkah perawatan untuk menjaga sebuah pH meter agar tetap baik dan menghasilkan angka penguruan yang akurat.

9 Langkah dan Tahapan Cara KALIBRASI pH METER 2 poin

pH buffer Mixed phosphate pH 6,86 (hijau) dan Potassium Hydrogen Phthlate pH 4,00 (merah)

Banyak sekali jenis dan merk pH meter yang saat ini beredar luas di pasaran. Beberapa merk pH meter bisa langsung digunakan setelah anda membelinya, ada juga yang harus dikalibrasi terlebih dahulu agar hasil pengukurannya akurat/valid sesuai dengan spesifikasinya. Kalibrasi adalah bagian dari pemeliharaan pH meter, sehingga harus dilakukan secara berkala supaya alat tetap bekerja dengan baik. Berikut ini langkah dan tahapan cara kalibrasi pH meter digital :

1.    Langkah pertama sebelum melakukan serangkaian proses kalibrasi, siapkan terlebih dahulu alat dan bahan berikut ini ;
a).    Auqades (air suling), air accu atau air buangan AC secukupnya
b).    3 buah gelas kimia kapasitas minimal 250 ml (lebih baik gunakan gelas yang lebih besar)
c).    Botol semprot/hand sprayer
d).    Kertas tissue
e).    Gelas ukur (beaker)
f).    Buffer/larutan penyangga pH 4, dan 7 (6.86)
g).    Sendok

2.    Tandai masing-masing gelas, misalnya gelas A untuk pH 6 (Mixed phosphate, pH 6,86), gelas B untuk pH 4 (Potassium Hydrogen Phthlate, pH 4,00) dan gelas C untuk cairan pembilas

3.    Selanjutnya 3 buah gelas kimia (gelas A, B dan C) diisi aquades, air accu atau air buangan AC dengan temperatur suhu ruangan

4.    Larutkan pH buffer Mixed phosphate (pH = 6,86) pada gelas A, dan Potassium Hydrogen Phthlate(pH = 4,00) pada gelas B

5.    Rendam beberapa saat bagian elektroda pH meter pada gelas C, kemudian keringkan dengan tissue

Skrew/baut pemutar pada pH Meter

6.    Nyalakan pH meter (tekan tombol “on“) dan celupkan bagian elektrodanya pada gelas A (larutan Mixed phosphate, pH = 6,86). Diamkan beberapa saat sampai angka yang terbaca di layar stabil. Jika angka pada layar tidak sama dengan 6.86, gunakan obeng kecil untuk mengatur angka dengan memutar kekiri atau kekanan skrew yang ada dibagian belakang pH meter sampai layar menunjukkan angka 6.86. (Lihat gambar 3)

7.    Selanjutnya matikan pH meter (tekan tombol “off) kemudian elektroda pH meter dibilas dengan mencelupkan ke gelas C selama beberapa saat. Kemudian elektroda pH meter dikeringkan menggunakan tissue sampai benar-benar kering.

8.    Berikutnya, nyalakan kembali pH meter dan aduk larutan buffer pada gelas B (larutan Potassium Hydrogen Phthlate, pH = 4,00), rendam selama beberapa saat elektroda pH meter. Diamkan beberapa saat sampai angka di layar stabil, jika angka yang terbaca dilayar tidak sama dengan 4,00. Gunakan kembali obeng kecil dengan cara yang sama pada langkah (6).

9.    Langkah terakhir adalah membilas elektroda pH meter dengan mencelupkan pada gelas C. Keringkan menggunakan tissue sampai benar-benar kering, proses kalibrasi sudah selesai dan pH meter siap digunakan.

Tips Merawat dan Pemeliharaan pH Meter Supaya Awet dan Tahan Lama

Bagian paling penting pada sebuah pH meter adalah bagian elektroda, untuk itu pemeliharaan dan perawatan elektroda harus dilakukan dengan benar supaya pH meter selalu dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan. Jika tidak dilakukan pemeliharaan dengan benar, sudah dapat dipastikan usia pH meter tidak akan lama. Berikut ini tips merawat pH meter digital :

1.    Sebelum dan sesudah digunakan cucilah elektroda pH meter menggunakan cairan khusus yang memiliki pH 0, yaitu elektrolit KCL 3 M

2.    Pastikan elektroda benar-benar kering jika tidak digunakan (selama dalam penyimpanan)

3.    Simpan pH meter didalam box pada tempat yang bersih dan aman

4.    pH meter disimpan pada suhu ruangan dan tidak lebih dari 50C

5.    Lakukan kalibrasi secara berkala, jika pH meter digunakan selama 24 jam non stop, minimal kalibrasi dilakukan setiap 8 jam.

6.    Pastikan pH meter dalam kondisi “off” jika tidak digunakan.

7.    Buka baterai jika pH meter akan disimpan dalam jangka waktu yang lama.

8.    Penutup elektroda harus terpasang dengan baik dan benar

Demikian “9 Langkah dan Tahapan Cara Kalibrasi pH Meter Digital” serta “Tips Cara Merawat dan Pemeliharaan pH Meter“. Semoga bermanfaat….

Jadi begini om..

Untuk pH meter biasa digunakan dlm 3 suasana/lingkungan pH..

Untuk kalibrasi maka digunakan 3 titik pH yaitu netral, asam lalu basa..

Jadi caranya pertama om bersihkan pH meter menggunakan aquadest..

Kemudian larutkan ke 3 serbuk pH menggunakan aquadest pada gelas yg berbeda (kl ga salah masing2 250ml)..

Aduk masing2 larutan hingga larut sempurna..jangan sampai tercampur, gunakan sendok sendiri2.

Langkah selanjutnya celupkan pH meter pada gelas yg berisi serbuk 6,86 jika angka pada alat tidak sesuai maka setel alat sehingga angka yg ditunjukkan sesuai dgn pH yg diukur yaitu 6,86..

Kemudian bilas pH meter menggunakan aquadest lalu keringkan dgn tissue..

Selanjutnya celupkan alat pada gelas yg berisi larutan serbuk pH 4.00 ( sama seperti tadi, jika angka yg ditunjukkan alat tdk sesuai maka setel alat agar menunjukkan angka 4,00)..

Bilas kembali pakai aquadest dan keringkan..

Terakhir celupkan alat pada pH 9,18 dan setel kembali agar angka yg tertera sesuai dgn pH 9,18..

Bilas dgn aquadest dan keringkan..

Proses kalibrasi selesai.

Untuk memastikan maka coba ukur kembali masing2 larutan apakah angka yg tertera pada display sesuai dgn pH larutan kalibrasinya..

Cuci dan keringkan df tissue setelah masuk  botol buffer agar larutan tidak terkontaminasi dg yg lain.

Mudah2an cukup jelas dan bermanfaat om.. :-)

Cara Pengangkutan Ikan Hidup

 Cara Pengangkutan Ikan Hidup

Pengangkutan Ikan

Seperti pengangkutan barang, pengangkutan ikan juga memiliki arti dan tujuan yang sama. Namun alat, dan cara yang digunakan dalam pengangkutan ikan berbeda dengan alat, dan cara dalam pengangkutan buku. Karena buku benda mati yang tidak mudah rusak. Sedangkan ikan mahluk hidup yang kemungkinan besar bisa rusak, bahkan mati.
Untuk menentukan alat dan alat pengangkutan sangat tergantung dari karakteristik, dan sifat-sifat hidup ikan, terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan pernapasannya. Jangan sampai selama pengangkutan alat pernapasannya terganggu. Itu bisa menyebabkan kematian total.

PENGANGKUTAN SISTEM BASAH

Transportasi sistem basah (menggunakan air sebagai media pengangkutan) terbagi menjadi dua, yaitu:

A. Pengangkutan Ikan Sistem Terbuka


Mengangkut ikan ada dua sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Terbuka adalah sistem pengangkutan ikan dimana air dalam wadah angkut kontak langsung dengan udara sebagai sumber oksigen. Sistem ini umumnya digunakan untuk mengangkut ikan dalam jarak yang dekat, misalnya dari kolam ke kolam dalam lokasi yang sama. Bisa juga untuk jarak jauh, dan waktu yang lama, asalkan dilengkapi instalasi pengangkutan dan persediaan oksigen yang cukup selama pengangkutan.

B. Pengangkutan Ikan Sistem Tertutup

Sedangkan tertutup adalah sistem pengangkutan ikan dimana air dalam wadah angkut tidak kontak langsung dengan udara bebas, karena tertutup rapat oleh wadah angkut. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan selama pengangkutan berasal dari tabung oksigen yang dihembuskan sebelumnya. Sistem ini bisa digunakan, baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh, baik untuk waktu yang singkat maupun untuk waktu yang lama.

C. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan (Berka, 1986).

(1). Kualitas Ikan
Kualitas ikan yang ditransportasikan harus dalam keadaan sehat dan baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam waktu pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kondisinya sehat.
(2). Oksigen
Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2meningkatikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.
(3). Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 80C untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 – 200 untuk ikan di daerah tropis.
(4). Nilai pH, CO2, dan amonia
Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik akibat kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, untuk menanggulanginya dapat digunakan larutan bufer untuk menstabilkan pH air selama transportasi ikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.
(5). Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi
Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi tidak boleh lebih dari 1 : 3 . Ikan-ikan lebih besar, seperti induk ikan dapat ditrasportasi dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : 2 sampai 1 : 3 , tetapi untuk ikan-ikan kecil perbandingan ini menurun sampai 1 : 100 atau 1 : 200. Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh kondisi apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama aktivitas otot berjalan, suplai darah dan oksigen tidak memenuhi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup sbagai alternatif pengganti energi yang digunakan.

Beberapa permasalahan dalam pengangkutan sistem basah adalah selalu terbentuk buih yang disebabkan banyaknya lendir dan kotoran ikan yang dikeluarkan. Kematian diduga karena pada saat diangkut, walaupun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada. Sehingga pada saat diangkut masih ada kotoran yang mencemari media air yang digunakan untuk transportasi. Disamping itu, bobot air cukup tinggi, yaitu 1 : 3 atau 1 : 4 bagian ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk dapat meningkatkan volume ikan yang diangkut.

Kepadatan ikan dalam wadah harus diperhatikan

Waktu pengangkutan juga harus diperhatikan. Karena ikan hidup pada kisaran suhu tertentu. Suhu yang melebihi ambang batas hidupnya bisa berakibat fatal. Demikian juga dengan suhu yang kurang dari ambang batas hidupnya. Namun yang sering terjadi adalah melebihi ambang batas, karena selama pengangkutan, suhu akan naik.
Menentukan waktu pengangkutan harus tepat. Ini berkaitan erat jarak yang akan tempuh dan lamanya pengangkutan. Selain itu juga berkaitan erat dengan prinsip pengangkutan, yaitu bagaimana menciptakan suasana yang nyaman bagi ikan. Waktu kapan akan terjadi suasana seperti itu.

Pengangkutan ikan diusahakan pada malam hari agar suhu udara rendah

Tentu saja itu terjadi pada suhu rendah. Karena itu pengangkutan ikan harus dilakukan pada malam hari, sehingga bila terjadi kenaikan suhu selama pengangkutan, kenaikan itu tidak terlalu tinggi. Bila ikan akan diangkut selama 12 jam, maka berangkatnya harus sore hari, sehingga tiba di tempat tujuan pada malam atau pagi hari.

Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan dalam menerapkan prinsip pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama pengangkutan. Ini juga berkaitan erat dengan sifat ikan. Justru inilah yang menjadi faktor terpenting dari yang lainnya, dan menjadi kiat dalam pengangkutan.

Transportasi Sistem Kering (Semi Basah)
Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunkan adalah bukan air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya makin besar .
Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunkan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.
Pada kemasan tanpa air, suhu diatur sedemikian rupa sehingga kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, karena pada taraf tersebut, oksigen yang dikonsumsi ikan sangat sedikit sekedar untuk mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, pada saat ikan dalam keadaan tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga melalui lapisan inilah oksigen masih diserap .

Kiat-kiat itu diantaranya :
Pertama :

Ikan yang akan diangkut harus diberok dahulu. Yaitu ditampung dalam bak dengan aliran air bersih, dan tidak diberi pakan tambahan. Tujuan pemberokan adalah untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh ikan. Karena ikan yang baru dipanen banyak mengandung kotorannya.

Pemberokan ikan dapat dilakukan pada kolam jaring atau bak

Bila tidak diberok (dipingsankan), maka selama pengangkutan, ikan akan mengeluarkan kotoran, dan kotoran itu akan menurunkan kualitas air dalam alat pengangkutan, dimana kandungan karbondioksida dan amoniak tinggi, sedangkan kandungan oksigen rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan tidak bisa hidup dengan dan tidak bisa bernapas dengan bebas.

Kondisi pingsan merupakan kondisi tidak sadar yang dihasilkan dari sistem saraf pusat yang mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut. Pingsan atau mati rasa pada ikan berarti sistem saraf kurang berfungsi ..
Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui penggunaan suhu rendah, pembiusan menggunakan zat-zat kimia dan penyetruman menggunakan arus listrik.

  1. Pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah .
    Metode pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
    b. penurunan suhu secara langsung, dimana ikan langsung dimasukan dalam air yang bersuhu 100 – 150C. Sehingga ikan akan pingsan.
    a.Penurunan suhu secara bertahap, dimana suhu air sebagai media ikan diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan.
  2. Pemingsanan ikan dengan bahan anestasi (bahan pembius)
    Bahan anestasi yang dapat digunakan untuk pembiusan ikan adalah :
No      BAHAN            DOSIS
1   MS-222                   0.05 mg / l
2   Novacaine               50 mg / kg berat ikan
3   Barbitas sodium      50 mg / kg berat ikan
4   Ammobarbital sodium 85 mg / kg berat ikan
5   Methyl paraphynol (dormisol) 30 mg / l
6   Tertiary amyl alcohol 30 mg / l
7   Choral hydrate        3-3.5 g lt
8   Urethane                 100 mg / l
9   Hydroksi quinaldine 1 mg / l
10 Thiouracil               10 mg / l
11 Quinaldine              0.025 mg / l
12 2-Thenoxy ethanol 30 – 40 ml / 100 lt
13 Sodium ammital     52 – 172 mg / l

Selain bahan-bahan anestasi sintetik diatas pembiusan juga dapat dilakukan dengan menggunakan zat caulerpin dancaulerpicin yang berasal dari ekstrak rumput laut Caulerpa sp.

Pembiusan ikan dikatakan berhasil bila memenuhi tiga kriteria, yaitu :
• Induksi bahan pembius dalam tubuh ikan terjadi dalam waktu tiga menit atau kurang, sehingga ikan lebih mudah ditangani.
• Kepulihan ikan sampai gerakan renangnya kembali normal membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.
• Tidak ditemukan adanya kematian ikan selama 15 menit setelah pembongkaran

Proses pembiusan ikan meliputi 3 tahap yaitu :

  1. Berpindahnya bahan pembius dari lingkungan ke dalam muara pernapasan organisme
  2. Difusi membran dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahan pembius ke dalam darah.
  3. Sirkulasi darah dan difusi jaringan menyebarkan subtansi ke seluruh tubuh. Kecepatan distribusi dan penyerapan oleh sel bergantung pada persediaan darah dan kandungan lemak pada setiap jaringan sehingga bahan anestasi juga harus mudah larut dalam air dan lemak.
  4. Pemingsanan Ikan dengan Arus Listrik
    Arus listrik yang aman digunakan untuk pemingsanan ikan adalah yang mempunyai daya 12 volt, karena pada 12 Volt ikan mengalami keadaan pingsan lebih cepat dan tingkat kesadaran setelah pingsan juga cepat.

Kedua :

ikan harus diseleksi terlebih dahulu, yaitu dilakukan pemisahan antara ikan yang berukuran besar, sedang dan kecil. Tujuan seleksi adalah agar ukuran ikan menjadi seragam, sehingga bila diangkut tidak terjadi persaingan yang terlalu jauh sesama ikan yang diangkut.

Keterangan : a) Alat grading/seleksi ikan, b) Penyeleksian ikan

Persaingan itu berupa persaingan dalam memperebutkan tempat, dimana ikan yang besar bisa menyisihkan ikan yang kecil. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan kecil mati. Persaingan juga bisa berupa persaingan dalam mendapatkan oksigen, dimana ikan besar dapat menggunakan oksigen lebih banyak dari ikan kecil.
Ketiga : ikan harus ditreatmen, atau disucihamakan terlebih dahulu, yaitu dengan cara merendam dalam obat tertentu, contoh Kalium Permanganat (PK), dengan dosis tertertu dan dalam waktu, atau lamanya tertentu pula. (lihat teknik mengobati penyakit ikan).

Kalium Permanganat (PK)
Tujuan treatmen adalah agar ikan-ikan yang akan diangkut terbebas dari segala penyakit. Ikan yang sakit bisa terobati, dan ikan yang sehat bisa dicegah agar tidak terserang penyakit. Penyakit bisa menjadi penyebab kematian dalam pengangkutan. Selain itu, bisa menjadi penyebab tersebarnya satu penyakit dari satu daerah ke daerah lain.

PENGEMASAN
Pada pengangkutan kering diperlukan media pengisi sebagai pengganti air. Menurut Wibowo (1993), yang dimaksud dengan bahan pengisi dalam pengangkutan ikan hidup adalah bahan yang dapat ditempatkan diantara ikan hidup dalam kemasan untuk menahan ikan dalam posisinya. Selanjutnya disebutkan bahwa bahan pengisi memiliki fungsi antara lain mampu manahan ikan agar tidak bergeser dalam kemasan, menjaga lingkungan suhu rendah agar ikan tetap hidup serta memberi lingkungan udara dan kelembaban memadai untuk kelangsungan hidupnya.
Media pengisi yang sering digunakan dalam pengemasan adalah serbuk gergaji, serutan kayu, serta kertas koran atau bahan karung goni. Namun penggunaan karung goni sudah tidak digunakan karena hasilnya kurang baik. Jenis serbuk gergaji atau serutan kayu yang digunakan tidak spesifik, tergantung bahan yang tersedia.Dari bahan pengisi yaitu sekam padi, serbuk gergaji, dan rumput laut , menururt Wibowo (1993) ternyata sekam padi dan serbuk gergaji merupakan bahan pengisi terbaik karena memiliki karakteristik, yaitu :
• Berongga
• Mempunyai kapasitas dingin yang memada
• Tidak beracun, dan
• Memberikan RH (relative humidity/kelembaban) tinggi.
Media serbuk gergaji memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis media lainnya. Keunggulan tersebut terutama pada suhu. Serbuk gergaji mampu mempertahankan suhu rendah lebih lama yaitu 9 jam tanpa bantuan es dan tanpa beban di dalamnya. Sedangkan rumput laut kurang efektif karena menimbulkan lendir dan bau basi selama digunakan.

Sumber : Dari berbagai sumber

Warna-warni Kolam Ikan

 Warna-warni Kolam Ikan

Posted by eFishery
Apa warna air kolam ikan budidaya Anda? Hijau, coklat, atau putih?
Warna perairan pada umumnya ditentukan oleh jenis plankton dan materi organik yang terdapat di dalamnya. Intensitas warnanya menunjukkan kepadatan dari dua hal tersebut, misalnya warna hijau tua berarti mengandung jumlah fitoplankton yang tinggi, sebaliknya dengan warna perairan hijau muda. Pada kolam ikan, faktor tersebut ditambah dengan jenis ikan dan jenis sarana (kolam tanah/terpal) serta peralatan pendukung (aerator, para net, plastik UV dsb) yang dipakai. Warna kolam ikan bisa terjadi secara alami dan bisa terjadi karena diberi perlakuan–atau dalam kata lain disengaja ditambahkan sesuatu agar menghasilkan warna tertentu. Perubahan warna juga lazim terjadi sehingga tidak hanya satu warna saja dalam satu periode budidaya.
Pada kolam ikan, beragam warna yang sering ditemui adalah; hijau muda, coklat muda, hijau/coklat tua, putih keruh, dan merah kecoklatan.

HIJAU MUDA/HIJAU BENING

Kolam yang hijau muda menunjukkan adanya plankton berklorofil dengan kepadatan rendah. Jenis plankton tersebut antara lain kelompok Cyanobacteria dan Gloeotrichia echinulata. Plankton ini mampu melakukan fotosintesis saat siang hari dengan bantuan sinar matahari sehingga kadar oksigen terlarut meningkat. Hal ini baik karena akan menambah nafsu makan ikan. Namun sebaliknya, pada malam hari, plankton akan menghasilkan CO2 (karbon dioksida) sehingga kadar oksigen menurun. Secara perlakuan, kolam yang berwarna hijau muda/bening ini dinamakan Green Water System.
Warna hijau muda ini sering terlihat pada kolam terpal, beton, juga fiber dengan komoditas lele, nila, dan gurame.

COKLAT MUDA

Rasanya, warna coklat muda adalah warna yang sering ditemui di beberapa kolam budidaya. Contohnya pada kolam tanah, kolam air deras, dan kolam beton. Artinya, pembudidaya sudah terampil dalam memelihara kolamnya karena coklat menunjukkan kandungan materi organik dan mineral cukup, terjaga dengan baik, dan bisa berfungsi sebagai suplai makanan. Selain itu juga, warna coklat muda adalah pertanda bahwa asupan pakan tidak berlebih.
BACA JUGA 5 Pakan Alternatif Lele di Sekitar Kita

HIJAU/COKLAT TUA


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, intensitas warna menunjukkan padatnya populasi plankton dan materi organik. Warna hijau tua biasanya padat akan plankton berklorofil, sedangkan coklat tua lebih kepada tingginya kepadatan kotoran, sisa pakan, dan lumpur.
Pada kolam yang diberi perlakuan bioflok, warna ini menjadi wajar karena sistem bioflok sengaja menambahkan bakteri sebagai suplemen makanan (baca selengkapnya mengenai pembuatan bioflok pada artikel ini). Warna air yang pekat ini juga sebetulnya mencegah ikan dari stres karena terbebas dari adanya bayangan dan gangguan hama dari luar kolam. Sedangkan pada kolam yang berwarna pekat secara alami sebaiknya diperhatikan karena kondisi ini kurang baik mengingat kepadatan komoditas dan polusi organik terlalu tinggi. Pemberian aerasi di malam hari disarankan karena populasi plankton dan bakteri akan menyerap oksigen saat malam hari.

MERAH KECOKLATAN


Warna ini sering terlihat pada komoditas ikan lele di kolam terpal, beton, dan fiber. Biasanya, warna kolam yang merah menunjukkan perlakuan Red Water System yang menambahkan bakteri probiotik (Lactobacillus dan ragi Saccharomyces) sebagai pengurai limbah dan penjaga kualitas air. Budidaya lele yang menggunakan sistem ini terbukti baik pertubuhannya karena kandungan materi organiknya meskipun volumenya tinggi tapi berfungsi sebagai suplemen makanan.
Pada kolam berwarna merah yang terjadi secara alami, selain karena adanya bakteri probiotik secara tidak disengaja, warna ini juga dihasilkan oleh plankton yang memiliki pigmen merah seperti Diatom dan alga Rodophyta.

PUTIH / KERUH


Warna putih pada kolam yang terjadi secara alami menunjukkan hal yang kurang baik karena mengindikasikan banyaknya kapur/mineral yang tersuspensi. Penggunaan kapur/mineral berlebih berakibat langung pada naiknya nilai kesadahan (dH) dan keasaman air (pH). Untuk mengatasinya, dapat dilakukan pergantian atau pengendapan air sampai didapatkan nilai dH dan pH yang diinginkan. Selain karena mineral, warna putih juga menunjukkan adanya populasi bakteri Bacillus dan ragi Saccharomyces. Pada Red Water System yang disebutkan sebelumnya, warna putih adalah fase normal perubahan warna dari hijau, putih, lalu merah.

JERNIH


Di samping warna-warna di atas, warna air kolam yang terlampau jernih ternyata tidak begitu disarankan. Meskipun air jernih dapat berarti filter dan aerasi bekerja dengan baik dan pakan diberikan secara efisien, tapi secara komposisi alami tidak seimbang karena miskin nutrisi organik. Artinya, jumlah plankton, jumlah materi baik organik maupun non organik rendah. Padahal, tiga hal tersebut juga menunjang pertumbuhan ikan.
Selain itu, warna air kolam yang jernih dapat menarik hama dan perhatian pemangsa ikan (burung, misalnya) dari luar kolam sehingga keamanan ikan terancam. Air jernih juga menciptakan bayangan yang dapat menyebabkan ikan mudah stres. Namun demikian, perlu dipertimbangkan lagi jenis komoditas ikan yang dibudidayakan, apakah efek air jernih tersebut disukai atau tidak, karena beberapa komoditas seperti ikan nila juga banyak dibudidayakan di kolam air jernih.

SUMBER:
Agustini, M., Madyowati, S. O. 2014. Identifikasi dan Kelimpahan Plankton Pada Budidaya Ikan Air Tawar Ramah Lingkungan. Universitas Dr. Soetomo. Surabaya.
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gresik. 2015. Budidaya Lele Red Water System Desa Sidorukun kabupaten Gresik. https://bp4kgresik.wordpress.com/…/budidaya-lele-rws…/
Rose, K. 2016. Lake Color. Lake Scientist. Miami University. http://www.lakescientist.com/lake-color/ J. Woelkerling. 1990. “An introduction”. In K. M. Cole; R. G. Sheath. Biology of the Red Algae. Cambridge University Press, Cambridge. pp. 1–6. ISBN 0-521-34301-1.

foto:
http://kukuhberbudidaya.blogspot.co.id/…/kondisi-air-di…
http://www.bibitikan.net/pembesaran-ikan-nila-di-kolam…/
https://pasarbibitlele.blogspot.co.id/…/menjaga…
http://wicaramina.blogspot.co.id/…/red-water-system.html
https://ysalma.com/…/memanfaatkan-sumber-mata-air…/

Wednesday, March 29, 2023

Sistem Kontrol dan Monitoring PARAMETER FISIKA DAN KIMIA untuk Budidaya Ikan

 Sistem Kontrol dan Monitoring PARAMETER FISIKA DAN KIMIA untuk Budidaya Ikan

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya, fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa apapun. Air banyak sekali dimanfaatkan oleh manusia untuk kelangsungan hidup seperti keperluan rumah tangga, industri, pertanian, perikanan, dan lain-lain. Peranan air sangat penting bagi makhluk hidup terutama ikan yang berhabitat di dalam air. Sebagian besar ikan sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan, sehingga kualitas dari air yang digunakan sebagai habitatnya sangat penting. Kualitas air diartikan sebagai kesesuaian air untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan (Ahmad, 2004).

Parameter Fisika : 

a. Warna: 
Parameter warna dilakukan dengan melihat dengan menggunakan mata telanjang warna pada air kolam tersebut. 

MERAH KECOKLATAN
Munculnya phytoplankton beracun (trichodesmium, noctiluca, gymnodinium, gonyaulax), selain itu juga pertanda air di tambak bersifat sulfat asam, 

HIJAU/COKLAT TUA
Biasanya terjadi di tambak yang menggunakan dasar tanah, pertanda phytoplankton masih kurang, karena TSM (air agak merah di tambak sulfat masam) 

COKLAT MUDA
Menunjukkan adanya dominansi diatomae.

KUNING, KUNING KEHIJAUAN, HIJAU MUDA
Menunjukkan adanya dominansi phytoplankton jenis cyanophyceae. 

HIJAU KECOKLATAN
Menunjukkan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.

HIJAU PUPUS
Pertanda phytoplankton kurang ataupun belum stabil

HIJAU KEBIRUAN
Pertanda berkembangnya phytoplankton blue green algae, perlu  air

HIJAU SEMU      
Pada kondisi ini tambak seolah-olah berwarna kehijauan tapi pada dasarnya tidak/kurang mengandung plankton. 

HIJAU TUA 
Adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. 

b. Suhu (SNI 06-6989.23-2005): 
Parameter suhu kolam dilakukan di lokasi dengan menggunakan termometer biasa. 

Parameter Kimia : 

a. pH atau derajat keasaman (SNI 06-6989.11-2004): 
Pengukuran pH dilakukan dengan alat pH meter atau pH strip.


b. Dissolved Oxygen (DO) (secara yodometri SNI 06-6989.14-2004): 
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan metoda Winkler

c. Ammonia SNI 06- 6989.30-2005. 
Dengan menggunakan Ammonia test kit

d. Nitrit
Pengukuran Nitrit dengan Nitrit test kit


Tabel 1. Parameter Kualitas Air Pada Budi Daya Ikan Air Tawar
SNI 7550 : 2009








Sekilas tentang pH, Oksigen, Amonia, Orthofosfat

 Sekilas tentang pH, Oksigen, Amonia, Orthofosfat

Oleh : Muhammad Mukhlis

Selamat membaca

pH : pH dipakai sebagai indikator baik buruknya suatu perairan. Nilai pH mempengaruhi produktifitas perairan. Nilai pH mempunyai pengaruh terhadap biota air. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2.

Fungsi pH :
Derajat keasaman ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan hidup pada pH tertentu, nilai pH untuk mengetahui ideal atau tidak saat hendak beternak ikan dan udang.
Perubahan pH di air :
Faktor- faktor yang perubahan pH di perairan yaitu:

Fotosintesa memerlukan karbondioksida. Penurunan karbon dioksida dalam ekosistem akan meningkatkan pH air, proses respirasi oleh semua komponen ekosostem akan meningkatkan jumlah karbon dioksida, sehingga pH menurun. Nilai pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan dengan konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam ekosistem. Semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida, pH perairan semakin rendah.
Penyebab penurunan pH di budidaya :
Dikolam, pertumbuhan dipengaruhi oleh kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Jika dosis pakan sesuai maka proses pertumbuhan organisme budidaya berlangsung dengan baik, jika jumlah pakan melebihi dosis maka akan mengendap didasar. Lama-lama jumlah endapan mengalami sludge (pembusukan) yang menyebabkan pH turun.

Dampak Perubahan pH :
Toleransi untuk kehidupan ikan terhadap pH bergantung kepada banyak faktor meliputi suhu, O2 dll.
pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut, makin tinggi kadar CO2, pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. pH air yang tidak optimal akan berpengaruh meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti NH3 dan H2S. Kondisi ikan yang terganggu maka organisme pathogen penyebab penyakit seperti jamur, bakteri, parasit dan virus.
Indikator untuk menentukan mutu air masih baik atau sudah tercemar yaitu :

  1. Faktor fisika :
    Tingkat kejernihan air, perubahan suhu, warna dan perubahan warna, bau, rasa, bahan padat, gaya antar listrik, radio-aktif, dan viskositas.
  2. Faktor kimia :
    Zat kimia terlarut, perubahan pH, oksidasi, alkalinitas, kesadahan, asiditas, kebutuhan oksigen, hydrogen dan fosfat.
    pH umumnya mengalami peningkatan akibat dari perairan yang tercemar, karena limbah, bahan organik dan anorganik dan faktor lainnya.
    Pengujian bisa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, dinyatakan dengan parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya).
    Delapan syarat utama mutu air bagi kehidupan ikan adalah :
  3. Kadar ammonia minimum
  4. Kadar nitrit minimum
  5. Unsur kimiawi nol
  6. Memiliki pH ideal
  7. Kesadahan ideal
  8. Temperatur dan disparitas nya sesuai
  9. Rendah kadar cemaran organik
  10. DO sesuai

Biota air hidup dalam suatu perairan yang mepunyai nilai pH toleransi antara asam lemah sampai asam lemah sampai basa lemah. pH ideal bagi kehidupan umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat asam maupun basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu PH yang rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat. toksin makin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik.Sementara PH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan terganggu, dimana kenaikan PH diatas netralkan meningkat konsentrasi ammoniak yang berupa racun bagi biota air.
Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu, O2, dan kadar garam ionik. Perairan alami memiliki pH berkisar antara 6-9 . sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH 7-8,5. Nilai pH menentukan dominasi fitoplankton. Alga menyukai pH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam, pH<6.

DO (kadar oksigen terlarut dalam air)
Kadar O2 terlarut merupakan banyaknya O2 terlarut dalam suatu perairan. O2 terlarut merupakan faktor penting di dalam ekosistem, dibutuhkan untuk proses respirasi bagi organisme air. Kelarutan O2 dipengaruhi suhu.
Amonia
Amonia bersumber dari pemecahan nitrogen. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah industri dan pupuk pertanian . feses biota akuatik merupakan limbah aktivitas metabolisme yang banyak mengeluarkan amoniak.
Nitrat
Nitrat dipengaruhi oleh buangan yang dapat berasal dari industri, bahan peledak dan pemupukan. Secara alamiah kada nitrat biasanya rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang di beri pupuk yang di beri nitrat/nitrogen.
Orthofosfat
Fosfat merupakan unsur esensial sebagai nutrisi bagi biota air. fosfat berperan sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatkan pertumbuahan algae dan tumbuhan hewan lainnya secara cepat.Peningkatan yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar O2 terlarut dengan timbulnya senyawa toksik methan, nitrat, dan belerang. Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang bergunabagi tumbuhan. Sumber antropogenik fosfor di perairan adalah limbah industri, g cukup besar bagi keberadaan fosfor .
Terimakasih

Air Ideal Untuk Habitat Ikan

 Air Ideal Untuk Habitat Ikan

DO (Disolved Oxygen/Oksigen Terlarut).

DO adalah keyword dalam budidaya ikan. Kandungan DO menentukan jumlah dan jenis plankton, kepadatan tebar, bahan organik, mineral, aktivitas bakteri. Konsentrasi DO dibawah 5 ppm, akan membuat ikan menjadi sulit dalam mendapatkan oksigen, sehingga ikan akan naik ke permukaan air untuk mendapatkan oksigen. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka ikan akan mati lemas. Mengatasi DO adalah dengan jalan

• Memaksimalisir mesin aerator. Kurangnya aerasi yang diberikan DO menurun.

• Memaksimalisir mesin Agroculture Treatment Machine.

• Membuat re-sirkulasi kolam (filterring membantu peningkatan DO)

• Memberikan kapur, batu zeolit dan arang aktif. Ketiga komponen ini juga berfungsi mengirim mineral kedalam kolam.

• Altitude/ tinggi tanah di atas permukaan laut; semakin tinggi tingkat altitude, semakin berkurang kandungan oksigen dalam lapisan atmosphere, maka tekanan oksigen yang dilarutkan akan berkurang dalam air.

• Luas permukaan air, mempunyai efek khusus pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, efek angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kandungan oksigen , namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.

• Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respirator.

• Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam saringan biologi, dan juga sisa sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.

• Jumlah ikan yang terlampau padat.

• Formalin dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen yang terlarut dalam air. mempengaruhi kandungan DO.

• Luas permukaan air, efek pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, deru angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kadar DO, namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.

• Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respiratori.

• Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam filter biology, sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.

• Formalin dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen yang terlarut dalam air.

DO pada malam hari akan menurun akibat proses fotosintesa dan menjelang matahari terbit akan terjadi kenaikan DO. Kadar DO dinyatakan dalam ukuran ppm (part per million). DO diatas 7 menyebabkan kematian ikan air tawar karena tekanan gas yang berlebihan. DO rendah bisa dilihat jika Ikan yang menggerombol di pojok kolam, DO dapat juga dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman, kangkung, selada, caisim dapat diandalkan dalam proses foto sintesis pada malam hari, tanaman air akan kembali menggunakan kandungan oksigen yang ada untuk proses respiratory. pengukuran kandungan oksigen yang ada secara periodik. kandungan oksigen yang terlarut pada posisi terendah pada jam 06.-07.

Faktor lainnya yang mempunyai efek pada kandungan oksigen dalam air sebagai berikut :

Temperatur atau suhu.

Semakin tinggi suhu air, semakin tinggi pula proses metabolisme dalam tubuh ikan. Sebaliknya jika suhu perairan sangat rendah, maka proses metabolisme akan terhambat dan ikan nafsu makannya menurun. Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan adalah berkisar antara 28 – 33 C.

Trik untuk menjaga stabilitas suhu :

• Perhatikan ketinggian air, disesuaikan dengan kecerahan, DO, suhu dan pH. hingga perubahan suhu air kolam tidak terlalu cepat.

• Memberikan sekam pada dasar kolam terpal

• Lakukan penambahan atau pengurangan air disesuaikan dengan suhu air kolam.

Penggunaan heater untuk benih ikan.

Jika suhu air rendah, maka nafsu makan ikan akan berkurang karena proses metabolismenya terhambat, namun jika suhu perairan terlalu tinggi (> 330C), maka proses metabolisme ikan akan meningkat dan beban insang untuk membuang hasil ekskresi cair tubuh yang berupa NH3 , akan meningkat. Heater bisa digunakan jika suhu dibawah (< 25 0C)

Total Ammonia Nitrogen(TAN)

Pengukuran TAN bertujuan untuk mengetahui kandungan ammoniak dalam kolam sebagai sisa hasil metabolisme ikan, plankton mati, serta sisa pakan yang tidak terurai. Kadar TAN maksimal dalam kolam adalah 2 ppm. Jika nilai TAN tinggi, artinya limbah bahan organik dalam kolam tidak terurai dengan baik dan air kolam harus segera diganti dengan yang baru. Kandungan TAN dan NH3 yang tinggi, ditambah dengan pH dan suhu tinggi, maka amoniak akan menjadi berlipat. Resiko nya adalah ikan keracunan amoniak segera ganti air sebanyak 30%. Buang air bawah dan ganti dengan yang baru.

Amoniak bebas(NH3).

Amoniak bebas terbentuk karena proses penguraian bahan organik tidak baik. Pakan yang diberikan mengandung kadar protein yang tinggi. Sisa pakan yang tidak terkonsumsi dan kotoran ikan akan menumpuk. Jika protein tersebut tidak terurai dengan baik, maka kandungan amoniak dalam kolam akan tinggi. Kadar amoniak bebas yang distandarkan adalah maksimal 0,01 ppm. Jika lebih dari itu, air kolam harus segera diganti dengan yang baru.

Untuk mengurangi ammonia dalam kolam bisa menggunakan enzimatis dalam mengolah sisa metabolisme ikan plankton mati, input bahan organik serta sisa pakan yang tidak terurai menjadi zat yang tidak berbahaya, atau bahkan apabila menggunakan bakteri bacilius akan menghemat pakan.

Alkalinitas

Alkalinitas adalah jumlah basa yang terdapat dalam air. Basa dimaksud adalah karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3–) dan hidroksida (OH–). Alkalinitas kunci penting dalam kualitas air karena mampu dalam menyangga perubahan pH, pengukuran alkalinitas total, diukur pula alkalinitas bikarbonat, yang nilainya distandarkan sama atau sedikit lebih rendah/kecil dari nilai alkalinitas total (³ 70 persen dari nilai alkalinitas total). Standar nilai alkalinitas adalah ³ 80 ppm. Jika air nilai alkalinitas di bawah standar, yang dilakukan adalah aplikasi kapur, bakteri pengurai dan penambahan gas CO2.

Maksimal dari fluktuasi pH adalah 0,5. Jika fluktuasinya di atas itu, ikan akan kehabisan energi dalam menyeimbangkan pH tubuh dengan pH lingkungan. ikan stres, pertumbuhan lambat dan mati.

Jenis dan Jumlah plankton

Golongan plankton dibagi yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah jasad renik perairan golongan tumbuh-tumbuhan (nabati), zooplankton masuk dalam golongan hewan (hewani). Jika air didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominasi oleh diatomae, warna air akan coklat. Kontribusi phytoplankton adalah pemasok oksigen terbesar (siang), dan penjaga kestabilan biota air. Parameter yang terpenting adalah menjaga stabilisasi air dan membuat jenis plankton yang beragam, perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton jika plankton tersebut terkena gangguan maka air menjadi rusak.

Mutu air

Tidak banyak peternak pemula yang memperhatikan ini. Kualitas air adalah terpenuhinya semua syarat air. Setiap ikan mempunyai syarat air yang berbeda. Sudahkah anda mengetahui atau mengukur kondisi air kolam anda, syarat minimum yang harus diketahui adalah

• pH air, kadar Oksigen, salinitas,kecerahan air

• Toleransi kandungan bacteri salmonela, vibrio, e-colli dan colliform

• Kandungan zat besi, timbal dan mercuri.

• Suhu air

Jika mutu air tidak diketahui dengan pasti, kita tidak akan dapat menganalisa dengan akurat jika terjadi kematian ikan, pertumbuhan ikan yang lambat, ikan yang terserang oleh cacar, kembung, terserang jamur aeromonas.

Manajemen Air Pada Kolam Gurame

Manajemen air pada dasarnya adalah pengelolaan kualitas air agar selalu berada dalam kondisi optimal yang dibutuhkan dalam budidaya ikan. Pengelolaan air sangat penting untuk mengurangi atau mencegah risiko terserang berbagai macam penyakit. Mesin Agroculture Treatment sekarang menjadi idola bagi penggiat agrobisnis diseluruh dunia untuk mensterilkan air, membunuh bakteri patogen dan merubah amoniak menjadi jasad renik sebagai pakan alami ikan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air :

Warna air dan Kecerahannya

Warna air dipengaruhi oleh kepadatan plankton yang ada pada air, baik itu phytoplankton maupun zooplankton. Kita sebagai pembudidaya ikan sebaiknya tahu dan mengikuti perkembangan perubahan warna air dan kecerahannya. Dengan mengetahui perubahan warna air dan tingkat kecerahan maka kita bisa mengantisipasi terjadinya stres dan penyakit pada ikan. Apabila warna dan kecerahan sudah di ambang batas optimal maka kita bisa mengurangi 30% air pada kolam dan menggantinya dengan air yang baru dengan kualitas yang lebih baik.

pH air (Potential Hydrogen/Derajat Keasaman).

Dalam budiaya ikan, kita menginginkan agar nilai pH air kolam adalah sama atau mendekati sama dengan nilai pH tubuh ikan. Hal ini ditujukan agar ikan tidak mengalami stres dalam menyesuaikan pH tubuh dengan lingkungannya. Kita harus menjaga pH berkisar antara 7 – 8. PH Netral air adalah 7, berarti dibawah 7 disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Jamur dan bakteri akan berkembang biak pada kondisi asam. Gurami mempunyai toleransi bisa hidup di kisaran PH 6-9 yang berarti bahwa ikan lebih toleran basa dari pada asam, namun kondisi ideal untuk kehidupan gurami ikan ada pada PH 7-8. Jika nilai pH air berada di bawah kisaran yang distandarkan, maka kita harus menaikkan nilai pH tersebut dengan cara pemberian kapur. Kapur yang digunakan biasanya adalah kapur dolomit, pH air di luar standar yang ditentukan akan berdampak pada metabolisme ikan, nafsu makan turun dll.

Air hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan pH , secara alami air hujan bersifat asam dengan PH sekitar 5,6. Limpahan air hujan ke kolam dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan PH air kolam turun dan akan membuat ikan gurami stress terutama benih ikan mengapung dan mati. Penumpukan dan pembusukan bahan organik dan non-organik yang tidak terurai yang berasal dari sisa pakan akibat over feeding atau dari bangkai ikan yang mati tidak termakan oleh ikan yang lain juga bisa mempengaruhi perubahan pH air. Segera ketahui perubahan pH tersebut dan segera ambil tindakan sebelum terlambat.

Ciri air dengan PH asam :

• Air berbuih/berbusa

• Air bau

• Pekat akibat banyaknya material padat yang terlarut

Akibat pH asam pada Ikan gurami:

• Benih ikan mulai menggantung tegak lurus

• Ikan malas bergerak

• Ikan pucat karena mengeluarkan lendir yang berlebihan

Kadar pH untuk ikan

• pH 4 : Ikan akan mati

• pH 5 : Tidak berkembang biak

• pH 6 : Pertumbuhan turun

• pH 7,2 – 7,8 : Pertumbuhan ideal

• pH 9 : Pertumbuhan turun

• pH 10 : Tidak berkembang biak

• pH 11 : Ikan akan mati

Jenis dan Jumlah plankton

Dikenal ada dua golongan besar plankton yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah jasad renik perairan yang masuk dalam golongan tumbuh-tumbuhan, sedang zooplankton masuk dalam golongan hewan. Parameter kualitas air ini tercermin dari warna dan kecerahan air kolam. Jika suatu perairan didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominansi oleh diatomae, maka warna air akan coklat. Fungsi utama dari phytoplankton dalam perairan adalah pemasok oksigen terbesar (pada siang hari), pakan alami dan penjaga kestabilan ekosistim kolam. Dalam mengelola parameter ini, yang terpenting adalah menjaga stabilitas kualitas air dan bagaimana kita bisa membuat jenis plankton yang beragam, bukan didominansi oleh satu jenis plankton saja. Jika suatu perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton, kekhawatirannya adalah jika plankton tersebut terkena gangguan dan mati massal, maka perairan akan menjadi bening.

Hmmm … !!!

Para peternak di negara-negara maju atas dukungan finansial yang cukup dalam memulai usaha terlebih dahulu melakukan penelitian yang mendalam dengan menggunakan beragam alat ukur air yang akurat. Data air diperiksa secara detail mulai dari pH air, salinitas, DO, amoniak, nitrit, nitrat, kandungan jamur, virus dan bakteri yang bersarang. Bakteri salmonela, vibrio dan e-colli dan kandungan timbal, zat besi, merkuri mendapat perhatian paling serius dalam mengelola managemen air. Bacteriologi kit atau alat ukur bakteri dalam air lazim dimiliki oleh para peternak ikan dinegara maju.

Bagaimana Indonesia !!!

Berbudidaya di Indonesia sebagian besar masih ditingkat spekulasi, berjibaku atau gambling dan gagal terbanyak karena deru angin surga yang ditiupkan oleh para petualang. Mengandalkan keberuntungan, jika sukses ya terus jika gagal ya sudah. Mengandalkan anugerah Tuhan. Kita tahu, kwalitas air yang prima seperti di kampung Boyolali, parung Bogor, Getem Jember, Tulungagung menguntungkan warga didaerah tersebut. Di Margoyoso Pati pakan dengan protein 25% tanpa pemberian suplemen apapun mampu menghasilkan FCR 0,85.

Di Indonesia penggunaan alat ukur masih asing. Dalam 2 tahun terakhir ini mesin pembunuh bakteri dengan nama dagang Agroculture Treatment Machine sudah mulai banyak digunakan Thailand dan Brunei. Tapi di Indonesia masih minim. Sebagian besar diantara kita orientasi dalam berbudidaya masih berkutat bagaimana memperoleh pakan murah dengan alasan cost terbesar ada pada pakan dan digunakanlah metode-metode bagaimana menekan biaya pakan yang terkenal dengan istilah food convertion ratio (FCR)dengan menciptakan produk-produk enzim, hormon dan probiotik, mencari solusi pengganti pakan pabrik yang mahal. perburuan upaya menekan FCR banyak dilakukan. Ini bagus, beberapa mitra pembudidaya sudah ada yang mampu menciptakan enzim hingga FCR bisa ditingkat optimis sebesar 0,6 (Medan, Jember dan Blitar dan beberapa kota lain) ada yang berhasil. Yang gagal tidak sedikit, layu sebelum berkembang.

Terimakasih telah membaca

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR Malam  memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis ...