Infeksi Penyakit dan Non Infeksi Pada Ikan Nila
Seperti yang kita ketahui bahwa ikan nila merupakan salah satu ikan yang tahan terhadap penyakit dan lingkungan hidup ekstrim. Akan tetapi, meskipun begitu bukan berarti ikan nila tidak dapat terkena penyakit. Sebelumnya kita telah membahas mengenai Penyakit dan Infeksi pada ikan nila. Kali ini kita akan sedikit membahas mengenai penyakit dan non infeksi pada ikan nila. Seperti yang dijelaskan pada tulisan sebelumnya penyakit dan non infeksi ini berarti penyakit yang di dapatkan dari bukan mikroorganisme.
Kualitas Air
Air merupakan lingkungan hidup utama ikan. Sehingga penjagaan kualitas air sangat diperlukan demi menjaga kelangsungan hidup ikan dan mikroorganisme didalamnya. Jika kondisi air tercemar maka akan mempengaruhi kondisi mikroorganisme didalmnya terutama ikan yang kita budidayakan. Kualitas air harus benar- benar terpantau dengan baik. Sirkulasi air masuk dan keluar benar - benar terjaga dan kelayakan kualitas air benar- benar terpelihara. Pemberian filter air dan aerasi akan sangat membantu untuk menjaga kualitas air kolam atau tempat budidaya.
Pakan
Pakan merupakan fakor utama dalam perkembangbiakan dan pertumbuhan ikan. Pakan juga merupakan cost terbesar dalam aktivitas budidaya. Pemberian pakan yang baik harus sesuai dengan dosis dan tepat sasaran. Karena jika tidak maka pertumbuhan ikan tidak optimal. Semisal pakan yang diberikan kurang dari dosis yang dibutuhkan maka ikan akan lama tumbuh tapi jika pemberian pakan lebih dari dosis maka sisa pakan akan menjadi limbah yang dapat mengganggu ekosistem didalamnya. Ada metode lain untuk mengatasi permasalahan pakan ikan dan limbahnya yaitu metode bioflok. Pembahasan bioflok akan kita jelaskan pada artikel selanjutnya.
Selain itu hati - hati dalam penyediaan pakan. Apabila pakan yang kita dapatkan berasal dari luar yaitu pemproduksi pakan maka lihatlah kualitas pakannya. Lihatlah kemana kita menyetok pakan tersebut. Karena jika tidak hati - hati dalam pemberian pakan dapat menimbulkan efek. Semisal pakan tersebut telah kadaluwarsa, maka ikan dapat keracunan dengan pakan yang kita berikan. Mungkin juga jika ada kandungan bahan yang lain seperti H2S yang dihasilkan dari pembusukan material organik didasar kolam. Sehingga kontrol pakan juga harus dilakukan dengan baik untuk menjaga kualitas ikan yang dihasilkan. Atau kandungan lain yang dapat ditimbulkan dalam air budidaya.
Genetis (Keturunan)
Bibit ikan yang akan dibudidayakan memberikan pengaruh besar kedepannya dalam budidaya. Semisal pembibitan dilakukan secara mandiri dari ikan yang dihasilkan maka pemilihan indukan harus benar - benar berkualitas. Karena jika tidak akan menghasilkan bibit yang kurang unggul. Jika bibit yang dihasilkan dari hatchery maka harus dipastikan kualitas dan kepercayaannya pada bidang tersebut. Karena jika bibit buruk, maka sudah dipastikan tidak akan tahan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan ekstrim sewaktu - waktu.
Dari keseluruhan perlakuan, yang terpenting adalah pada penanganan. Baik penanganan terhadap lingkungan maupun penanganan terhadap ikan. Apabila lingkungan ikan sudah cenderung memburuk, kualitas air turun, suhu, pH dan faktor lainnya berkurang maka harus segera ditangani dengan baik. Apabila ikan terkena penyakit, infeksi dan luka maka harus segera ditangani dengan memisahkan ikan tersebut pada tempat yang lain. Agar luka atau infeksinya tidak menimbulkan dampak pada lingkungan maupun ikan yang lain.
Penyakit Dan Infeksi Pada Ikan Nila Serta Pencegahannya
Ikan nila merupakan salah satu komoditas penting di pasaran kita. Bahkan ikan ini sudah sampai pada pasar ekspor impor. Pada awalnya ikan nila ialah ikan introduksi dari Afrika tepatnya ialah Afrika bagian timur pada 1969. Kemudian sekarang sudah menjadi ikan komoditas penting dan menjadi salah satu sumber protein hewani yang cukup terjangkau.
Dalam proses budidaya ikan, para pembudidaya akan menemui berbagai masalah seperti hama, penyakit dan infeksi lainnya. Sebelumnya kita telah membahas mengenai hama yang cukup sering menyerang ikan nila. Sekarang sedikit kita akan membahas mengenai penyakit dan infeksi pada ikan nila. Sebenarnya ikan nila merupakan salah satu ikan yang kebal terhadap hama dan penyakit. Akan tetapi bukan berarti tidak dapat terkena hama penyakit ikan.
Penyakit Ikan Nila
Secara umum penyakit pada ikan nila dibagi menjadi 2 yaitu penyakit infeksi dan penyakit non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme sedangkat penyakit non infeksi disebabkan oleh lingkungan hidup yang buruk.
Infektan
Ada banyak penyebab infeksi pada ikan nila atau ikan seluruhnya. Akan tetapi berikut ini ialah yang sering menjangkit dan sangat parah akibatnya.
1. Trichodina sp.
Mikroorganisme ini merupakan tipe parasit bagi jenis ikan air tawar atau air laut. Aktivitasnya menempel pada bagian luar seperti kulit, sirip, dan insang. Biasanya ikan yang terserang oleh Trichodina akan mengalami luka - lukan pada bagian luarnya. Luka tersebut berada pada salah satu tempat atau seluruh tempat yang biasanya ia menempel. Sebelum hal ini terjadi sebaiknya sebagai langkah pencegahan lakukanlah sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak untuk pengendapan pada instalasi pengairan kolam. Jika sudah terkena wabah ini maka pengobatan dapat dilakukan dengan merendam ikan pada larutan garam (NaCl) selama 24 jam. Larutan garam yang dibutuhkan sebanyak 500-1000 mg/l.
2. Saprolegnia
Wabah Saprolegnia biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Wabah ini merupakan jenis dari jamur - jamuran yang juga menyerang bagian luar tubuh ikan. Wabah ini akan terlihat seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan. Apabila sudah terkena wabah ini maka dapat dilakukan dengan merendam bagian yang terserang pada malachite green 1 mg/liter selama 1 jam atau NaCl 5 gram/liter. Dapat juga menggunakan 200-300 mg/l formalin selama 1-3 jam, tapi penggunaan ini tidak direkomendasikan.
3. Epistylis
Jenis ini merupakan parasit yang menyerang bagian luar tubuh ikan. Hampir sama seperti Trichodina sp. Apabila ikan sudah terserang wabah ini biasanya ciri - ciri yang terlihat ikan sukar bernafas, gerakan lambat, dan pertumbuhan terhambat. Kontak langsung dengan ikan yang terkena wabah ini akan menular dan berkembang menjadi wabah besar. Perlakuan yang dapat dilakukan untuk mencegah wabah ini ialah hindari kepadatan ikan pada kolam. Apabila sudah terkena wabah ini maka yang dapat dilakukan ialah melakukan pengobatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan merendam ikan pada larutan KMnO4 sebanyak 20 mg/l selama 15 - 20 menit atau formalin sebanyak 200mg/l selama 40 menit.
Sebetulnya masih banyak lagi jenis parasit, jamur, virus dan sejenisnya yang dapat menyebabkan penyakit atau infeksi pada ikan. 3 Jenis parasit yang telah disebutkan ialah yang paling sering menyerang ikan nila. Terlepas dari itu semua, faktor utama terjadinya penyakit ialah perlakuan pemeliharaan. Maka dari itu, penjagaan terhadap kualitas air atau lingkungan hidup ikan sangat perlu dilakukan demi menghindari permasalahan - permasalahan tersebut.
Cara Mengatasi Wabah Penyakit Pada Ikan Nila
Ikan nila merupakan ikan yang banyak digemari. Ikan ini merupakan komoditas penting di pasar lokal maupun internasional. Ikan dengan nama latin Orechromis niloticus masih satu kerabat dengan O. aureus dan O. mosammbicus. Ikan ini termasuk kedalam ikan introduksi, akan tetapi populasinya menjadi besar karena merupakan ikan konsumsi penting dipasaran.
Ikan nila merupakan ikan yang perawatan budidayanya termasuk mudah. Ikan nila juga jarang sekali terkena wabah hama dan penyakit. Akan tetapi dikalangan budidaya ikan, adanya wabah penyakit menjadi masalah dan ancaman serius yang perlu segera ditangani. Penanganan ini dlakukan agar dapat menjaga kualitas produk pada ikan yang tidak terkena wabah penyakit. Selain itu penanganan juga dilakukan agar tidak banyak timbul kerugian pada budidaya ikan ini.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan dan penanganan terhadap serangan wabah penyakit pada ikan nila budidaya:
Pengolahan Dasar Kolam
Dasar kolam perlu diberi perlakuan khusus untuk mempersiapkan lahan dan memperbaiki lahan budidaya. Perlakuan pada persiapan lahan yaitu mengawali dengan melakukan pengeringan kolam kemudian pengapuran setelah itu pemupukan dan terakhir menjemur kolam di bawah sinar matahari terik. Ini dilakukan agar hama da penyakit yang mungkin masih ada dapat tertean atau bahkan hilang perkembangbiakannya.
Pasang Filter/Saringan
Penyaring ini digunakan untuk memfilter air yang masuk kedalam kolam ikan. Memang tidak semua hama dan penyakit dapat tersaring terutama yang berukuran mikro, akan tetapi setidaknya dengan menggunakan filter dapat mencegah banyaknya hama dan penyakit yang dapat ditimbulkan dari kotoran kotoran yang ada.
Lakukan Pemberantasan Secara Manual
Perlakuan ini hanya ditujukan pada hama dan penyakit yang dapat dilihat secara kasat mata. Misalnya ialah limbah sampah dan kotoran yang terlihat ataupun seperti keong, bekicot, wereng dan jenis hama lainnya yang dapat mengganggu aktivitas budidaya ikan. Pemberantasan dapat dilakukan dengan mengunakan pembersih yang ada atau bahan kimia yang telah tersedia sekarang.
Penggunaan Bibit Unggul
Penggunaan bibit unggul ikan budidaya. Bibit unggul biasanya sudah terseleksi dari ketahanan lingkungan maupun ketahan diri terhadap penyakit dan serangan hama. Bibit unggul didapatkan dari hatchery terpercaya yang telah tersertifikasi baik dalam pengelolaan dan pemeliharaan budidaya ikan. Biasanya ditandai adanya sertifikat dari pihak pemberi sertifikat budidaya seperti Dinas Perikanan dan Kelautan setempat.
Kapasitas Ikan tiap Kolam
Serangan hama dan penyakit dapat terjadi akibat dari over capacity pada kolam budidaya. Penenetuan kapasitas ini biasanya dilakukan pada tingkatan budidaya yaitu budidaya ikan tradisional, semi intensif, intensif atau super intensif. Penanganan dan jumlah ikan dari masing masing tingkatan budidaya berbeda - beda. Biasanya perlakuan ini dilakukan untuk mengejar pemenuhan kebutuhan pasar.
Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang sesuai dapat mengurangi terjadinya penumpukan limbah pakan yang tidak termakan. Metode pemberian pakan pun beragam seperti dosis dan adlibitum. Metode tersebt biasanya dilihat terlebih dahulu kebutuhan mana yang dicari dari melakukan kegiatan budidaya. Akan kita bahas lebih lanjut pada artikel berikutnya.
Penanganan Awal Ikan
Ini berkaitan dengan bagaimana perlakuan awal saat melakukan kegiatan budidaya ikan. Ketika awal ditebar, ketika berapa besar ukurannya, ketika hendak panen dan ketika pemijahan. Penanganan yang tepat akan memberikan dampak positif pada ikan yaitu tidak stress, adaptasi lingkungan cepat dan berkembang dengan baik. Penanganan ini akan kita bahas lebih lanjut pada artikel berikutnya.
Demikianlah langkah - langkah yang dapat dilakukan. Sekiranya ada langkah - langkah lain yang berkaitan dengan hal ini dapat memberi masukan pada kolom komentar. Sekiranya langkah - langkah tersebut telah dilaksanakan dan ternyata hama penyakit masih saja hadir. Hama penyakit senantiasa menjangkiti ikan yang dibudidayakan maka langkah terakhir yaitu pengobatan manual atau penggunaan bahan kimia secara masal. Akan tetapi penulis tidak menyarankan hal ini karena akan menimbulkan banyak dampak negatif.
Hama Yang Sering Menyerang Ikan Nila
Hama merupakan masalah utama dalam kehidupan ini meskipun tidak sepenuhnya merugikan. Karena dalam beberapa aspek hama dapat digunakan sebagai penawar. Pada tulisan sebelumnya kita telah membahas mengenai Cara Mengatasi Wabah Penyakit pada Ikan Nila.
Disini kita akan membahas mengenai hama yang sering menyerang ikan terutama ikan nila Sebenarnya hama yang berada pada ikan nila tidak banyak berbeda dengan hama yang menyerang pada ikan lainnya. Ada dua jenis hama pada ikan yaitu yang mematikan dan yang tidak mematikan. Dari kedua jenis ini masih ada turunan - turunannya lagi.
Ada 2 jenis yang penulis ketahui mengenai hama ikan yang tergolong mematikan yaitu: Notonecta dan Larva Cybister
Notonecta
Notonecta merupakan serangga air yang dapat menyerang ikan. Hidupnya parasit di tubuh ikan. Hama ini memiliki preferensi menyerang benih ikan yang masih kecil. Pencegahan hama ini tergolong cukup sulit. Apabila hama notonecta menyerang dan jumlahnya sangat banyak biasanya ditangani dengan cara menyiramkan minyak tanah pada tempat terjadinya hama entah itu bak, kolam, tambak atau tempat budidaya lainnya. Biasanya kapasitas yang dapat dicapai jika terjadi serangan hama ini ialah penggunaan minyak tanah sebanyak 5 liter tiap 1000m persegi luas kolam.
Larva cybister
Memiliki bentuk seperti larva dan terlihat lemah, tetapi larva cybister atau yang biasa disebut ucrit merupakan hama yang paling mematikan dari pada notonecta. Hama ini biasanya menyerang benih ikan. Hama ini memiliki taring yang tajam dan pada ekornya terdapat sengatan. Habitatnya biasanya pada bagian lahan atau tempat budidaya yang mengandung material organik, pada gulma - gulma atau sampah organik yang ada di sekitaran tempat budidaya. Ucrit merupakan fase larva dari kumbang. Ucrit akan bermetamorfosa menjadi kumbang yang dapat melompat antar kolam setelah berumur dewasa. Pembersihan gulma dan sampah organik pada kolam merupakan langkah wala pencegahan dari hama ucrit. Apabila sudah terjadi wabah ucrit di suatu lahan budidaya maka akan sangat merugikan. Ini dikarenakan pemberantasan hanya dapat dilakukan dengan bahan kimia, dan jika ini dilakukan maka akan membunuh benih ikan yang ada didalamnya. Mungkin hanya ada satu cara yaitu pencegahan dan melakukan pemberantasan manual.
Penulis memiliki ide terkait ini yaitu melakukan budidaya polikultur atau penyesuaian tempat budidaya layaknya habitat ikan di alam. Budidaya polikultur diarahkan pada ikan yang kebal terhadap ucrit dan menjadi pemangsanya tapi dapat dipadukan dengan ikan nila. Hanya saja ini perlu diteliti lebih lanjut agar mendapatkan hasil yang mencukupi. Demikianlah pemaparan 2 jenis hama yang sering menyerang ikan dan merupakan salah satu hama paling mematikan.
Masih banyak lagi jenis hama - hama yang lain dalam lingkungan perairan. Permasalahan yang ada sekranag ialah sejauh mana kita mencegah dari munculnya hama. Sejauh mana pengetahuan kita tentangnya dan bagaimana kita mensikapinya.
No comments:
Post a Comment