Tuesday, March 28, 2023

Mengenal Tingkat Teknologi Budidaya Ikan Lengkap

 Mengenal Tingkat Teknologi Budidaya Ikan Lengkap

Kegiatan budidaya ikan merupakan fitroh manusia yang telah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Budidaya ikan pada awalnya ditujukan untuk mempermudah mendapatkan sumber pangan protein yakni ikan itu sendiri. Karena dirasa penangkapan ikan cukup sulit dilakukan dan membutuhkan usaha ekstra yang mana belum tentu mendapatkan hasil. Namun seiring berjalannya waktu, budidaya ikan berubah haluan menjadi sebuah bisnis yang cukup menguntungkan. Maka definisi ini berubah menjadi sebuah usaha menghasilkan biota perairan yang menguntungkan. Biota perairan bukan hanya ikan, namun segala jenis biota yang hidup atau mampu hidup di lingkungan perairan. Sebagai contohnya seperti algae berupa spirulina atau chlorela yang sekarang banyak digunakan sebagai obat herbal dalam bentuk kapsul. Dapat juga berupa tanaman air atau hewan renik yang dapat digunakan sebagai pakan ikan.

Teknologi budidaya dilakukan untuk mempermudah jalannya aktivitas budidaya. Teknologi budidaya juga dilakukan guna mengukur seberapa besar kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Teknologi budidaya terbagi menjadi 4 kategori yakni teknologi tradisional, semi intensif, intensif dan super intensif.

  • Budidaya Tradisional
Budidaya Nila di Joglotani, Godean (Dokumentasi Pribadi)

Teknologi budidaya paling rendah ialah cara tradisional. Ciri dari tingkat teknologi ini ialah kontrol yang rendah. Misalnya terhadap lingkungan, nutrisi, predator dan penyakit ikan. Biaya awal yang digunakan tergolong rendah dan level efisiensi rendah. Hasil yang didapat tidak lebih dari 500 kg/ha/tahun. Cara tradisional juga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap cuaca dan kualitas air lokal, menggunakan badan-badan air alami sebagai penyokongnya. Pakan yang digunakan juga terbilang mudah karena masih dominan pakan alami dan tidak bergantung pada pakan buatan. Biasanya dapat juga menggunakan limbah organik rumah tangga. Jumlah ikan yang biasa dipelihara 2-10 ekor/meter persegi untuk teknik tradisional.

  • Budidaya Semi Intensif
Budidaya ikan kakap di balai budidaya air payau Situbondo (Dokumentasi Pribadi)

Budidaya ikan semi intensif berkarakteristik produksi 2 - 20 ton/ha/tahun yang sebagian besar pakan alami seimbang dengan pakan buatan. Didukung pula oleh pemupukan dengan menggunakan pupuk reguler, penambahan teknologi dapat berupa kincir sebagaimana gambar diatas, dapat berupa sirkulasi air atau penambahan oksigenasi/ aerator. Umumnya kolam sudah dimodifikasi menggunakan semen baik dasaran semen atau tanah. Hitungan padat tebar biasanya 50 ekor/meter persegi.

  • Budidaya Intensif
Budidaya ikan kerapu di Balai Budidaya Air Payau Situbondo (Dokumentasi Pribadi

Budidaya intensif memiliki ciri produksi dapat mencapai 200 ton.ha/tahun dengan tingkat kontrol yang tinggi, biaya awal tinggi, tingkat teknologi yang digunakan cukup komplek, tidak dipengaruhi oeh iklim dan kualitas air lokal. Umumnya modifikasi kolam telah dibuat sedemikian rupa sehingga sistem keluar masuk air jelas, aerasi berjalan baik dan tidak bergantung pada pakan alami. Hitungan padat tebar yang digunakan biasanya 100 - 200 ekor/meter persegi.

  • Budidaya Super Intensif
Budidaya ikan kerapu cantang sistem RAS di PT Indmira (Dokumentasi Pribadi)

Sistem budidaya super intesif sering juga disebut supra intensif atau hiper intensif. Karakter dari teknologi budidaya ini ialah kapasitas produksi dapat mencapai 200 ton/ha/tahun. Sepenuhnya menggunakan pakan buatan karena memang air yang digunakan tidak mampu menghasilkan plankton atau pakan alami dengan baik. Benih yang di budidayakan dari pembenih terpercaya yang juga biasanya menggunakan sistem Intensif atau super intensif. Hal ini dilakukan agar ikan yang dipelihara sudah terbiasa sejak awal kehidupannya sehingga mencegah shock lingkungan. Kontrol terhadap budidaya sangat ketat seperti standar biosecurity dan biosafety, penyakit ikan, kebutuhan pakan, kualitas air dan teknologi yang digunakan. Teknologi yang digunakan jauh lebih kompleks dan rumit. Bahkan suplai air menggunakan pompa tersendiri untuk mengalirkan air yang telah diolah sebelumnya. Jumlah padat tebar biasanya 250-500 ekor/meter persegi. Bahkan dalam kasus lain dapat mencapai 1000 ekor/meter persegi.

Teknologi budidaya ini akan sangat mempengaruhi aktivitas pelaku budidaya mulai dari waktu yang dihabiskan, tenaga yang digunakan hingga keuntungan yang dihasilkan. Jumlah produksi bergantung pada luasan lahan yang digunakan sehingga angka padat tebar yang tercantum berdasarkan pengalaman dari masing-masing. Prinsipnya ialah pada penggunaan teknologinya, semakin kompleks teknologi yang digunakan berarti semakin intensif budidaya yang dijalankan. Ringkasnya budidaya teknologi tradisional tidak menggunakan teknologi sama sekali, semuanya secara alami mulai dari oksigen dalam air yang menggunakan sirkulasi air lokal, pakan menggunakan limbah organik yang ada atau kebutuhan plankton dalam air yang dipicu dengan sendirinya. Budidaya teknologi semi intensif sudah mulai bertambah dengan teknologi misalkan pada aerasinya atau sirkulasi airnya. Juga pakan yang digunakan sudah bertambah dengan pakan buatan, meski masih terdapat kebutuhan pada pakan alami atau plankton yang ada dalam perairan. Teknologi intensif sudah semakin meningkat pada pakan buatan yang sepenuhnya digunakan, tidak bergantung pada pakan alami, teknologi yang digunakan semakin kompleks dan kontrol budidaya semakin rumit. Begitu pula super intensif yang jauh lebih rumit dan dapat dimodifikasi dengan sendirinya sehingga tidak banyak bergantung pada keadaan sekitar.

Cara Budidaya Ikan Gurami Tahap Pembesaran

Kita mengetahui bahwa ikan gurami merupakan komoditas perikanan yang cukup tinggi peminatnya. Selain karena rasanya yang khas dari ikan ini, kandungan gizi ikan gurami juga cukup baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh kita. Demi memenuhi stock pasar karena tingginya permintaan, maka banyak pembudidaya memilih untuk budidaya ikan gurami. Banyak teknik yang dapat digunakan dalam melakukan budidaya, artikel ini akan membahas secara umum agar mudah diterapkan bagi seluruh kalangan.

Terdapat beberapa tahapan dalam budidaya ikan gurami yakni pemijahan, penetasan telur, pendederan (terbagi dalam 5 tahapan) dan pembesaran. Dikarenakan umur ikan gurami yang panjang dan capaian bobot yang besar, biasanya pembudidaya pemula cukup jenuh untuk menantikan hasilnya. Mengatasi hal tersebut, maka budidaya langsung memasuki tahapan pembesaran.

Ikan penelitian selama Skripsi (Dokumentasi Pribadi)
  1. Persiapan Kolam

Kolam yang digunakan dapat berupa kolam tanah, semen/permanen, semi permanen atau terpal sekalipun. Kolam yang direkomendasikan ialah kolam tanah atau semi permanen dimana alasnya berupa tanah dan hanya bagian sampingnya yang menggunakan semen. Kolam dengan dasaran berupa tanah lebih sesuai dengan habitat ikan, selain itu pakan alami yang dihasilkan jauh lebih baik dan berkualitas. Ini dimaksudkan agar ikan pada saat pemeliharaan tidak kehabisan pakan tambahan atau istilah manusianya adalah cemilan. Cemilan ini dapat berupa fitoplankton, daphnia, moina dan semacamnya. Ukuran kolam yang disarankan ialah 200 meter persegi. Namun ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembudidaya dengan tingkat kepadatan 1-2 kg per meter persegi sesuai dengan ukuran pendederannya. Misalkan pendederan 5 dengan bobot minimal individu 250 gram, maka tiap meternya berjumlah 4 - 8 ekor.

  • Persiapan Air Budidaya

Air yang tepat tentunya akan sangat berguna bagi tumbuh kembang ikan. Selain ikan sehat juga dapat turut serta membantu mempercepat masa pertumbuhan karena berakibat pada metabolisme yang baik. Karena akan mempengaruhi tingkah laku ikan, nafsu makan ikan dan kesehatan ikan.  Oksigen terlarut (DO) yang baik untuk budidaya ikan gurami berkisar 4-9 mg/l dengan toleransi hingga 2 mg/l. Jika kurang dari itu dapat dimungkinkan pertumbuhan ikan terganggu atau bahkan kematian. Derajat keasaman (pH) yang baik untuk pertumbuhan ikan gurami budidaya ialah antara 6,5 - 8. Kecerahan air yang sesuai berada diangka 30 - 45 cm atau toleransi dari 20 - 30 cm dan 45 - 60 cm. Kecerahan dengan nilai kurang dari atau lebih dari angka tersebut akan mengganggu penglihatan ikan dan pernafasan ikan karena banyaknya padatan mikro yang menyelimuti perairan. Kandungan nitrit yang baik ialah 0,2 ppm hingga kurang dari 1 ppm. Kadar hidrogen sulfida dalam air yang baik sebesar kurang dari sama dengan 0,1 ppm.

  • Masa Pemeliharaan

Selama pemeliharaan alangkah baiknya untuk senantiasa mengecek kualitas air dan observasi kondisi ikan. Ini dimaksudkan agar ikan berada dalam lingkungan yang baik dan tidak ada timbul gejala masalah seperti penyakit. Pemberian pakan yang baik dapat dilakukan minimal 2 kali sehari hingga 4 kali sehari dengan dosis 3%. Pemeliharaan dari bobot 250 atau pendederan 5 biasanya akan memakan waktu sekitar 4 bulan - 10 bulan bergantung dari kondisi selama pemeliharaan ikan. Lama pemeliharaan bergantung dari bobot awal ikan yang ditebar, proses pemeliharaan, kualitas air yang digunakan dan pemberian pakan. Selain itu dapat juga dipengaruhi karena masalah lain seperti munculnya penyakit ikan.

  • Pemanenan

Proses panen biasanya dimulai pada bobot 500 gram hingga 1000 gram. Permintaan tertentu dapat mensyaratkan atau meminta bobot yang lebih rendah seperti 300 gram dan 400 gram atau lebih sedikit dari bobot 1000 gram. Alangkah baiknya pasar penjualan disiapkan terlebih dahulu seperti survey pasar dan menawarkan ke rekan-rekan yang dikenal. Disarankan menjual ikan ke kalangan menengah ke atas atau ke resto yang membutuhkan karena harganya jauh lebih menguntungkan.

Tentunya dalam prakteknya akan menemui banyak permasalahan dan kendala tertentu seperti kolam kebanjiran, ikan dicuri atau bahkan blooming penyakit viral. Pengalaman dalam budidaya juga menjadi salah satu kelebihan tersendiri sukses tidaknya budidaya.

salah satu Sumber:

Puspitasari, D. KAJIAN KESESUAIAN KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN GURAME DI DESA NGRANTI KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN

Budiana dan Rahardja, B.S. TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI BALAI

No comments:

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR Malam  memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis ...