Air Ideal Untuk Habitat Ikan
DO (Disolved Oxygen/Oksigen Terlarut).
DO adalah keyword dalam budidaya ikan. Kandungan DO menentukan jumlah dan jenis plankton, kepadatan tebar, bahan organik, mineral, aktivitas bakteri. Konsentrasi DO dibawah 5 ppm, akan membuat ikan menjadi sulit dalam mendapatkan oksigen, sehingga ikan akan naik ke permukaan air untuk mendapatkan oksigen. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka ikan akan mati lemas. Mengatasi DO adalah dengan jalan
• Memaksimalisir mesin aerator. Kurangnya aerasi yang diberikan DO menurun.
• Memaksimalisir mesin Agroculture Treatment Machine.
• Membuat re-sirkulasi kolam (filterring membantu peningkatan DO)
• Memberikan kapur, batu zeolit dan arang aktif. Ketiga komponen ini juga berfungsi mengirim mineral kedalam kolam.
• Altitude/ tinggi tanah di atas permukaan laut; semakin tinggi tingkat altitude, semakin berkurang kandungan oksigen dalam lapisan atmosphere, maka tekanan oksigen yang dilarutkan akan berkurang dalam air.
• Luas permukaan air, mempunyai efek khusus pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, efek angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kandungan oksigen , namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.
• Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respirator.
• Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam saringan biologi, dan juga sisa sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.
• Jumlah ikan yang terlampau padat.
• Formalin dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen yang terlarut dalam air. mempengaruhi kandungan DO.
• Luas permukaan air, efek pada luas permukaan di mana terjadi pergantian gas. Gelombang air, deru angin, arus air, dan gelembung angin dapat meningkatkan kadar DO, namun peningkatan mempunyai efek berhubungan dengan luas permukaan air. Semakin besar permukaan air yang ada, semakin mempermudah perubahan kandungan gas pada air.
• Jumlah tanaman air yang ada; tanaman air menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesa dan mengkonsumsi oksigen dalam proses respiratori.
• Organisme lainnya yang terkandung, seperti bakteri aerobik di dalam filter biology, sisa pembusukan (sludge) dapat mengurangi tingkat oksigen yang terlarut.
• Formalin dapat melepas kandungan oksigen yang terlarut. Malachite green mempunyai efek yang mempengaruhi kemampuan ikan untuk menyerap oksigen yang terlarut dalam air.
DO pada malam hari akan menurun akibat proses fotosintesa dan menjelang matahari terbit akan terjadi kenaikan DO. Kadar DO dinyatakan dalam ukuran ppm (part per million). DO diatas 7 menyebabkan kematian ikan air tawar karena tekanan gas yang berlebihan. DO rendah bisa dilihat jika Ikan yang menggerombol di pojok kolam, DO dapat juga dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman, kangkung, selada, caisim dapat diandalkan dalam proses foto sintesis pada malam hari, tanaman air akan kembali menggunakan kandungan oksigen yang ada untuk proses respiratory. pengukuran kandungan oksigen yang ada secara periodik. kandungan oksigen yang terlarut pada posisi terendah pada jam 06.-07.
Faktor lainnya yang mempunyai efek pada kandungan oksigen dalam air sebagai berikut :
Temperatur atau suhu.
Semakin tinggi suhu air, semakin tinggi pula proses metabolisme dalam tubuh ikan. Sebaliknya jika suhu perairan sangat rendah, maka proses metabolisme akan terhambat dan ikan nafsu makannya menurun. Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan adalah berkisar antara 28 – 33 C.
Trik untuk menjaga stabilitas suhu :
• Perhatikan ketinggian air, disesuaikan dengan kecerahan, DO, suhu dan pH. hingga perubahan suhu air kolam tidak terlalu cepat.
• Memberikan sekam pada dasar kolam terpal
• Lakukan penambahan atau pengurangan air disesuaikan dengan suhu air kolam.
Penggunaan heater untuk benih ikan.
Jika suhu air rendah, maka nafsu makan ikan akan berkurang karena proses metabolismenya terhambat, namun jika suhu perairan terlalu tinggi (> 330C), maka proses metabolisme ikan akan meningkat dan beban insang untuk membuang hasil ekskresi cair tubuh yang berupa NH3 , akan meningkat. Heater bisa digunakan jika suhu dibawah (< 25 0C)
Total Ammonia Nitrogen(TAN)
Pengukuran TAN bertujuan untuk mengetahui kandungan ammoniak dalam kolam sebagai sisa hasil metabolisme ikan, plankton mati, serta sisa pakan yang tidak terurai. Kadar TAN maksimal dalam kolam adalah 2 ppm. Jika nilai TAN tinggi, artinya limbah bahan organik dalam kolam tidak terurai dengan baik dan air kolam harus segera diganti dengan yang baru. Kandungan TAN dan NH3 yang tinggi, ditambah dengan pH dan suhu tinggi, maka amoniak akan menjadi berlipat. Resiko nya adalah ikan keracunan amoniak segera ganti air sebanyak 30%. Buang air bawah dan ganti dengan yang baru.
Amoniak bebas(NH3).
Amoniak bebas terbentuk karena proses penguraian bahan organik tidak baik. Pakan yang diberikan mengandung kadar protein yang tinggi. Sisa pakan yang tidak terkonsumsi dan kotoran ikan akan menumpuk. Jika protein tersebut tidak terurai dengan baik, maka kandungan amoniak dalam kolam akan tinggi. Kadar amoniak bebas yang distandarkan adalah maksimal 0,01 ppm. Jika lebih dari itu, air kolam harus segera diganti dengan yang baru.
Untuk mengurangi ammonia dalam kolam bisa menggunakan enzimatis dalam mengolah sisa metabolisme ikan plankton mati, input bahan organik serta sisa pakan yang tidak terurai menjadi zat yang tidak berbahaya, atau bahkan apabila menggunakan bakteri bacilius akan menghemat pakan.
Alkalinitas
Alkalinitas adalah jumlah basa yang terdapat dalam air. Basa dimaksud adalah karbonat (CO32-), bikarbonat (HCO3–) dan hidroksida (OH–). Alkalinitas kunci penting dalam kualitas air karena mampu dalam menyangga perubahan pH, pengukuran alkalinitas total, diukur pula alkalinitas bikarbonat, yang nilainya distandarkan sama atau sedikit lebih rendah/kecil dari nilai alkalinitas total (³ 70 persen dari nilai alkalinitas total). Standar nilai alkalinitas adalah ³ 80 ppm. Jika air nilai alkalinitas di bawah standar, yang dilakukan adalah aplikasi kapur, bakteri pengurai dan penambahan gas CO2.
Maksimal dari fluktuasi pH adalah 0,5. Jika fluktuasinya di atas itu, ikan akan kehabisan energi dalam menyeimbangkan pH tubuh dengan pH lingkungan. ikan stres, pertumbuhan lambat dan mati.
Jenis dan Jumlah plankton
Golongan plankton dibagi yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah jasad renik perairan golongan tumbuh-tumbuhan (nabati), zooplankton masuk dalam golongan hewan (hewani). Jika air didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominasi oleh diatomae, warna air akan coklat. Kontribusi phytoplankton adalah pemasok oksigen terbesar (siang), dan penjaga kestabilan biota air. Parameter yang terpenting adalah menjaga stabilisasi air dan membuat jenis plankton yang beragam, perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton jika plankton tersebut terkena gangguan maka air menjadi rusak.
Mutu air
Tidak banyak peternak pemula yang memperhatikan ini. Kualitas air adalah terpenuhinya semua syarat air. Setiap ikan mempunyai syarat air yang berbeda. Sudahkah anda mengetahui atau mengukur kondisi air kolam anda, syarat minimum yang harus diketahui adalah
• pH air, kadar Oksigen, salinitas,kecerahan air
• Toleransi kandungan bacteri salmonela, vibrio, e-colli dan colliform
• Kandungan zat besi, timbal dan mercuri.
• Suhu air
Jika mutu air tidak diketahui dengan pasti, kita tidak akan dapat menganalisa dengan akurat jika terjadi kematian ikan, pertumbuhan ikan yang lambat, ikan yang terserang oleh cacar, kembung, terserang jamur aeromonas.
Manajemen Air Pada Kolam Gurame
Manajemen air pada dasarnya adalah pengelolaan kualitas air agar selalu berada dalam kondisi optimal yang dibutuhkan dalam budidaya ikan. Pengelolaan air sangat penting untuk mengurangi atau mencegah risiko terserang berbagai macam penyakit. Mesin Agroculture Treatment sekarang menjadi idola bagi penggiat agrobisnis diseluruh dunia untuk mensterilkan air, membunuh bakteri patogen dan merubah amoniak menjadi jasad renik sebagai pakan alami ikan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air :
Warna air dan Kecerahannya
Warna air dipengaruhi oleh kepadatan plankton yang ada pada air, baik itu phytoplankton maupun zooplankton. Kita sebagai pembudidaya ikan sebaiknya tahu dan mengikuti perkembangan perubahan warna air dan kecerahannya. Dengan mengetahui perubahan warna air dan tingkat kecerahan maka kita bisa mengantisipasi terjadinya stres dan penyakit pada ikan. Apabila warna dan kecerahan sudah di ambang batas optimal maka kita bisa mengurangi 30% air pada kolam dan menggantinya dengan air yang baru dengan kualitas yang lebih baik.
pH air (Potential Hydrogen/Derajat Keasaman).
Dalam budiaya ikan, kita menginginkan agar nilai pH air kolam adalah sama atau mendekati sama dengan nilai pH tubuh ikan. Hal ini ditujukan agar ikan tidak mengalami stres dalam menyesuaikan pH tubuh dengan lingkungannya. Kita harus menjaga pH berkisar antara 7 – 8. PH Netral air adalah 7, berarti dibawah 7 disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Jamur dan bakteri akan berkembang biak pada kondisi asam. Gurami mempunyai toleransi bisa hidup di kisaran PH 6-9 yang berarti bahwa ikan lebih toleran basa dari pada asam, namun kondisi ideal untuk kehidupan gurami ikan ada pada PH 7-8. Jika nilai pH air berada di bawah kisaran yang distandarkan, maka kita harus menaikkan nilai pH tersebut dengan cara pemberian kapur. Kapur yang digunakan biasanya adalah kapur dolomit, pH air di luar standar yang ditentukan akan berdampak pada metabolisme ikan, nafsu makan turun dll.
Air hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan pH , secara alami air hujan bersifat asam dengan PH sekitar 5,6. Limpahan air hujan ke kolam dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan PH air kolam turun dan akan membuat ikan gurami stress terutama benih ikan mengapung dan mati. Penumpukan dan pembusukan bahan organik dan non-organik yang tidak terurai yang berasal dari sisa pakan akibat over feeding atau dari bangkai ikan yang mati tidak termakan oleh ikan yang lain juga bisa mempengaruhi perubahan pH air. Segera ketahui perubahan pH tersebut dan segera ambil tindakan sebelum terlambat.
Ciri air dengan PH asam :
• Air berbuih/berbusa
• Air bau
• Pekat akibat banyaknya material padat yang terlarut
Akibat pH asam pada Ikan gurami:
• Benih ikan mulai menggantung tegak lurus
• Ikan malas bergerak
• Ikan pucat karena mengeluarkan lendir yang berlebihan
Kadar pH untuk ikan
• pH 4 : Ikan akan mati
• pH 5 : Tidak berkembang biak
• pH 6 : Pertumbuhan turun
• pH 7,2 – 7,8 : Pertumbuhan ideal
• pH 9 : Pertumbuhan turun
• pH 10 : Tidak berkembang biak
• pH 11 : Ikan akan mati
Jenis dan Jumlah plankton
Dikenal ada dua golongan besar plankton yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton adalah jasad renik perairan yang masuk dalam golongan tumbuh-tumbuhan, sedang zooplankton masuk dalam golongan hewan. Parameter kualitas air ini tercermin dari warna dan kecerahan air kolam. Jika suatu perairan didominansi oleh phytoplankton dari golongan chlorophyta, maka warna air akan nampak hijau, kalau didominansi oleh diatomae, maka warna air akan coklat. Fungsi utama dari phytoplankton dalam perairan adalah pemasok oksigen terbesar (pada siang hari), pakan alami dan penjaga kestabilan ekosistim kolam. Dalam mengelola parameter ini, yang terpenting adalah menjaga stabilitas kualitas air dan bagaimana kita bisa membuat jenis plankton yang beragam, bukan didominansi oleh satu jenis plankton saja. Jika suatu perairan hanya didominansi oleh satu jenis plankton, kekhawatirannya adalah jika plankton tersebut terkena gangguan dan mati massal, maka perairan akan menjadi bening.
Hmmm … !!!
Para peternak di negara-negara maju atas dukungan finansial yang cukup dalam memulai usaha terlebih dahulu melakukan penelitian yang mendalam dengan menggunakan beragam alat ukur air yang akurat. Data air diperiksa secara detail mulai dari pH air, salinitas, DO, amoniak, nitrit, nitrat, kandungan jamur, virus dan bakteri yang bersarang. Bakteri salmonela, vibrio dan e-colli dan kandungan timbal, zat besi, merkuri mendapat perhatian paling serius dalam mengelola managemen air. Bacteriologi kit atau alat ukur bakteri dalam air lazim dimiliki oleh para peternak ikan dinegara maju.
Bagaimana Indonesia !!!
Berbudidaya di Indonesia sebagian besar masih ditingkat spekulasi, berjibaku atau gambling dan gagal terbanyak karena deru angin surga yang ditiupkan oleh para petualang. Mengandalkan keberuntungan, jika sukses ya terus jika gagal ya sudah. Mengandalkan anugerah Tuhan. Kita tahu, kwalitas air yang prima seperti di kampung Boyolali, parung Bogor, Getem Jember, Tulungagung menguntungkan warga didaerah tersebut. Di Margoyoso Pati pakan dengan protein 25% tanpa pemberian suplemen apapun mampu menghasilkan FCR 0,85.
Di Indonesia penggunaan alat ukur masih asing. Dalam 2 tahun terakhir ini mesin pembunuh bakteri dengan nama dagang Agroculture Treatment Machine sudah mulai banyak digunakan Thailand dan Brunei. Tapi di Indonesia masih minim. Sebagian besar diantara kita orientasi dalam berbudidaya masih berkutat bagaimana memperoleh pakan murah dengan alasan cost terbesar ada pada pakan dan digunakanlah metode-metode bagaimana menekan biaya pakan yang terkenal dengan istilah food convertion ratio (FCR)dengan menciptakan produk-produk enzim, hormon dan probiotik, mencari solusi pengganti pakan pabrik yang mahal. perburuan upaya menekan FCR banyak dilakukan. Ini bagus, beberapa mitra pembudidaya sudah ada yang mampu menciptakan enzim hingga FCR bisa ditingkat optimis sebesar 0,6 (Medan, Jember dan Blitar dan beberapa kota lain) ada yang berhasil. Yang gagal tidak sedikit, layu sebelum berkembang.
Terimakasih telah membaca
No comments:
Post a Comment