PERSIAPAN KOLAM
1.KOLAM BETON
sebagai wadah tempat budidaya harus dipersiapkan mulai dari awal pemilihan sistem Budidaya yang akan diterapkan. Sarana dan prasarana pendukung juga harus dihitung dan dipersiapkan sesuai dengan kepadatan tebar bibitnya.
Penentuan jenis kolam dari tanah, plastik ataupun beton yang terpenting adalah bisa menyimpan masa air selama masa budidaya atau tidak porus.Hal ini penting sekali diperhitungkan karena air yang porus akan berpengaruh sekali terhadap kestabilan kualitas dan kuantitas air selama masa Budidaya, maka pertumbuhan pun akan bisa terpengaruh dari perubahan-perubahan yang tidak stabil ini disamping faktor cuaca.
Kolam tanah, persiapan awal selain pemadatan dinding dan tanah dasar supaya tidak porus, maka untuk Budidaya Lele yang sangat perlu diperhatikan adalah dinding atau dasar yang padat membuat Lele tidak mudah bersembunyi membuat lubang, disamping pada dasar dan dinding kolam yang tidak rata permukaannya membuat kotoran tidak mudah terbilas hanyut dalam pembuangan. Sehingga kotoran akan mudah menumpuk pada titik yang tidak rata tsb, hal ini akan terjadi titik daerah mati atau dead zone .
dead zone, adalah terjadinya titik daerah mati, dimana terjadi penumpukan Bahan Organik atau sampah yang terkumpul pada area-area tertentu. Daerah ini Kadar amoniak dan gas-gas beracun mulai tinggi sehingga tidak disukai oleh ikan. Apabila ada pakan ikanyang jatuh pada titik-tik ini maka ikan tidak akan mau makan, atau daerah ini temapt menjadi sarangnya beberapa bakteri phatogen yang menyebabkan sakit pada ikan.
Pemberian kapur atau LIMING pada kolam tanah sangat mutlak diperlukan, karena kapur ini fungsinya sebagai :
1. Buffer atau penyagga agar PH di air tidak melonjak naik pada sore hari dan turun pada waktu menjelang pagi hari.
2. Sebagai sumber menyuplai CO2 ( carbondioksida ) dari unsur kapur yaitu Bicarbonat (H2CO3)2- yang akan menyuplai digunakan untuk fotosintesa phytoplankton ( mikroalga hijau ).
BEBERAPA JENIS KAPUR LIHAT TABEL.
Menurut pengalaman penulis, pemberian pupuk kandang untuk ditanah, saat ini kurang diperlukan lagi. Karena justeru akan membuat kondisi lingkungan menjadi kelewat subur pada masa budidaya nantinya. Permasalahan yang sering terjadi nantinya malahan adalah bagaimana menge rem terjadinya saat-saat meluncur pada kondisi lingkungan yang kearah kelewat subur.
Pembentukan penumbuhan phytoplankton dapat dilakukan dengan cara memancing pemupukan, tetapi setelah kondisi pemberian pakan yang rutin pada ikan, sisa-sisa pakan ini justeru akan menjadi sumber bahan Organik yang akan diubah menjadi
pupuk yang subur oleh siklus mikroorganisme dikolam dalam sistem-sistem Probiotik yang diterapkan nantinya.
Membuat warna Hijau pada Kolam Tanah untuk persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali dilakukan, karena untuk mendapatkan lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele. Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari dan malam harinya.
Teknologi inilah yang menjadikan perkembangan pengetahuan yang sangat berarti untuk di ketahui oleh para petani ikan. Karena sementara ini sebagian besar petani ikan masih berkiblat pada dunia pertanian,dimana bagaimana carnya membuat lingkungan menjadi subur untuk tumbuhnya phytoplankton atau zooplankton sebagai makanan ikan. Tetapi kenyataannya yang terjadi dilapangan malahan memberi beban yang sangat berlebih pada ligkungan air, sedangkan pakan alami tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah biomasa ikan. Pakan alami sangat membantu perkembangannya bila dilakukan dalam sistem pendederan secara alami, yaitu untuk bibit-bibit dari ukuran 1 sampai 2 Cm.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk kolam tanah dan plastik maupun beton agar menjadi Hijau adalah sbb :
– Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih mudah dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber mata air atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Urea sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 – 9 pagi).
– Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada permukaan air.
– Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 – 5 hari berturut-turut sampai didapat warna air yang hijau.
– Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi secara berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan tetap stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN WATER SYSTEM )
– Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam tanah karena mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat kondisi lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena kotoran yang berlebih.
– Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya.
KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 – 70 Cm untuk membuat warna air menjadi Hijau.
PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS DILAKUKAN UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan sistem budidaya Out door karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem Fotosintesa pada Phytoplankton yang berwarna Hijau Muda segar di kolam.
2.KOLAM TANAH
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan meliputi :
1. Pengeringan kolam budidaya ikan
Pengeringan dasar kolam sangat dibutuhkan oleh ikan agar bakteri pembusuk yang dapat menyebabkan ikan sakit, racun sisa dekomposisi selama budidaya terbuang. Pada kolam pemijahan budidaya ikan pengeringan dasar kolam bertujuan agar ikan dapat memijah karena tanah yang dikeringkan dan diairi akan melepaskan bau tertentu yang disebut petrichor, selain itu pengeringan dasar kolam dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam.
2. Perbaikan pematang kolam budidaya ikan
Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam. Kebocoran kolam dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air lainnya. Pematang kolam budidaya ikan bocor mengakibatkan air kolam tidak stabil dan benih ikan banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam tanah, sedangkan pada kolam tembok dilakukan perawatan dan pengecekan kebocoran pada setiap bagian pematang.
3. Pengolahan dasar kolam budidaya ikan
Pengolahan dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi intensif dimana dasar kolam berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut dibalik dan dibiarkan kering sampai 3-5 hari.
Tujuan pengolahan dasar kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawa senyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam budidaya ikan akan menguap. Tanah yang baru dicangkul diratakan. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam. Saluran ini disebut kemalir. Kemalir berfungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada siang hari. Saluran pemasukan dan pengeluaran air dilengkapi dengan saringan. Tujuannya untuk menjaga agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam dan benih ikan budidaya yang ditebarkan tidak kabur atau keluar kolam.
4. Pengapuran kolam budidaya ikan.
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit dalam kolam budidaya ikan. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor / kapur aktif (CaO).
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapur lahan kolam budidaya ikan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat dilihat pada Tabel 1. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar antara 100 - 200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman tanah kolam.
Tabel 1. Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam kolam dengan luas 100 meterpersegi
5. Pemupukan kolam budidaya ikan.
Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan dalam kolam budidaya ikan. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain) atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah dikeringkan.
Sedangkan pupuk buatan berupa bahan-bahan kimia yang dibuat manusia dipabrik pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal. Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam budidaya ikan yang kurang kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m2 .
Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200-300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing-masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan budidaya ikan.
6. Pengairan kolam budidaya ikan
Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan budidaya ikan agar pakan alami tumbuh dengan sempurna. Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m (Gambar 3).
Gambar 3. Mengairi kolam Wadah budidaya ikan (kolam) yang sudah dipersiapkan dan siap untuk dipergunakan sebagai wadah untuk kegiatan budidaya.
Agar kolam budidaya ikan yang dipergunakan senantiasa baik untuk kegiatan budidaya maka harus selalu dilakukan pengelolaan terhadap kolam budidaya baik kolam pemeliharaan, pemijahan, penetasan telur dan lain sebagainya.
http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.co.id/.../pen...
.3. KOLAM TERPAL
A.KOLAM TERPAL DINDING TANAH
Kolam terpal dinding tanah berbeda dengan kolam terpal rangka besi maupun dinding beton. Jika kolam terpal dinding beton atau rangka besi letak kolamnya berada di atas permukaan tanah. Namun kolam terpal dinding tanah merupakan kolam terpal yang berada di bawah permukaan tanah. Kelebihan kolam terpal di bawah permukaan tanah adalah suhu air lebih stabil, dibanding dengan kolam terpal yang berada di atas permukaan tanah. Membangun kolam terpal dinding tanah juga lebih mudah dan lebih hemat biaya.
Langkah Langkah Budidaya Gurame Kolam Terpal Dinding Tanah Bagi Pemula
Langkah-langkah memulai budidaya gurame soang dalam kolam terpal dinding tanah bagi pemula adalah:
Pembuatan Kolam
Dalam pembuatan kolam gurame soang, ukuran yang akan dibuat disesuaikan dengan jumlah benih yang hendak ditebar. Namun pada panduan ini ukuran yang akan saya gunakan adalah 4×6 m artinya lebar 4 m dan panjang 6 m, dengan ukuran terpal 6×8 m. Berarti masih sisa 2 m, sisa ini nanti akan kita bagi 1 m untuk tinggi dinding dan 1 m lagi akan ditimbun tanah. Untuk membuat kolam terpal dinding tanah langkah-langkahnya adalah:
Siapkan terpal berukuran 6×8 m.
Gali tanah yang akan digunakan sebagai kolam.
membuat kolam terpal dinding tanah
membuat kolam terpal dinding tanah
Tanah hasil galian ditimbunkan mengelilingi kolam membentuk pematang.
Buat lubang pada salah satu dasar kolam sebagai saluran pembuangan.
Jika sudah selesai taburkan sekam padi secara merata pada dasar kolam dengan ketebalan 10-15 cm.
Sebelum terpal dipasang buat lubang pada salah satu dasarnya dan sambungkan dengan pipa paralon. Rekatkan terpal dengan pipa paralon menggunakan lem paralon bisa juga menggunakan lem china. Kemudian perkuat dengan cincin klem besi. Arahkan pipa paralon ke lubang pembuangan kolam yang tadi sudah dibuat.
saluran pembuangan kolam terpal rangka besi
saluran pembuangan kolam terpal rangka besi
Jika sudah, pasang terpal dengan rapi. Ujung terpal yang berada diatas pematang kolam ditimbun dengan tanah.
pemasangan terpal pada kolam dinding tanah
pemasangan terpal pada kolam dinding tanah
Tahap terakhir cuci kolam menggunakan sabun untuk menghilangkan bau lem dan bahan kimia yang dapat membunuh benih ikan. Bilas sampai bersih.
Keringkan kolam selama 3 hari.
Pengisian Air Kolam
Setelah proses pengeringan selama 3 hari, kolam siap untuk diisi air.
Isi air kolam dengan ketinggian air 50-75cm. Tujuannya adalah agar ikan gurame tidak mudah melompat keluar serta menghindari air meluap saat terjadi hujan.
Taburkan garam grasak (garam kiloan) sebanyak 2 ons per m² untuk membasmi jamur saat pengeringan kolam. Kemudian taburkan pupuk katalis plankton berupa urea 1 ons per m².
Diamkan kolam selama kurang lebih satu minggu hingga plankton tumbuh dengan sempurna. Baru kemudian benih siap ditebar.
B.KOLAM TERPAL DINDING BESI
Saat ini penggunaan media kolam terpal dalam budidaya ikan gurame banyak diminati peternak. Hal ini karena kolam terpal memiliki beberapa keuntungan:
Praktis, mudah dikeringkan, dibersihkan, dan dipanen.
Lebih awet, kolam terpal tidak mudah bocor dan tahan sampai 5 tahun.
Lebih disukai pedagang maupun konsumen karena gurame yang dihasilkan tidak bau lumpur.
Persiapan Pembuatan Kolam
Cara pembuatan kolam terpal rangka besi hampir sama seperti pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu, hanya teknik dan bahan pembuatannya saja yang sedikit berbeda.
Ukuran kolam yang akan dibuat disesuaikan dengan jumlah benih yang akan ditebar. Namun pada panduan ini kita akan membuat kolam berukuran 4×6 m.
Ratakan tanah yang akan digunakan sebagai kolam. Bersihkan dari rumput dan sampah yang mengganggu.
Siapkan besi siku berlubang yang biasa digunakan untuk membuat rak (banyak dijual di toko besi).
Potong besi masing-masing dengan ukuran 6 m (panjang kolam), 4 m (lebar kolam), 1,2 m (tinggi kolam).
Rangkai besi seperti gambar.
Jika rangkaian besi sudah selesai,sebelum pemasangan terpal taburkan sekam padi dengan ketebalan 10-15 cm. Kemudian siram dengan air.
Selanjutnya pasang terpal dengan rapi. Ujung terpal yang berlubang masukkan tali untuk mengikatkan terpal ke besi.
Pasang pipa paralon pada dasar kolam yang berfungsi sebagai saluran pembuangan. Perkuat sambungan antara paralon dengan terpal menggunakan lem paralon agar tidak bocor.
Jika semua sudah selesai cuci kolam menggunakan sabun untuk menghilangkan bau lem atau bahan kimia yang dapat membunuh benih ikan.
Bilas sampai bersih dan keringkan selama 3 hari.
Pengisian Air Kolam
Setelah proses pengeringan selesai langkah selanjutnya adalah pengisian air:
Isi air kolam dengan ketinggian air 50-75cm. Tujuannya adalah agar ikan gurame tidak mudah melompat keluar serta menghindari air meluap saat terjadi hujan.
Taburkan garam sebanyak 2ons per m² untuk membasmi jamur saat pengeringan kolam. Kemudian taburkan urea 1 ons per m² sebagai pupuk katalis plankton.
Biarkan kolam selama satu minggu hingga plankton tumbuh dengan sempurna. Baru kemudian benih bisa ditebar.
No comments:
Post a Comment