Cara Budidaya Ikan Gurame di kolam terpal dan beton
Sejarah
Gurami
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
Fase budi daya gurami adalah sebagai berikut :
Pemijahan Gurami
Pembesaran Gurami
· Pemasaran Gurami
Pemijahan Gurami
PERSIAPAN PEMIJAHAN
Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok tetapi dasar kolam diusahakan tetap tanah. Dasar kolam tanah akan merangsang induk gurami untuk segera memijah. Syarat kolam pemijahan yaitu : airnya jernih, tenang dan mengalir kecil sehingga suplai oksigen juga terpenuhi, ada pintu pemasukan dan pengeluaran air dan tidak boleh terlalu banyak mengandung lumpur karena airnya cepat keruh, air yang keruh dapat menutupi permukaan telur, akibatnya akan mempengaruhi keberhasilan penetasan telur.
Persiapan Kolam Pemijahan
Persiapan kolam pemijahan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kolam dalam kondisi optimal bagi ikan gurami untuk melakukan
pemijahan. Kolam pemijahan harus dilengkapi dengan
saluran pemasukan air dan pengeluaran. Saluran pemasukan air
dibutuhkan untuk mensuplai air baru agar air kolam tetap segar dan ketersediaan
oksigen terlarut tetap terjaga. Aliran air yang masuk ke kolam dapat
merangsang ikan untuk memijah.
Ikan Gurami seperti ikan air tawar lainnya
juga akan terangsang berpijah bila ada suasana baru dalam kolam, seperti bau
ampo yang terbentuk akibat pengeringan tanah kolam kemudian kena air
baru. Hal inilah yang menyebabkan pengeringan dan penjemuran pada
dasar kolam pemijahan mutlak dilakukan. Selain kegiatan pengeringan,
pemberian pakan daun talas juga dapat merangsang gurami untuk segera kawin.
Tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk
menyiapkan kolam pemijahan ikan gurami adalah sebagai berikut :
a. Kolam dikeringkan
3-7 hari, tergantung cuaca dan ketebalan lumpur di kolam. Tujuan
pengeringan kolam yaitu merangsang birahi induk untuk segera kawin, membunuh
hama dan penyakit serta membuang gas-gas yang membahayan ikan
(misalnya: amoniak (NH3) dan H2S)
b. Perbaikan
pematang, membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk ke kolam
serta membersihkan rumput liar disekitar pematang
c. Jika dasar kolam
banyak mengandung lumpur segera dikurangi atau dibuang
d. Setelah
pengeringan kolam, dilakukan pengapuran dengan dosis 100gr/m2. Pemberian
kapur selain untuk menaikkan pH tanah juga untuk membunuh bibit-bibit penyakit
yang terdapat di dasar kolam
e. Kolam pemijahan
diisi dengan air bersih, jernih dan memenuhi persyaratan untuk kehidupan dan
telur nantinya sedalam 80 cm
f. Setelah 3-4
hari dari pengisian air kolam, induk sudah dapat dimasukkan ke kolam pemijahan
Apabila sumber air kurang jernih atau keruh, sebaiknya air
diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan. Air kolam yang
keruh akan menyebabkan telur terselimuti oleh lumpur sehingga telur-telur
membusuk dan tidak menetas. Disamping itu, air yang keruh kita akan
kesulitan untuk mengetahui apakah telah terjadi aktifitas pemijahan dan apakah
sarang telah berisi telur atau belum.
2. Mempersiapkan Sarang
Induk gurami membuat sarang terlebih dahulu sebelum melakukan
pemijahan. Gurami meletakkan dan menyimpan telurnya didalam
sarang. Di alam, induk gurami jantan membuat sarang yang terbuat
dari rumput-rumput kering yang disusun di pojokan kolam. Agar proses
pemijahan gurame dapat berlangsung lebih cepat, pembudidayaperlu menyediakan
tempat kerangka sarang (sosog) dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat
bahan sarang (seperti ijuk, sabut kelapa). Keberadaan bahan sarang
tersebut juga merangsang induk cepat untuk memijah.
a. Kerangka Sarang (Sosog)
Kerangka sarang dapat berupa sosog, ranting-ranting pohon dan
bilah bambu yang cukup ditancapkan di pinggir pematang kolam. Pemakaian dengan
bilah bambu lebih praktis, hemat biaya, dan induk gurami lebih fleksibel dalam
membuat sarang. Sedangkan sosog adalah anyaman bambu berbentuk kerucut
dengan diameter lingkaran mulut sosog antara 25-30 cm dan dalamnya 30-40
cm. Pemasangan sosog dilakukan di pematang dengan cara tangkainya
ditancapkan ke pematang kolam. Namun ada juga yang memasang sosog di
bagian tengah kolam dengan cara memasang tangkai pada pangkal sosog
. Penempatan sosog di bagian tengah kolam bertujuan untuk
mengantisipasi induk yang enggan membuat sarang dipinggir kolam, karena kondisi
pinggir kolam yang kurang nyaman dan banyak lalu lalang orang.
Gambar 1. Sosog
Pemasangan sosog disarankan sekitar 15-30 cm di bawah permukaan air kolam. Jarak pemasangan antara sosog yang satu dengan lainnya sekitar 2 – 4 m. Jumlah sosog yang dipasang di kolam pemijahan disesuaikan dengan jumlah induk betina. Satu ekor induk betina biasanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan telurnya. Namun, semakin banyak kerangka yang dipasang maka akan semakin baik karena induk gurami akan lebih leluasa memilih tempat yang diperkirakan aman dan nyaman untuk meletakkan telurnya.
b. Bahan Sarang
Bahan sarang untuk pemijahan gurami dapat berupa ijuk, sabut kelapa dan rumput-rumput kering. Namun , yang paling banyak digunakan adalah ijuk dan sabut kelapa karena lebih praktis, murah, dan mudah didapat. Pilihlah ijuk yang lembut untuk menghindari pecah atau rusaknya telur akibat gesekan dengan ijuk. Sebelum digunakan ijuk dan sabut kelapa dicuci hingga bersih dan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur.
Bahan pembuat sarang ini biasanya ditempatkan dipinggir atau di
tengah kolam dengan posisi menggantung supaya induk dapat dengan mudah
mengambil ijuk atau sabut kelapa. Agar bisa menggantung, ijuk dan
sabut kelapa dijepit secara longgar dengan bilah bambu yang dipasang
dipinggiran kolam. Namun kelemahannya, banyak ijuk yang jatuh ke
dasar kolam atau tertimbun lumpur.
Gambar 2. Bahan Sarang
Penempatan bahan sarang yang umum dilakukan pembudidaya yaitu diatas para-para yang terbuat dari bambu. Para-para bambu ini diberi kaki pada keempat sudutnya sehingga mampu menahan ijuk/sabut kelapa yang ditempatkan di atasnya. Bahan tersebut diletakkan diatas para-para yang terendam air atau rata dengan air supaya mudah diambil induk jantan. Oleh induk jantan, ijuk/sabut kelapa diambil dan dipindahkan ke sosog atau bilah bambu yang di tancapkan pinggir pematang kolam.
3. Penebaran Induk Kekolam Pemijahan
Induk gurami yang telah matang gonad dan siap mijah dapat segera dipindahkan ke kolam pemijahan.
Ciri-ciri induk ikan
gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a.
Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk
badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran
kepala relatif kecil
d. Susunan
sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan
normal dan lincah.
f. Bentuk
bibir indah seperti pisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur
antara 2-5 tahun.
Adapun
ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai
berikut:
a. Betina
- Dahi
menonjol.
- Dasar
sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu
putih kecoklatan.
- Jika
diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
Gambar 3. Induk betina
b. Jantan
- Dahi
menonjol.
- Dasar
sirip dada terang keputihan.
- Dagu
kuning.
- Jika
diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika
perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Gambar 4. Induk Jantan
Penangkapan dan pelepasan induk yang telah matang gonad dilakukan secara hati-hati agar induk tidak terluka atau stress. Penangkapan induk sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlampau panas. Hal ini untuk menghindari stress pada ikan akibat perbedaan suhu yang terlalu tinggi antara di kolam induk dengan suhu di kolam pemijahan. Pemindahan induk ke kolam pemijahan dilakukan setelah kolam pemijahan sudah siap dan telah diisi air.
Penangkapan induk gurami yaitu dengan cara melokalisir induk
dengan menggiringnya disalah satu sisi kolam dengan menggunakan
jarring yang dibentangkan. Setelah ruang geraknya dipersempit, induk dapat
ditangkap dengan menggunakan tangan dan dilakukan dengan
hati-hati. Penangkapan induk harus dilakukan satu demi
satu. Penangkapan induk tidak disarankan menggunakan seser, karena
akan mengakibatkan sisik ikan banyak yang terkelupas.
Cara memegang induk gurami ada caranya yaitu induk dipegang
dengan tangan dengan posisi badan terbalik. Induk dipegang pelan dan
hati-hati, mata gurami diusahakan tertutup oleh telapak tangan agar tidak
berontak. Bagi yang belum mahir dapat menggunakan kain halus basah
yang diselimutkan pada tubuh ikan secara hati-hati. Selanjutnya
induk diangkat secara pelan-pelan dengan posisi terlentang
juga. Induk yang tertangkap dimasukkan ke dalam drum atau ember
besar berisi air yang telah dipersiapkan.
Pemasukkan induk ke kolam pemijahan harus
dilakukan secara hati-hati. Masukkan induk bersama dengan wadahnya ke kolam
pemijahan dan biarkan gurami keluar dan berenang dengan sendirinya. Pemindahan induk dapat
juga dengan cara mempergunakan kain halus basah, kemudian diangkut dan
dilepaskan bersama pembungkusnya. Dengan
cara ini kemungkinan induk jatuh karena meronta dapat dikurangi atau
dihindari. Jika induk sampai terjatuh maka akan dapat menyebabkan
stress sehingga induk tidak mau memijah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Saparinto C.,2008.Panduan Lengkap Gurami.Penebar
Swadaya. Jakarta
2. Sendjaja J.T dan Riski M.H., 2008. Usaha Pembenihan Gurami.
Penebar Swadaya. Jakarta
3. Sunarya, U.P.,2008. Gurami Soang. Penebar Swadaya. Jakarta
4. Mahyuddin K.,2009. Panduan Lengkap Agribisnis Ikan Gurami.
Penebar Swadaya. Jakarta.
5. Wagiran dan Harianto B.,2010. Kiat Sukses Budi daya Gurami di Kolam Terpal. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
TEKNIK PEMBENIHAN
IKAN GURAMI
PENDAHULUAN
Ikan gurami merupakan ikan asli Asia Tenggara yang penyebarannya
meliputi beberapa wilayah Indonesia seperti Pulau Jawa, Sumatra &
Kalimantan. Pada habitat awalnya ikan ini merupakan asli sungai ataupun rawa,
ikan gurami merupakan herbivora atau pemakan daun-daunan, dan termasuk ikan
yang mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirint.
Ikan gurami terkenal dengan pertumbuhan yang lambat sehingga hal ini memberikan peluang bagi para pembudidaya untuk lebih mengembangkan cara budidaya yang baik, praktis dan efisien untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan gurami. Kegiatan pemeliharaan ikan gurami terbagi atas segmentasi pemeliharaan yang panjang, mulai dari proses pemijahan yang menghasilkan telur hingga proses pendederan mencapai beberapa tahapan pendederan.
MORFOLOGI INDUK BETINA DAN INDUK JANTAN
Induk
Gurami Betina |
Induk
Gurami Jantan |
PEMILIHAN INDUK SIAP PIJAH
Ciri-ciri induk jantan siap pijah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal, dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang dengan perut membentuk sudut tumpul, bila bagian perut ditekan akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis, dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuh lebih terang dan bentuk perutnya besar bulat, bila bagian perut ditekan kearah kelamin akan mengeluarkan telur berwarna putih.
PEMIJAHAN
Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam
pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukurannya tergantung
jumlah induk yang dimiliki, ukuran minimumya 20 m2 dan maksimum dapat mencapai
1000 m2 dengan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m. Kolam induk sebaiknya dekat
dengan kolam pemijahan sehingga memudahkan proses pemindahan induk ikan. Padat
tebar induk ikan gurami diusahakan 1 ekor induk ikan yang bobotnya 3-5 kg per
ekor sebaiknya memiliki areal untuk bergerak bebas seluas 5 m2. Penebaran induk
dilakukan dengan perbandingan 1 ekor jantan yang bobotnya mencapai 3-5 kg dan 3
ekor betina yang bobotnya minimal 3 kg.
Proses pemijahan biasanya akan berlangsung yang diawali 1 minggu
pertama induk jantan telah memulai membuat sarang, lamanya membuat sarang lebih
kurang 6 hari kemudian induk betina yang sudah siap pijah memiliki naluri akan
segera berpijah setelah sarangya siap, terjadinya proses pemijahan selama 2-3
hari, induk betina segera mengeluarkan telur-telurnya dan secara bersamaan pula
induk jantan menyemprotkan sperma dan terjadi proses pembuahan telur oleh
sperma jantan. Proses perkawinan akan diakhiri apabila jantan telah menutup
sarang, dengan ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses pemijahan dapat
diamati pula dengan melihat pemukaan kolam yang ada sarang guraminya terlihat
keluar banyak minyak dipermukaan air dan tecium bau amis.
Pemijahan Gurami Teknik Bak Plastik
Secara garis besar, langkah-langkah
pembibitan dengan yang dilakukan adalah sebagai berikut
1. Kolam bidudaya diusahakan berukuran
standar (3 x 10 meter dengan kedalaman air sekitar 1,25 meter. Kolam teresebut
pertama-tama dikuras sampai bersih, diusahakan tidak ada lumpurnya sama
sekali.Kolam yang sudah dikuras tersebut tidak boleh dialiri air langsung dari
selokan, melainkan ditunggu beberapa hari agar kolam terisi penuh oleh air
rembesan dari kolam sekitarnya. Tujuannya adalah agar tidak ada bibit penyakit
ataupun bibit ikan lain seperti sepat dan wader.
2. Setelah kolam terisi penuh
air, kita masukkaan delapan sampai sepuluh ekor induk dengan perbandingan
3 induk jantan dan 5 induk betina. Ukuran induknya diusahakan antara 1,25
kologram sampai dengan 2 kilogram. Induk-induk tersebut sebaiknya hanya diberi
makan daun senthe dan pellet dengan kadar protein tinggi (pellet
untuk bibit ikan kecil).
3. Dua hari kemudian, setelah induk mampu
beradaptasi dengan kolam, kolam tersebut dipasangi tiga sampai empat sosok yang
terbuat dari bamboo dan ijuk dari pohon aren. Ijuk tersebut harus sudah
dibersihkan dan tinggal ijuk yang berserat halus. Ijuk tersebut ditumpuk pada
suatu papan yang berada kurang lebih dua centimeter di atas permukaan air.
4. Tiga hari kemudian kolam tersebut mulai
diamati. Biasanya induk-induk tersebut mulai membuat sarang dalam sosok-sosok
yang telah disiapkan. Namun kadang-kadang induk juga membuat sarang pada
cekungan di dinding kolam. Jika sudah ada yang mulai membuat sarang, tunggulah
beberapa hari sehingga sarangnya benar-benar selesai dibuat (biasanya
berlangsung sekitar 3-7 hari). Jangan sekali-kali mengamati pada pagi hari
sekitar pukul 09.00 – 10.00 atau sore hari antara pukul 15.30 – 17.00 karena
waktu-waktu tersebut merupakan waktu ikan gurami mijah.Amatilah dari permukaan
kalau-kalau sarangnya sudah tersisi telur. Ciri-ciri sarang yang sudah terisi
telur adalah (a) di sekitar sarang tersebut selalu terdapat seekor induk yang
menjaga, (b) tepat di atas sarang yang terbuat dari ijuk tersebut airnya
seperti berminyak. Jika berdasarkan pengamatan dari permukaan cirri-ciri
tersebut sudah tampak, masuklah ke dalam kolam sambil membawa ember plastik
hitam berukuran sedang. Untuk memastikan bahwa sarang sudah diisi telur rabalah
bagian depan sarang. Jika sarang sudah tertutup (ijuk bagian depan datar) dapat
dipastikan bahwa sarang tersebut sudah terisi telur.Siap-siaplah mengangkat
telurnya.
5. Telur diangkat dari kolam induk,
dipisahkan dari induk dan ditempatkan pada bak besar berwarna hitam. Bak
berwarna hitam tersebut berfungsi sebagai kolam penetasan. Setiap hari bak
harus diteliti dan jika ada telur yang mati, telur tersebut harus diambil dan
dibuang. Biasanya dalam waktu dua hari telur sudah mulai bergerak-gerak dan
sampai dengan delapan hari, kuning telur sudah habis, dan jadilah tetasan ikan
gurami yang masih sangat kecil.
6. Sementara menunggu telur menetas kita
siapkan air di atas plastik atau terpal yang berada di atas permukaan tanah.
Plastik atau terpal berukuran kurang lebih 2×4 meter. Pengisian air sebaiknya
sekitar dua hari sebelum ditebari bibit ikan.
7. Tetasan ikan gurami yang masih sangat
kecil ditebar di plastik/terpal tersebut. Dalam setiap petak plastik/terpal
kita dapat menebarkan sekitar 3-4 susuh atau sekitar 4000 ekor tetasan. Dua
hari kemudian bibit mulai diberi makan cacing rambut.
8. Sekitar delapan hari setelah diberi
tetasan ikan, air kolam ditambah sampai sekitar 40 centimeter kedalamannya.
9. Di bak plastik/terpal tersebut tetasan gurami dibesarkan sekitar 30 hari. Setelah 30 hari, bibit ikan tersebut dipindahkan ke kolam pembesaran bibit atau kolam tebaran untuk dibesarkan sekitar 2 bulan.Berdasarkan pengalaman, teknik plastik/terpal ini efektif untuk musim kemarau karena suhu air lebih terkendali karena melekat dengan tanah
PENETASAN TELUR
Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara
berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan
sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa
ember atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan perbandingan
5 cc obat untuk 5 liter air. Selanjutnya sarang dan ember tersebut dibawa ke
tempat penetasan.
Penetasan dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam akuarium. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay oksigen dan setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat. Biasanya telur gurami akan menetas setelah 36-41 jam.
PEMELIHARAAN LARVA
Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara dalam paso atau
baskom selama 8-10 hari sampai kuning telur habis. Bila penetasan dilakukan di
dalam akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan di
akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk membersihkan air dari minyak
yang dihasilkan saat penetasan. Suhu dipertahankan pada kisaran 29-30 derajat
celcius.
Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember. Larva dimasukkan ke dalam ember bersama air dari tempat penetasan sehingga larva tidak stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau tempat pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan dan air media pendederan atau kolam tidak begitu mencolok.
PEMBERIAN PAKAN
Pakan mulai diberikan setelah larva berumur 8-10 hari atau setelah
kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang bisa berupa
artemia, kutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera. Jenis pakan yang
diberikan ini disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian
sebanyak 4-5 kali sehari.
Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika sudah semakin besar, kepadatan larva dalam satu akuarium dapat dikurangi. Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI
Berikut ini beberapa permasalahan yang sering ditemui dalam usaha pembenihan ikan gurami :
1. Induk Malas Memijah
Induk gurami yang telah matang gonad kadang-kadang tidak mau memijah. Hal ini sebagian besar diakibatkan karena kondisi lingkungan kolan yang tidak nyaman bagi indukan atau indukan belum benar-benar matang gonad. Cara mengatasinya adalah dengan memijahkan induk yang benar-benar telah matang gonad dan kolam pemijahan jangan terlalu padat, cukup 40 ekor/1000 m2 atau bisa juga dengan perbandingan 3 betina : 1 jantan untuk kolam dengan ukuran 4m x 3m.
2. Jumlah Telur Sedikit
Hal ini bisa disebabkan oleh umur induk yang terlalu muda. Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan induk jantan yang telah berumur 4 tahun dan induk betina yang berumur 3 tahun.
3. Telur Tidak Menetas
Telur yang tidak menetas bisa disebabkan oleh kualitas induk yang kurang bagus dan penanganan sarang yang salah sehingga telur mati. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan induk yang kualitasnya benar-benar memenuhi syarat sehingga telur yang dihasilkan bagus mutunya dan tidak mengangkat baskom atau ember begitu saja akan tetapi sarang diangkat bersama dengan air kolam pemijahan agar telur tidak terkontaminasi dengan udara luar.
4. Tubuh Benih Berwarna Hitam
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan velvet yang menyebabkan kulit benih menjadi berwarna gelap dan berlendir. Pemicunya adalah karena suhu air penetasan terlalu rendah. Hal ini dapat diatasi dengan pemasangan pemanas atau heater untuk menjaga suhu air media penetasan tetap pada kisaran yang sesuai.
BALAI PERBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR MUNTILAN
JL. KERKOP NO. 1 MUNTILAN MAGELANG
TELP. (0293) 587022
E-MAIL : balaimuntilan@yahoo.co.id
Pembesaran Gurami
Di kolam secara alami tumbuh organisme yang merupakan
pakan alami ikan. Pada kepadatan rendah ikan dapat tumbuh dengan mengandalkan
pakan ini. Akan tetapi pada pembesaran intensif, kepadatan ikan yang sangat
tinggi (5-10 ekor/m²) membuat keberadaan pakan alami tidak cukup sehingga
sebagian besar kebutuhan pakan dipasok dari luar. Kehadiran pakan alami dapat
mengatur target effisiensi pakan dalam mencapai keuntungan usah yang optimal.
Ikan gurame dapat tumbuh dengan memakan daun-daun tanaman,
terutama talas-talasan. Kandungan protein tanaman ini rendah, sehingga
pertumbuhannya lambat. Pemberian pelet berkadar protein tinggi (25-30%) dapat
mempercepat pertumbuhan, walaupun demikian keberadaan daun-daun tananam masih
diperlukan dalam rangka pencegahan penyakit. Aktifitas metabolisma yang
terjadi pada tubuh merubah energi pakan yang dikonsumsi menjadi energi yang
pulih kembali, yang menjadikan ikan tumbuh, dan energi yang terbuang ke dalam perairan
dalam bentuk kotoran bersama dengan sisa-sisa pakan yang tidak termakan.
Pada jumlah kotoran tertentu, kotoran tersebut akan
mengalami penguraian dan menjalani siklus hara/energi yang tidak berdampak
besar terhadap perubahan kualitas air. Akan tetapi manakala kotoran itu
berlebihan maka kehadiran kotoran tersebut akan berdampak pada peningkatan
unsur N dan P sebagai hasil perombakan, yang diikuti dengan peningkatan
populasi fitoplankton. Keadaan ini menyebabkan kandungan oksigen pada malam
hari menjadi rendah. Selanjutnya kotoran yang tidak segera mengurai akan
bertumpuk di dasar perairan, menimbulkan suasana dasar perairan yang
bersifat an aerob serta menghasilkan gas-gas berbahaya, seperti
amoniak dan methan.
Ikan gurame termasuk ikan yang memiliki pernafasan
tambahan, sehingga memiliki toleransi tinggi terhadap kandungan oksigen yang
rendah. Hal ini yang menyebabkan ikan gurame dapat tumbuh di kolam air tenang
dalam kepadatan yang di tinggi dibanding ikan yang tidak memiliki alat
pernafasan tambahan (seperti ikan mas). Makin tinggi kandungan amoniak di dalam
air, makin lambat pertumbuhan ikan gurame. Atas dasar itu kapasitas produksi
ikan gurame yang layak dalam usaha di kolam air tenang berada dalam kisaran
25-50 ton per ha.
Pembesaran Ikan Gurame
Ketentuan yang harus untuk pembesaran ikan gurame jumlah benih yang akan dimasukan
dalam kolam ini sebanyak 270.000 benih dengan berat sekitar 200-250 gram. Luas
kolam yang dibutuh kan 13500 meter persegi, dengan ukuran 20 X 10 meter
sebanyak 68 kolam. dengan konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air
kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Masing-masing
kolam menampung benih sebanyak 4.000. Ikan yang dipelihara dapat berukuran
berat 200-250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan benih ± 1 -2 kg/m2. Pakan
yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 – 2%
pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari.
Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 1kg/ekor.
Analisis Bisnis Gurami
Prolog.
Usaha ikan gurami adalah usaha yang menjanjikan. Pasar masih terbuka lebar.
Restoran, supermarket, rumah makan, warung kaki lima bahkan usaha catering
selalu membutuhkan Gurami sebagai menunya. Dengan harga jual dari petani
sekarang yang mencapai Rp 20.000,- maka bisa disimpulkan bahwa budidaya gurami
adalah budidaya emas hidup. Bagaimana tidak anda bisa bisnis gurami mulai dari
jual telor gurami(persarang sudah mencapai Rp 90.000,- dengan banyak 7000
telur), pembibitan, pembesaran bahkan pemasarannya. Tulungagung sebagai sentra
gurami saat ini mengalami kualahan memenuhi stok nasional akan kebutuhan
gurami.
Contoh kasus :perputaran gurami konsomsi di jogja perharinya mencapai 4 ton .
itu artinya uang buat beli gurami mencapai Rp 20.000 X 4000kg = Rp 80.000.000,-
angka fantastis bukan. Belom dijakarta dan kota kota besar lainnya.
Contoh Analisa biaya pembesaran gurami
Modal :
1.Kolam : ukuran 7 X 10 x 1 = 70 Meter persegi
2.Bibit gurami : 1400 ekor dengan harga Rp 2000/ekor ukuran gurami rokokan.
3.Pelet : 21 sak dengan harga Rp 200.000/sak. Per 200 ekornya butuh
3 sak sampai dengan masa panen ( 8-9 bulan). Berarti kalo 1400 ekor membutuhkan
minimal 21 sak.
4. Obat dan prebiotik guna menambah nafsu makan gurami Rp 300.000,-
Catatan : -tebar maksimum penebaran gurami untuk pembesaran adalah 20 ekor
per 1 meter persegi.
- karena gurami adalah ikan herbivora maka selain pellet, ikan juga dikasih
dedaunan. Terutama pada musim pancaroba. Karena pemberian pellet dan prebiotik
pada musim pancaroba akan menimbulkan penyakit. Daun yang disukai oleh gurami
adalah daun papaya, kangkung maupun daun lumbu atau orang jawa menyebut daun
senthe.
Hitungan bisnisnya adalah sebagi berikut ini :
Pengeluaran :
Bibit gurami : Rp 2000,- X 1400 ekor = Rp 2.800.000,-
Pakan : Rp 200.000 X 21 sak = Rp 4.200.000,-
Obat/prebiotik : Rp 300.000,- (buat beli Raja gurami, Spf dan tetes tebu)
Total pengeluaran : Rp 2.800.000 + Rp 4.200.000 + Rp 300.000 = Rp 7.300.000,-
Pemasukan/panen :
Asumsi dalam 10 bulan bobot ikan mencapai 1Kg dengan harga Rp 20.000,-/Kg.
Panen : 1400 ekor X Rp 20.000,- = Rp 28.000.000,-
Keuntungan : Panen – Pengeluaran
: Rp 28.000.000 – 7.300.000 = Rp 20. 700.000,-
Artinnya dalam jangka waktu 10 bulan anda akan untung Rp 20.700.000,-
Kalo anda sebagai pemula mempunyai 2 kolam saja. Maka keuntungan anda tinggal
kalikan saja menjadi Rp 41.400.000,-. Fantastis kan. Dalam setahun anda sudah
bisa menggunakan keuntungan anda untuk naik haji dan sisannya untuk uang saku.
Pakan gurami
Anda dapat memberikan pakan gurami dengan system kombinasi tetes tebu, raja
gurami , Spf dan pellet. Carannya sbb :
Pellet 4kg + 2tutup Raja gurami +1tutup Spf + 3tetes tebu + air 1 liter
Kemudian adonan diatas diaduk dan setelah 15 menit berikanlah pada gurami anda.
Inssya Allah pellet yang anda berikan 80% nya akan menjadi daging gurami.
Misalnya anda merasa telah menebar 100 kg maka 80 kg nya akan menjadi daging.
Jika pellet sudah mengapung diatas dan tidak di makan gurami, berarti gurami
telah kenyang. Itulah rumus untuk mengetahui ikan sudah kenyang atau belum.
Kolam Gurami
Ada 3 jenis kolam gurami :
1. Kolam permanent
yaitu kolam yang dibuat dari semen.
Cara buatnya adalah sebagai berikut ini :
- Buatlah kolam dari semen
- Gosok gosoklah dinding kolam dengan daun papaya. Hal ini dimaksudkan agar
nanti lumut segera tumbuh dan untuk menghilangkan bau semen
- Rendamlah kolam dengan air dan biarkan minimal 2 minggu
- Tebarkanlah garam sekitar 2kg ke kolam dimaksudkan agar kolam bebas dari
penyakit.
- Buang airnya, ganti dengan yang baru, diamkan selama 3 hari
- Bibit ikan bisa segera ditebar dengan aturan per 1 meter perseginnya hanya
boleh ditebar maxsimum 20 ekor gurami dikolam pembesaran.
2. Kolam tidak permanent
Cara buatnya adalah sebagai berikut ini :
-Buat kolam ditanah langsung sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
-Aduklah dasar kolam
-Berikan gamping dolomite dengan cara ditabur. Untuk membunuh organisme atau
penyakit.
-aliri kolam dengan air. Diamkan selama 3 hari
- Benih segera bisa ditabur.
3. Kolam Terpal
Kolam terpal digunakan petani pada lahan yan airnya sulit. Bisa menggunakan air
hujan.
Carannya buatlah kolam dengan menggunakan terpal. Bisa dihalaman rumah, bisa di
sawah. Intruksi selanjutnya seperti pada kolam permanent. Kabupaten Tulungagung
sebagai sentra gurami kebanyakan menggunakan system terpal karena airnya yang
susah. Bisa dipakai untuk 3 kali panen atau selama 3 tahun.
Cara penebaran Gurami
Cara penebaran gurami adalah sebagai berikut ini :
1. Usahakan 1hari sebelum diangkut dari petani, bibit gurami puasa makan pellet
selama 1 hari.
2. Setelah ditebar dikolam yang baru, gurami juga puasa 1 hari sehingga total
gurami puasa selama 2 hari.
3. baru pada hari selanjutnya gurami siap di beri pellet seperti rumus diatas.
Hal diatas dimaksudkan agar gurami tidak mengalami stress dilingkungannya yang
baru. Karena kalo baru ditebar ke kolam yang baru trus dikasih pellet, dijamin
ikan gurami tidak akan memakannya. Karena gurami masih mengalami stress
dilingkungannya yang baru. Gitu broo.
Bisnis Indukan Gurami
Ini adalah buat anda yang mau menjual indukan gurami. Satu set indukan gurami
biasannya terdiri dari satu pejantan dan empat betina. Induk gurami berumur
antara 3 sd 5 tahun yang baik. Setelah anda mempunyai induk gurami maka anda
dapat memulai bisnis selanjutnya jual telor gurami. Karena dalam sebulan Gurami
mampu bertelur sekali yang berjumlah antara 3000 sd 7000 telor didalam sarang.
Jika empat betina gurami anda bertelor semua maka dalam sebulan gurami anda
akan bertelor
sebanyak 7000 X 4 = 28.000 telor. Fantastis bukan. Dengan harga telor sekarang
mencapai Rp 30,-/ telor maka pemasukan anda adalah 28.000 X Rp 30,- = Rp
840.000,-.
Lumayan kan. Setelah sukses buat telor selanjutnya anda siap buat bisnis
pembibitan dengan menetaskan telor gurami tersebut.
Cara Penetasan Telor gurami
1. tempatkan telur diair bak dengan suasana teduh. Selama 24x2 jam telor akan
menetas
2. Telor akan menjadi larva
3. Selama 5hari larva akan makan dari persediaan yang ada dari induknya.
4. Setelah larva berumur 5hari dengan nama burayak atau bayi gurami mulailah
diberikan makanan tambahan berupa cacing sutra.
5. Selang 2minggu pindahkanlah burayak di bak pembibitan.
6. Setelah bibit berumur 1bulan maka bibit sudah bisa dijual dengan harga
ukuran silet sebesar Rp 300,-/Ekor. Bayangkan nilai telor anda setelah menetas
akan menjadi Rp 300 x Rp 28.000 = Rp 8.400.000,-. Tentunnya dipotong biaya
untuk beli cacing sutra untuk pakan bro. dengan harga Rp 10.000/liternya.
Selamat mencoba usaha budidaya gurami bro…be a boss !!!
Jenis-jenis Gurami
Jenis ikan gurami yang dibudidayakan sebagai ikan konsumsi adalah:
Ikan gurami soang, memiliki panjang tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6 – 12 kg per ekor. Warna tubuh abu – abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurami soang atau gurami galunggung.
Gurami Jepang atau
nama lainnya adalah gurami jepun, panjang tubuh lebih pendek dibandingkan
gurami angsa. Memiliki warna tubuh abu – abu kemerahan terutama ada ujung sirip
– siripnya. Memiliki bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang
maksimal 45 cm.
Gurami Bluesafir,
memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memilii warna
merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telur
mencapai 5000 – 7000 butir.
Gurami Paris, warnanya merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik – bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur 5000 – 6000 butir
Gurami porselen, memiliki warna merahmuda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil. Kelebihannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurami jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1, – 2 kg.
Gurami Bastar, tubuh
jenis gurami ini agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk sisik nya
agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang
dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2000 – 3000 butir setiap kali pemijahan.
Gurami kapas, memiliki
warna putih keperakan mirip kapas dengan bentuk sisik yang cukup besar. Benih
gurai jenis ini dapat tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu
sekitar 13 bulan semenjak menetas. Priduktifitas telurnya bisa mencapai 3000
butir setiap kali pemijahan.
Budidaya ikan Gurame adalah budidaya yang sangat menjanjikan dengan pasaran atau harga yang stabil bahkan terus meningkat. Sedangkan pasokan ikan gurame yang ada belum mencukupi. Apalagi pada saat ini petani ikan gurame atau pembudidaya gurame masih terbilang sedikit. padahal kebutuhan semakin meningkat.
Budidaya ikan gurame atau ikan gurami itu merupakan budidaya yang sangat menjanjikan. Sebab masyarakat Indonesia sangat menggemari ikan yang satu ini. Apalagi sekarang banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan dan menyajikan gurame bakar dan berbagai sajian ikan gurame lainnya. Begitu juga di pasar-pasar tradisional dan pasar modern banyak menjual ikan gurame yang siap di konsumsi.
Harga ikan gurame yang relatif lebih mahal dari ikan lainnya membuat banyak yang memilih ikan gurame untuk dibudidayakan. Usaha ikan gurame dapat dilakukan sesuai dengan kondisi modal, dari modal kecil sampai modal yang besarpun bisa untuk mengembangkan budidaya ikan gurami ini. Oleh karena itu usaha budidaya ikan gurame terbuka untuk siapa saja baik itu kalangan bawah maupun kalangan atas.
Bagi anda yang tidak mempunyai lahan yang cukup untuk membudidayakan ikan gurame dengan menggunakan kolam dari terpal. Ikan gurame pada dasarnya membutuhkan air yang cukup, dengan membuat kolam dari terpal anda bisa membuatnya dilahan yang sempit sekalipun. Asalkan anda sabar merawatnya maka ikan gurame akan tetap tumbuh dengan baik.
Anda bisa membuat kolam ikan gurame secara fleksibel dengan lahan yang ada dan dimana saja. Misalnya dipekarangan rumah, di lahan persawahan dan lain sebagainya. Jika kolam terpal anda ukurannya tidak besar maka tentu saja tidak bisa menampung ikan gurame dalam jumlah besar. Jika dipaksakan maka akan menimbulkan kematian. Jadi pada intinya jumlah ikan harus disesuaikan dengan ukuran kolam terpal anda. Untuk kolam ukuran 1m2 dengan kedalaman 90 cm kira-kira bisa diisi dengan 10 ekor gurame dengan berat 2,5 Ons.
Jika ikan gurame sudah semakin besar, maka jumlahnya harus
dikurangi. jika tidak maka perlu penambahan filter yang memadai, caranya adalah
dengan cara mengalirkan air ke kolam terpal dengan pompa kesuatu sistem filter,
setelah melalui filter air masuk kembali ke kolam.
Cara Budidaya Ikan Gurame Di Kolam Terpal dan Beton :
Pemilihan benih
gurameh yang baik mutlak penting. karena dengan benih ikan gurame yang baik
maka ikan gurame akan tumbuh dan hidup dengan baik.
Persiapan Kolam Ikan Gurame :
Pembesaran ikan
gurameh dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen. Persiapan kolam
ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan yang alami dalam jumlah yang cukup
seperti plangton dan lain-lain.
Cara budidaya
ikan gurami atau gurami dapat dilakukan dengan dua model jenis :
1. Menggali tanah dengan
kedalaman tentu dengan kedalaman 90cm, kemudian terpal dipasang pada tanah
galian tersebut.
2. Memasang terpal pada
permukaan tanah (tidak menggali tanah) yaitu dengan menggunakan bantuan rangka
dari besi atau kayu. Kemudian terpal dirangkai menyerupai bak, beban terpal
juga tidak terlalu berat sewaktu diberi air. cara kedua memudahkan kita
melakukan penggantian dan pembersihan kolam. Kita juga bisa menyedot
kotoran-kotoran kolam terpal dengan mudah. Kotoran ikan gurame juga harus di
keluarkan dari kolam agar kesehatan dan kebersihan air tetap terjaga.
Pendedaran/Pemijahan Ikan Gurame :
Setelah kolam terpal selesi dibuat langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan ikan guramih, akan tetapi sebelum ikan guramih dimasukkan perlu dipastikan terlebih dahulu kolam dalam kondisi bersih dari penyakit dan zat-zat berbahaya. Terpal mengandung unsur kimia untuk pewarnaannya, maka sebelum dipasang perlu dicuci dan dibersihkan. Untuk membunuh patogen kolam yang telah terisi air ditaburi garam 2 ons/m3. Pastikan juga ikan guramih yang akan dibudidayakan tidak mengandung bibit penyakit. Jika ada guramih yang terkena penyakit perlu dikarantina terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kolam
Cara Penebaran Benih/Bibit Ikan Gurame :
Penebaran benih gurame Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan gurame tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : benih gurame yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih gurame ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.
Pemberian Pakan
Proses selanjutnya adalah memberi makan.
ikan gurame merupakan jenis ikan pemakan tumbuhan (herbivora).akan tetapi Ketika pada ukuran benih ikan gurame bersipat carnivora, oleh sebab itu jenis pakan yang diberikan pada waktu gurame ukuran benih yaitu berupa kutu air (Daphnia), cacing sutra. Sifat herbivora pada ikan gurame yaitu terjadi ketika ikan gurame telah dewasa.
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan gurame Ikan guramih diberi makan 2 kali dalam sehari dengan pellet dengan kandungan protein 25% sampai dengan 30 %. Frekuensi pemberian makan lebih baik dalam frekuensi yang banyak tetapi dalam jumlah sedikit-sedikit daripada dalam frekuensi sedikit tetapi jumlahnya banyak. Selain Pelet makanan untuk ikan guramih bisa ditambahkan daun-daunan dan sayuran. Daun-daunan dan sayuran sangat bermanfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan ikan guramih.
Adapun jenis pakan yang biasa diberikan pada ikan gurame yaitu sebagai berikut : 1. Daun talas/ daun keladi 2. Daun Sente 3. Daun singkong 4. Daun kangkung 5. Daun ubi jalar 6. Daun pepaya 7. Tauge : tauge kacang hijau, tauge kacang merah, tauge dari bibit padi muda 8. Labu 9. Pakan buatan (pellet) 10. Jagung rebus 11. Dedak 12. Ampas tahu 13. Bungkil kacang
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tumbuh ikan lebih cepat
Pada budi daya ikan guramih dengan terpal ini perlu dihindari pemberian makanan yang berlebihan, jika ada makanan yang tersisa harus segera dibuang. Makanan ikan dan kotoran ikan yang ada di kolam mengandung zat amoniak yang dalam jumlah tertentu bersifat racun bagi guramih. Selain memberi makan dengan jumlah dan frekuensi teratur hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air.
Meski guramih cukup tahan dengan air yang tidak baik tetapi air perlu dibersihkan dan diganti sebagian(30%) secara periodik. Biasanya penggantian dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan shift pond. Air disedot keluar dengan selang atau pompa, kotoran keluar melalui selang tersebut, kemudian diisi kembali dengan air baru. Lebih bagus lagi jika kolam diberi aerator atau filter untuk menambah kadar oksigen dan membersihkan kotoran secara otomatis.
untuk pendederan berikutnya bersihkan kolam dari lumut dan kotoran sampai benar-benar bersih lalu di cat pakai air kapur terus dikeringkan.satu hari kemudian isi air dengan kedalaman 30-40 cm.dan diberi prebiotik penumbuh plangton. Hal dikarenakan makanan ikan gurame sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan.
Pacu
Pertumbuhan Benih Gurami Dengan Hormon Tiroksin
Ingin ikan gurami anda cepat besar dan panen? Simak ulasan
mengenai hormon tiroksin yang dapat memacu pertumbuhan ikan gurami berikut ini.
Tidak terkecuali pada ikan gurami, pakan dan cara pemberiannya
merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya ikan, terutama komposisi
pakan dan kandungan nutrisinya. Protein, lemak, karbohidrat diperlukan oleh
tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan
yang dikonsumsi. Selanjutnya,
agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang dikonsumsi
akan mengalami proses metabolisme.
Proses
metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi juga oleh faktor hormonal,
diantaranya adalah hormon tiroksin yang dapat ditambahkan dalam formulasi pakan
buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan ukuran ikan
gurami. Hormon tiroksin ini mampu membantu untuk mengatur proses metabolisme
pada ikan, memacu laju pertumbuhan (Matty, 1982). Selain itu, hormon tiroksin
yang dicampurkan atau ditambahkan dalam pakan buatan juga mampu meningkatkan
nafsu makan, menambah berat tubuh dan meningkatkan kecepatan absorbsi makanan
(Guyton, 1983). Peran hormon tiroksin terhadap laju pertumbuhan ikan sangat
dipengaruhi oleh dosis hormon, dimana hormon tiroksin ini mempunyai sifat biphasic,
yaitu pada dosis rendah bersifat anabolik (digunakan untuk sintesis senyawa
baru), sedangkan pada dosis tinggi bersifat katabolik (dioksidasi menghasilkan
energi). Disamping itu, peran hormon tiroksin juga dipengaruhi oleh ukuran dan
umur ikan, keadaan nutrisi pakan serta keadaan fisiologi ikan (Lam, 1985).
HORMON TIROKSIN
Menurut
Djojosoebagio (1996), tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid, yang disintesis dan disimpan didalam folikel serta mengandung unsur
yodium. Tiroksin termasuk hormon amina yang berasal dari asam amino tiroksin
yang mengalami modifikasi sebagai hasil yodonisasi (pengikat yodium pada asam
amino tiroksin) dan penyatuan dari dua molekul asam amino tiroksin. Tiroksin
memiliki struktur kimia L-3,5,3’-triiodotironin atau T3 dan
L-3,5,3’,5’-tetraiodotironin atau T4. Matty (1985) mengatakan bahwa tiroksin
memainkan peran dalam pertumbuhan dan metabolisme ikan. Selanjutnya Hoar (1975)
mengatakan bahwa tiroksin terlibat dalam metabolisme protein secara langsung dan
tidak langsung walaupun pada saat tersebut belum ada informasi yang cukup untuk
menerangkan mekanismenya. Hormon tiroksin dapat dibutuhkan oleh semua jaringan
tubuh, khususnya bagi sel yang sedang tumbuh. Pada proses metabolisme, tiroksin
mempercepat reaksi glikolisis di hati. Tiroksin juga meningkatkan penyerapan
heksosa dari usus (Matty, 1982).
Turner
dan Bagnara (1976) mengkategorikan fungsi hormon tiroksin menjadi dua kelompok,
yaitu fungsi yang mempengaruhi metabolisme dan fungsi yang meningkatkan pertumbuhan.
Pengaruh terhadap metabolisme meliputi kalorigenesis serta pengaturan sistem
transpor air dan ion. Sementara itu, pengaruh terhadap pertumbuhan terjadi
melalui peningkatan laju pertumbuhan jaringan homoiotermal dan pengaturan
metamorfosis. Hormon tiroksin merangsang laju oksidasi bahan makanan dalam sel
dan dengan demikian meningkatakan laju konsumsi oksigen, meningkatkan
pertumbuhan, dan mempercepat proses metamorfosis (Djojosoebagio, 1996).
PACU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI
Matty (1985) menyatakan bahwa hormon tiroksin meningkatkan
pengembalian dan / atau penyerapan asam amino oleh usus sehingga terjadi
peningkatan konsentrasi asam amino bebas dalam plasma. Tiroksin berpengaruh
terhadap pertumbuhan hewan muda dan proses metamorfosisnya. Pengaruh utama
tiroksin adalah merangsang pertumbuhan sistem saraf dan tulang. Hormon ini juga
meningkatkan pertumbuhan ikan steelhead trout dan teleostei lainnya dengan
meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan
dan pembentukan rangka. Hormon tiroksin dapat menyebabkan pertumbuhan normal
pada tulang dan sebaliknya dapat pula menyebabkan pertumbuhan abnormal (Higgs,
1983).
Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral
terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot
tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan
kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid
(triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan
uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese
dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat
pula.
Hasil
penelitian yang dilakukan Subiyanti (2005) juga menunjukkan bahwa pemberian
hormon tiroksin T4 (L-3,5,3’,5’-tetrtaiodotironin) yang dicampurkan dalam pakan
buatan untuk benih ikan gurami umur 60 hari dengan protein pakan 32% dan dosis
hormon tiroksin 10 mg/kg pakan mampu meningkatkan aktivitas pengambilan makanan
(nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka, meningkatkan laju
metabolisme ikan dan merangsang sel-sel dalam tubuh untuk melakukan proses
oksidasi terhadap bahan makanan sehingga meningkatkan laju pertumbuhan benih
ikan gurami. Sedangkan penambahan dosis yang lebih tinggi (> 10 mg/kg pakan)
dalam pakan buatan dapat menyebabkan abnormalitas pada metabolisme tubuh,
seperti yang diungkapkan oleh Djojosoebagio (1996) yang menyatakan bahwa
individu yang mengandung tiroksin dengan dosis yang tinggi diduga melakukan
metabolisme terhadap sel-selnya sendiri. Dalam hal ini kecepatan pembentukan
dan pengrusakan sel hampir sama, sehingga penambahan sel baik jumlah ataupun
ukuran relatif tidak ada. Hal ini juga didukung oleh penelitian Subiyanti
(2005) yang menyebutkan bahwa pemberian hormon T4 pada dosis yang lebih tinggi
pada benih ikan gurami menyebabkan laju pertumbuhan harian yang rendah.
Formulasi
pakan yang digunakan (g / 100 g pakan) dengan penambahan hormon tiroksin (T4).
Selain
itu, dengan pemberian hormon tiroksin (T4) dalam pakan buatan dengan dosis 10
mg/kg pakan juga mampu meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan yang diberikan
(memberikan nilai FCR yang lebih rendah, yaitu sebesar 1.94) (Subiyanti, 2005).
Hal ini didukung oleh pendapat Guyton (1983) yang menyatakan bahwa efek utama
hormon tiroksin adalah meningkatkan aktivitas metabolisme sebagian jaringan
tubuh sehingga kecepatan penggunaan makanan untuk energi sangat dipercepat.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan dan effisiensi pemanfaatan
pakan benih ikan gurami disarankan dilakukan penambahan hormon tiroksin dalam
pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan agar kebutuhan energy benih ikan
gurami dapat terpenuhi. Hormon tiroksin ini dapat dicampurkan pada saat pembuatan
pakan buatan sendiri atau pada pakan buatan yang sudah jadi (buatan pabrik).
(sumber:kkp.go.id)
No comments:
Post a Comment