Monday, March 27, 2023

Cara Budidaya Ikan Gurame di kolam terpal dan beton

 Cara Budidaya Ikan Gurame di kolam terpal dan beton



Sejarah Gurami

Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.

Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.

Fase budi daya gurami adalah sebagai berikut :


Pemijahan Gurami


·                     Pembenihan Gurami

Pendederan Gurami

 Pembesaran Gurami


·                     Pemasaran Gurami


Pemijahan Gurami

 PERSIAPAN PEMIJAHAN

Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok tetapi dasar kolam diusahakan tetap tanah. Dasar kolam tanah akan merangsang induk gurami untuk  segera memijah. Syarat kolam pemijahan yaitu : airnya jernih, tenang dan mengalir kecil sehingga suplai oksigen juga terpenuhi, ada pintu pemasukan dan pengeluaran air dan tidak boleh terlalu banyak mengandung lumpur karena airnya cepat keruh, air yang keruh dapat menutupi permukaan telur, akibatnya akan mempengaruhi keberhasilan penetasan telur.

 Persiapan Kolam Pemijahan

Persiapan kolam pemijahan bertujuan untuk menciptakan lingkungan kolam dalam kondisi optimal bagi ikan gurami untuk melakukan pemijahan.  Kolam pemijahan harus dilengkapi dengan saluran pemasukan air dan pengeluaran.  Saluran pemasukan air dibutuhkan untuk mensuplai air baru agar air kolam tetap segar dan ketersediaan oksigen terlarut tetap terjaga.  Aliran air yang masuk ke kolam dapat merangsang ikan untuk memijah.

Ikan Gurami seperti ikan air tawar lainnya juga akan terangsang berpijah bila ada suasana baru dalam kolam, seperti bau ampo yang terbentuk akibat pengeringan tanah kolam kemudian kena air baru.  Hal inilah yang menyebabkan pengeringan dan penjemuran pada dasar kolam pemijahan mutlak dilakukan.  Selain kegiatan pengeringan, pemberian pakan daun talas juga dapat merangsang gurami untuk segera kawin.

Tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menyiapkan kolam pemijahan ikan gurami adalah sebagai berikut :

a.    Kolam dikeringkan 3-7 hari, tergantung cuaca dan ketebalan lumpur di kolam.  Tujuan pengeringan kolam yaitu merangsang birahi induk untuk segera kawin, membunuh hama dan penyakit  serta membuang gas-gas yang membahayan ikan (misalnya: amoniak (NH3) dan H2S)

b.    Perbaikan pematang, membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk ke kolam serta membersihkan rumput liar disekitar pematang

c.    Jika dasar kolam banyak mengandung lumpur segera dikurangi atau dibuang

d.    Setelah pengeringan kolam, dilakukan pengapuran dengan dosis 100gr/m2. Pemberian kapur selain untuk menaikkan pH tanah juga untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang terdapat di dasar kolam

e.    Kolam pemijahan diisi dengan air bersih, jernih dan memenuhi persyaratan untuk kehidupan dan telur nantinya sedalam 80 cm

f.     Setelah 3-4 hari dari pengisian air kolam, induk sudah dapat dimasukkan ke kolam pemijahan

Apabila sumber air kurang jernih atau keruh, sebaiknya air diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan.  Air kolam yang keruh akan menyebabkan telur terselimuti oleh lumpur sehingga telur-telur membusuk dan tidak menetas.  Disamping itu, air yang keruh kita akan kesulitan untuk mengetahui apakah telah terjadi aktifitas pemijahan dan apakah sarang telah berisi telur atau belum.

 

2.     Mempersiapkan Sarang

Induk gurami membuat sarang terlebih dahulu sebelum melakukan pemijahan. Gurami meletakkan dan menyimpan telurnya didalam sarang.  Di alam, induk gurami jantan membuat sarang yang terbuat dari rumput-rumput kering yang disusun di pojokan kolam.  Agar proses pemijahan gurame dapat berlangsung lebih cepat, pembudidayaperlu menyediakan tempat kerangka sarang (sosog) dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bahan sarang (seperti ijuk, sabut kelapa).  Keberadaan bahan sarang tersebut juga merangsang induk cepat untuk memijah.

 a.     Kerangka Sarang (Sosog)

Kerangka sarang dapat berupa sosog, ranting-ranting pohon dan bilah bambu yang cukup ditancapkan di pinggir pematang kolam. Pemakaian dengan bilah bambu lebih praktis, hemat biaya, dan induk gurami lebih fleksibel dalam membuat sarang. Sedangkan sosog adalah anyaman bambu berbentuk kerucut dengan diameter lingkaran mulut sosog antara 25-30 cm dan dalamnya 30-40 cm.  Pemasangan sosog dilakukan di pematang dengan cara tangkainya ditancapkan ke pematang kolam.  Namun ada juga yang memasang sosog di bagian tengah kolam dengan cara memasang tangkai pada pangkal sosog .  Penempatan sosog di bagian tengah kolam bertujuan untuk mengantisipasi induk yang enggan membuat sarang dipinggir kolam, karena kondisi pinggir kolam yang kurang nyaman dan banyak lalu lalang orang.

Gambar 1. Sosog

 Pemasangan sosog disarankan sekitar 15-30 cm di bawah permukaan air kolam. Jarak pemasangan antara sosog yang satu dengan lainnya sekitar 2 – 4 m.  Jumlah sosog yang dipasang di kolam pemijahan disesuaikan dengan jumlah induk betina. Satu ekor induk betina biasanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan telurnya.  Namun, semakin banyak kerangka yang dipasang maka akan semakin baik karena induk gurami akan lebih leluasa memilih tempat yang diperkirakan aman dan nyaman untuk meletakkan telurnya. 

b.     Bahan Sarang 

      Bahan sarang untuk pemijahan gurami dapat berupa ijuk, sabut kelapa dan rumput-rumput kering.  Namun , yang paling banyak digunakan adalah ijuk dan sabut kelapa karena lebih praktis, murah, dan mudah didapat.  Pilihlah ijuk yang lembut untuk menghindari pecah atau rusaknya telur akibat gesekan dengan ijuk.  Sebelum digunakan ijuk dan sabut kelapa dicuci hingga bersih dan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur.

Bahan pembuat sarang ini biasanya ditempatkan dipinggir atau di tengah kolam dengan posisi menggantung supaya induk dapat dengan mudah mengambil ijuk atau sabut kelapa.  Agar bisa menggantung, ijuk dan sabut kelapa dijepit secara longgar dengan bilah bambu yang dipasang dipinggiran kolam.  Namun kelemahannya, banyak ijuk yang jatuh ke dasar kolam atau tertimbun lumpur.

 

Gambar 2. Bahan Sarang

 Penempatan bahan sarang yang umum dilakukan pembudidaya yaitu diatas para-para yang terbuat dari bambu.  Para-para bambu ini diberi kaki pada keempat sudutnya sehingga mampu menahan ijuk/sabut kelapa yang ditempatkan di atasnya.  Bahan tersebut diletakkan diatas para-para yang terendam air atau rata dengan air supaya mudah diambil induk jantan.  Oleh induk jantan, ijuk/sabut kelapa diambil dan dipindahkan ke sosog atau bilah bambu yang di tancapkan pinggir pematang kolam.

3.     Penebaran Induk Kekolam Pemijahan

Induk gurami yang telah matang gonad dan siap mijah dapat segera dipindahkan  ke kolam pemijahan.  

Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:

a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.

b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).

c. Ukuran kepala relatif kecil

d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.

e. Gerakan normal dan lincah.

f. Bentuk bibir indah seperti pisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.

g. Berumur antara 2-5 tahun.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

 a. Betina

- Dahi menonjol.

- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.

- Dagu putih kecoklatan.

- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.

- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

Gambar 3. Induk betina

b. Jantan

- Dahi menonjol.

- Dasar sirip dada terang keputihan.

- Dagu kuning.

- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Gambar 4. Induk Jantan

 Penangkapan dan pelepasan induk yang telah matang gonad dilakukan secara hati-hati agar induk tidak terluka atau stress.  Penangkapan induk sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlampau panas.  Hal ini untuk menghindari stress pada ikan akibat perbedaan suhu yang terlalu tinggi antara di kolam induk dengan suhu di kolam pemijahan.  Pemindahan induk ke kolam pemijahan dilakukan setelah kolam pemijahan sudah siap dan telah diisi air.

Penangkapan induk gurami yaitu dengan cara melokalisir induk dengan menggiringnya disalah satu  sisi kolam dengan menggunakan jarring yang dibentangkan. Setelah ruang geraknya dipersempit, induk dapat ditangkap dengan menggunakan tangan dan dilakukan dengan hati-hati.  Penangkapan induk harus dilakukan satu demi satu.  Penangkapan induk tidak disarankan menggunakan seser, karena akan mengakibatkan sisik ikan banyak yang terkelupas.

Cara memegang induk gurami ada caranya yaitu induk dipegang dengan tangan dengan posisi badan terbalik.  Induk dipegang pelan dan hati-hati, mata gurami diusahakan tertutup oleh telapak tangan agar tidak berontak.  Bagi yang belum mahir dapat menggunakan kain halus basah yang diselimutkan pada tubuh ikan secara hati-hati.  Selanjutnya induk diangkat secara pelan-pelan dengan posisi terlentang juga.  Induk yang tertangkap dimasukkan ke dalam drum atau ember besar berisi air yang telah dipersiapkan.

Pemasukkan induk ke kolam pemijahan harus dilakukan secara hati-hati. Masukkan induk bersama dengan wadahnya ke kolam pemijahan dan biarkan gurami keluar dan berenang dengan sendirinya.  Pemindahan induk dapat juga dengan cara mempergunakan kain halus basah, kemudian diangkut dan dilepaskan bersama pembungkusnya.  Dengan cara ini kemungkinan induk jatuh karena meronta dapat dikurangi atau dihindari.  Jika induk sampai terjatuh maka akan dapat menyebabkan stress sehingga induk tidak mau memijah.

  

DAFTAR PUSTAKA

1. Saparinto C.,2008.Panduan  Lengkap Gurami.Penebar Swadaya. Jakarta

2. Sendjaja J.T dan Riski M.H., 2008. Usaha Pembenihan Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta

3. Sunarya, U.P.,2008. Gurami Soang. Penebar Swadaya. Jakarta

4. Mahyuddin K.,2009. Panduan Lengkap Agribisnis Ikan Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta.

5. Wagiran dan Harianto B.,2010. Kiat Sukses Budi daya Gurami di Kolam Terpal. AgroMedia Pustaka. Jakarta.


TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAMI

PENDAHULUAN

Ikan gurami merupakan ikan asli Asia Tenggara yang penyebarannya meliputi beberapa wilayah Indonesia seperti Pulau Jawa, Sumatra & Kalimantan. Pada habitat awalnya ikan ini merupakan asli sungai ataupun rawa, ikan gurami merupakan herbivora atau pemakan daun-daunan, dan termasuk ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirint.

Ikan gurami terkenal dengan pertumbuhan yang lambat sehingga hal ini memberikan peluang bagi para pembudidaya untuk lebih mengembangkan cara budidaya yang baik, praktis dan efisien untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan gurami. Kegiatan pemeliharaan ikan gurami terbagi atas segmentasi pemeliharaan yang panjang, mulai dari proses pemijahan yang menghasilkan telur hingga proses pendederan mencapai beberapa tahapan pendederan.

MORFOLOGI INDUK BETINA DAN INDUK JANTAN


Induk Gurami Betina

 

Induk Gurami Jantan

PEMILIHAN INDUK SIAP PIJAH

Ciri-ciri induk jantan siap pijah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal, dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang dengan perut membentuk sudut tumpul, bila bagian perut ditekan akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis, dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuh lebih terang dan bentuk perutnya besar bulat, bila bagian perut ditekan kearah kelamin akan mengeluarkan telur berwarna putih.

PEMIJAHAN

Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukurannya tergantung jumlah induk yang dimiliki, ukuran minimumya 20 m2 dan maksimum dapat mencapai 1000 m2 dengan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m. Kolam induk sebaiknya dekat dengan kolam pemijahan sehingga memudahkan proses pemindahan induk ikan. Padat tebar induk ikan gurami diusahakan 1 ekor induk ikan yang bobotnya 3-5 kg per ekor sebaiknya memiliki areal untuk bergerak bebas seluas 5 m2. Penebaran induk dilakukan dengan perbandingan 1 ekor jantan yang bobotnya mencapai 3-5 kg dan 3 ekor betina yang bobotnya minimal 3 kg.

Proses pemijahan biasanya akan berlangsung yang diawali 1 minggu pertama induk jantan telah memulai membuat sarang, lamanya membuat sarang lebih kurang 6 hari kemudian induk betina yang sudah siap pijah memiliki naluri akan segera berpijah setelah sarangya siap, terjadinya proses pemijahan selama 2-3 hari, induk betina segera mengeluarkan telur-telurnya dan secara bersamaan pula induk jantan menyemprotkan sperma dan terjadi proses pembuahan telur oleh sperma jantan. Proses perkawinan akan diakhiri apabila jantan telah menutup sarang, dengan ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses pemijahan dapat diamati pula dengan melihat pemukaan kolam yang ada sarang guraminya terlihat keluar banyak minyak dipermukaan air dan tecium bau amis.

Pemijahan Gurami Teknik Bak Plastik

Secara garis besar, langkah-langkah pembibitan dengan yang dilakukan adalah sebagai berikut

1.      Kolam bidudaya diusahakan berukuran standar (3 x 10 meter dengan kedalaman air sekitar 1,25 meter. Kolam teresebut pertama-tama dikuras sampai bersih, diusahakan tidak ada lumpurnya sama sekali.Kolam yang sudah dikuras tersebut tidak boleh dialiri air langsung dari selokan, melainkan ditunggu beberapa hari agar kolam terisi penuh oleh air rembesan dari kolam sekitarnya. Tujuannya adalah agar tidak ada bibit penyakit ataupun bibit ikan lain seperti sepat dan wader.

2.      Setelah kolam terisi  penuh air, kita masukkaan delapan sampai sepuluh  ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 5 induk betina. Ukuran induknya diusahakan antara 1,25 kologram sampai dengan 2 kilogram. Induk-induk tersebut sebaiknya hanya diberi makan daun senthe dan pellet dengan  kadar protein tinggi (pellet untuk bibit ikan kecil).

3.      Dua hari kemudian, setelah induk mampu beradaptasi dengan kolam, kolam tersebut dipasangi tiga sampai empat sosok yang terbuat dari bamboo dan ijuk dari pohon aren. Ijuk tersebut harus sudah dibersihkan dan tinggal ijuk yang berserat halus. Ijuk tersebut ditumpuk pada suatu papan yang berada kurang lebih dua centimeter di atas permukaan air.

4.      Tiga hari kemudian kolam tersebut mulai diamati. Biasanya induk-induk tersebut mulai membuat sarang dalam sosok-sosok yang telah disiapkan. Namun kadang-kadang induk juga membuat sarang pada cekungan di dinding kolam. Jika sudah ada yang mulai membuat sarang, tunggulah beberapa hari sehingga sarangnya benar-benar selesai dibuat (biasanya berlangsung sekitar 3-7 hari). Jangan sekali-kali mengamati pada pagi hari sekitar pukul 09.00 – 10.00 atau sore hari antara pukul 15.30 – 17.00 karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu ikan gurami mijah.Amatilah dari permukaan kalau-kalau sarangnya sudah tersisi telur. Ciri-ciri sarang yang sudah terisi telur adalah (a) di sekitar sarang tersebut selalu terdapat seekor induk yang menjaga, (b) tepat di atas sarang yang terbuat dari ijuk tersebut airnya seperti berminyak. Jika berdasarkan pengamatan dari permukaan cirri-ciri tersebut sudah tampak, masuklah ke dalam kolam sambil membawa ember plastik hitam berukuran sedang. Untuk memastikan bahwa sarang sudah diisi telur rabalah bagian depan sarang. Jika sarang sudah tertutup (ijuk bagian depan datar) dapat dipastikan bahwa sarang tersebut sudah terisi telur.Siap-siaplah mengangkat telurnya.

5.      Telur diangkat dari kolam induk, dipisahkan dari induk dan ditempatkan pada bak besar berwarna hitam. Bak berwarna hitam tersebut berfungsi sebagai kolam penetasan. Setiap hari bak harus diteliti dan jika ada telur yang mati, telur tersebut harus diambil dan dibuang. Biasanya dalam waktu dua hari telur sudah mulai bergerak-gerak dan sampai dengan delapan hari, kuning telur sudah habis, dan jadilah tetasan ikan gurami yang masih sangat kecil.

6.      Sementara menunggu telur menetas kita siapkan air di atas plastik atau terpal yang berada di atas permukaan tanah. Plastik atau terpal berukuran kurang lebih 2×4 meter. Pengisian air sebaiknya sekitar dua hari sebelum ditebari bibit ikan.

7.      Tetasan ikan gurami yang masih sangat kecil ditebar di plastik/terpal tersebut. Dalam setiap petak plastik/terpal kita dapat menebarkan sekitar 3-4 susuh atau sekitar 4000 ekor tetasan. Dua hari kemudian bibit mulai diberi makan cacing rambut.

8.      Sekitar delapan hari setelah diberi tetasan ikan, air kolam ditambah sampai sekitar 40 centimeter kedalamannya.

9.      Di bak plastik/terpal tersebut tetasan gurami dibesarkan sekitar 30 hari. Setelah 30 hari, bibit ikan tersebut dipindahkan ke kolam pembesaran bibit atau kolam tebaran untuk dibesarkan sekitar 2 bulan.Berdasarkan pengalaman, teknik plastik/terpal ini efektif untuk musim kemarau karena suhu air lebih terkendali karena melekat dengan tanah

PENETASAN TELUR

Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa ember atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan perbandingan 5 cc obat untuk 5 liter air. Selanjutnya sarang dan ember tersebut dibawa ke tempat penetasan.

Penetasan dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam akuarium. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay oksigen dan setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat. Biasanya telur gurami akan menetas setelah 36-41 jam.

PEMELIHARAAN LARVA

Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara dalam paso atau baskom selama 8-10 hari sampai kuning telur habis. Bila penetasan dilakukan di dalam akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk membersihkan air dari minyak yang dihasilkan saat penetasan. Suhu dipertahankan pada kisaran 29-30 derajat celcius.

Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember. Larva dimasukkan ke dalam ember bersama air dari tempat penetasan sehingga larva tidak stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau tempat pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan dan air media pendederan atau kolam tidak begitu mencolok.

PEMBERIAN PAKAN

Pakan mulai diberikan setelah larva berumur 8-10 hari atau setelah kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang bisa berupa artemia, kutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera. Jenis pakan yang diberikan ini disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali sehari.

Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika sudah semakin besar, kepadatan larva dalam satu akuarium dapat dikurangi. Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI

Berikut ini beberapa permasalahan yang sering ditemui dalam usaha pembenihan ikan gurami :

1. Induk Malas Memijah

    Induk gurami yang telah matang gonad kadang-kadang tidak mau memijah. Hal ini sebagian besar diakibatkan karena kondisi lingkungan kolan yang tidak nyaman bagi indukan atau indukan belum benar-benar matang gonad. Cara mengatasinya adalah dengan memijahkan induk yang benar-benar telah matang gonad dan kolam pemijahan jangan terlalu padat, cukup 40 ekor/1000 m2 atau bisa juga dengan perbandingan 3 betina : 1 jantan untuk kolam dengan ukuran 4m x 3m.

2. Jumlah Telur Sedikit

    Hal ini bisa disebabkan oleh umur induk yang terlalu muda. Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan induk jantan yang  telah berumur 4 tahun dan induk betina yang berumur 3 tahun.

3. Telur Tidak Menetas

    Telur yang tidak menetas bisa disebabkan oleh kualitas induk yang kurang bagus dan penanganan sarang yang salah sehingga telur mati. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan induk yang kualitasnya benar-benar memenuhi syarat sehingga telur yang dihasilkan bagus mutunya dan tidak mengangkat baskom atau ember begitu saja akan tetapi sarang diangkat bersama dengan air kolam pemijahan agar telur tidak terkontaminasi dengan udara luar.

4. Tubuh Benih Berwarna Hitam

    Kondisi ini disebabkan oleh gangguan velvet yang menyebabkan kulit benih menjadi berwarna gelap dan berlendir. Pemicunya adalah karena suhu air penetasan terlalu rendah. Hal ini dapat diatasi dengan pemasangan pemanas atau heater untuk menjaga suhu air media penetasan tetap pada kisaran yang sesuai.

Untuk konsultasi teknis dapat menghubungi :
BALAI PERBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR MUNTILAN
JL. KERKOP NO. 1 MUNTILAN MAGELANG 
TELP. (0293) 587022
E-MAIL : balaimuntilan@yahoo.co.id 


Pembesaran Gurami

Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang cara cepat membesarkan ikan gurame, dalam tahapan pembesaran,  Pembesaran di kolam air tenang dijalankan di lokasi dimana suplai air terbatas. Kebutuhan pokok debit air diperlukan untuk mengatasi kehilangan air karena perembesan dan penguapan. Pada pembesaran ikan gurame di kolam air tenang, ikan sebesar 25-30 gram per ekor ditumbuhkan hingga mencapai ukuran konsumsi sebesar 500-700 gram per ekor.

Di kolam secara alami tumbuh organisme yang merupakan pakan alami ikan. Pada kepadatan rendah ikan dapat tumbuh dengan mengandalkan pakan ini. Akan tetapi pada pembesaran intensif, kepadatan ikan yang sangat tinggi (5-10 ekor/m²) membuat keberadaan pakan alami tidak cukup sehingga sebagian besar kebutuhan pakan dipasok dari luar. Kehadiran pakan alami dapat mengatur target effisiensi pakan dalam mencapai keuntungan usah yang optimal.

Ikan gurame dapat tumbuh dengan memakan daun-daun tanaman, terutama talas-talasan. Kandungan protein tanaman ini rendah, sehingga pertumbuhannya lambat. Pemberian pelet berkadar protein tinggi (25-30%) dapat mempercepat pertumbuhan, walaupun demikian keberadaan daun-daun tananam masih diperlukan dalam rangka pencegahan penyakit.  Aktifitas metabolisma yang terjadi pada tubuh merubah energi pakan yang dikonsumsi menjadi energi yang pulih kembali, yang menjadikan ikan tumbuh, dan energi yang terbuang ke dalam perairan dalam bentuk kotoran bersama dengan sisa-sisa pakan yang tidak termakan.

Pada jumlah kotoran tertentu, kotoran tersebut akan mengalami penguraian dan menjalani siklus hara/energi yang tidak berdampak besar terhadap perubahan kualitas air.  Akan tetapi manakala kotoran itu berlebihan maka kehadiran kotoran tersebut akan berdampak pada peningkatan unsur N dan P sebagai hasil perombakan, yang diikuti dengan peningkatan populasi fitoplankton. Keadaan ini menyebabkan kandungan oksigen pada malam hari menjadi rendah. Selanjutnya kotoran yang tidak segera mengurai akan bertumpuk di dasar perairan, menimbulkan suasana dasar perairan yang bersifat an aerob serta menghasilkan gas-gas berbahaya, seperti amoniak dan methan.

Ikan gurame termasuk ikan yang memiliki pernafasan tambahan, sehingga memiliki toleransi tinggi terhadap kandungan oksigen yang rendah. Hal ini yang menyebabkan ikan gurame dapat tumbuh di kolam air tenang dalam kepadatan yang di tinggi dibanding ikan yang tidak memiliki alat pernafasan tambahan (seperti ikan mas). Makin tinggi kandungan amoniak di dalam air, makin lambat pertumbuhan ikan gurame. Atas dasar itu kapasitas produksi ikan gurame yang layak dalam usaha di kolam air tenang berada dalam kisaran 25-50 ton per ha.

Pembesaran Ikan Gurame

Ketentuan yang harus untuk pembesaran ikan gurame jumlah benih yang akan dimasukan dalam kolam ini sebanyak 270.000 benih dengan berat sekitar 200-250 gram. Luas kolam yang dibutuh kan 13500 meter persegi, dengan ukuran 20 X 10 meter sebanyak 68 kolam. dengan konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Masing-masing kolam menampung benih sebanyak 4.000. Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan benih ± 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 – 2% pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 1kg/ekor.

Analisis Bisnis Gurami

Prolog.
Usaha ikan gurami adalah usaha yang menjanjikan. Pasar masih terbuka lebar. Restoran, supermarket, rumah makan, warung kaki lima bahkan usaha catering selalu membutuhkan Gurami sebagai menunya. Dengan harga jual dari petani sekarang yang mencapai Rp 20.000,- maka bisa disimpulkan bahwa budidaya gurami adalah budidaya emas hidup. Bagaimana tidak anda bisa bisnis gurami mulai dari jual telor gurami(persarang sudah mencapai Rp 90.000,- dengan banyak 7000 telur), pembibitan, pembesaran bahkan pemasarannya. Tulungagung sebagai sentra gurami saat ini mengalami kualahan memenuhi stok nasional akan kebutuhan gurami.
Contoh kasus :perputaran gurami konsomsi di jogja perharinya mencapai 4 ton . itu artinya uang buat beli gurami mencapai Rp 20.000 X 4000kg = Rp 80.000.000,- angka fantastis bukan. Belom dijakarta dan kota kota besar lainnya.

Contoh Analisa biaya pembesaran gurami

Modal :
1.Kolam : ukuran 7 X 10 x 1 = 70 Meter persegi
2.Bibit gurami : 1400 ekor dengan harga Rp 2000/ekor ukuran gurami rokokan.
3.Pelet : 21 sak dengan harga Rp 200.000/sak. Per 200 ekornya butuh
3 sak sampai dengan masa panen ( 8-9 bulan). Berarti kalo 1400 ekor membutuhkan minimal 21 sak.
4. Obat dan prebiotik guna menambah nafsu makan gurami Rp 300.000,-
Catatan : -tebar maksimum penebaran gurami untuk pembesaran adalah 20 ekor
per 1 meter persegi.
- karena gurami adalah ikan herbivora maka selain pellet, ikan juga dikasih dedaunan. Terutama pada musim pancaroba. Karena pemberian pellet dan prebiotik pada musim pancaroba akan menimbulkan penyakit. Daun yang disukai oleh gurami adalah daun papaya, kangkung maupun daun lumbu atau orang jawa menyebut daun senthe.

Hitungan bisnisnya adalah sebagi berikut ini :
Pengeluaran :
Bibit gurami : Rp 2000,- X 1400 ekor = Rp 2.800.000,-
Pakan : Rp 200.000 X 21 sak = Rp 4.200.000,-
Obat/prebiotik : Rp 300.000,- (buat beli Raja gurami, Spf dan tetes tebu)
Total pengeluaran : Rp 2.800.000 + Rp 4.200.000 + Rp 300.000 = Rp 7.300.000,-

Pemasukan/panen :
Asumsi dalam 10 bulan bobot ikan mencapai 1Kg dengan harga Rp 20.000,-/Kg.
Panen : 1400 ekor X Rp 20.000,- = Rp 28.000.000,-

Keuntungan : Panen – Pengeluaran
: Rp 28.000.000 – 7.300.000 = Rp 20. 700.000,-


Artinnya dalam jangka waktu 10 bulan anda akan untung Rp 20.700.000,-
Kalo anda sebagai pemula mempunyai 2 kolam saja. Maka keuntungan anda tinggal kalikan saja menjadi Rp 41.400.000,-. Fantastis kan. Dalam setahun anda sudah bisa menggunakan keuntungan anda untuk naik haji dan sisannya untuk uang saku.

Pakan gurami
Anda dapat memberikan pakan gurami dengan system kombinasi tetes tebu, raja gurami , Spf dan pellet. Carannya sbb :

Pellet 4kg + 2tutup Raja gurami +1tutup Spf + 3tetes tebu + air 1 liter

Kemudian adonan diatas diaduk dan setelah 15 menit berikanlah pada gurami anda.
Inssya Allah pellet yang anda berikan 80% nya akan menjadi daging gurami. Misalnya anda merasa telah menebar 100 kg maka 80 kg nya akan menjadi daging.
Jika pellet sudah mengapung diatas dan tidak di makan gurami, berarti gurami telah kenyang. Itulah rumus untuk mengetahui ikan sudah kenyang atau belum.

Kolam Gurami

Ada 3 jenis kolam gurami :
1. Kolam permanent

yaitu kolam yang dibuat dari semen.
Cara buatnya adalah sebagai berikut ini :
- Buatlah kolam dari semen
- Gosok gosoklah dinding kolam dengan daun papaya. Hal ini dimaksudkan agar nanti lumut segera tumbuh dan untuk menghilangkan bau semen
- Rendamlah kolam dengan air dan biarkan minimal 2 minggu
- Tebarkanlah garam sekitar 2kg ke kolam dimaksudkan agar kolam bebas dari penyakit.
- Buang airnya, ganti dengan yang baru, diamkan selama 3 hari
- Bibit ikan bisa segera ditebar dengan aturan per 1 meter perseginnya hanya boleh ditebar maxsimum 20 ekor gurami dikolam pembesaran.

2. Kolam tidak permanent


Cara buatnya adalah sebagai berikut ini :
-Buat kolam ditanah langsung sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
-Aduklah dasar kolam
-Berikan gamping dolomite dengan cara ditabur. Untuk membunuh organisme atau penyakit.
-aliri kolam dengan air. Diamkan selama 3 hari
- Benih segera bisa ditabur.
3. Kolam Terpal

Kolam terpal digunakan petani pada lahan yan airnya sulit. Bisa menggunakan air hujan.
Carannya buatlah kolam dengan menggunakan terpal. Bisa dihalaman rumah, bisa di sawah. Intruksi selanjutnya seperti pada kolam permanent. Kabupaten Tulungagung sebagai sentra gurami kebanyakan menggunakan system terpal karena airnya yang susah. Bisa dipakai untuk 3 kali panen atau selama 3 tahun.

Cara penebaran Gurami
Cara penebaran gurami adalah sebagai berikut ini :
1. Usahakan 1hari sebelum diangkut dari petani, bibit gurami puasa makan pellet selama 1 hari.
2. Setelah ditebar dikolam yang baru, gurami juga puasa 1 hari sehingga total gurami puasa selama 2 hari.
3. baru pada hari selanjutnya gurami siap di beri pellet seperti rumus diatas.

Hal diatas dimaksudkan agar gurami tidak mengalami stress dilingkungannya yang baru. Karena kalo baru ditebar ke kolam yang baru trus dikasih pellet, dijamin ikan gurami tidak akan memakannya. Karena gurami masih mengalami stress dilingkungannya yang baru. Gitu broo.

Bisnis Indukan Gurami
Ini adalah buat anda yang mau menjual indukan gurami. Satu set indukan gurami biasannya terdiri dari satu pejantan dan empat betina. Induk gurami berumur antara 3 sd 5 tahun yang baik. Setelah anda mempunyai induk gurami maka anda dapat memulai bisnis selanjutnya jual telor gurami. Karena dalam sebulan Gurami mampu bertelur sekali yang berjumlah antara 3000 sd 7000 telor didalam sarang. Jika empat betina gurami anda bertelor semua maka dalam sebulan gurami anda akan bertelor
sebanyak 7000 X 4 = 28.000 telor. Fantastis bukan. Dengan harga telor sekarang mencapai Rp 30,-/ telor maka pemasukan anda adalah 28.000 X Rp 30,- = Rp 840.000,-.
Lumayan kan. Setelah sukses buat telor selanjutnya anda siap buat bisnis pembibitan dengan menetaskan telor gurami tersebut.

Cara Penetasan Telor gurami
1. tempatkan telur diair bak dengan suasana teduh. Selama 24x2 jam telor akan menetas
2. Telor akan menjadi larva
3. Selama 5hari larva akan makan dari persediaan yang ada dari induknya.
4. Setelah larva berumur 5hari dengan nama burayak atau bayi gurami mulailah diberikan makanan tambahan berupa cacing sutra.
5. Selang 2minggu pindahkanlah burayak di bak pembibitan.
6. Setelah bibit berumur 1bulan maka bibit sudah bisa dijual dengan harga ukuran silet sebesar Rp 300,-/Ekor. Bayangkan nilai telor anda setelah menetas akan menjadi Rp 300 x Rp 28.000 = Rp 8.400.000,-. Tentunnya dipotong biaya untuk beli cacing sutra untuk pakan bro. dengan harga Rp 10.000/liternya.

Selamat mencoba usaha budidaya gurami bro…be a boss !!!


Jenis-jenis Gurami

 Jenis ikan gurami yang dibudidayakan sebagai ikan konsumsi adalah:

Ikan gurami soang, memiliki panjang tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6 – 12 kg per ekor. Warna tubuh abu – abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurami soang atau gurami galunggung.



Gurami Jepang atau nama lainnya adalah gurami jepun, panjang tubuh lebih pendek dibandingkan gurami angsa. Memiliki warna tubuh abu – abu kemerahan terutama ada ujung sirip – siripnya. Memiliki bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang maksimal 45 cm.


 


Gurami Bluesafir, memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memilii warna merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telur mencapai 5000 – 7000 butir.

Gurami Paris, warnanya merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik – bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur 5000 – 6000 butir


Gurami porselen, memiliki warna merahmuda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil. Kelebihannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurami jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1, – 2 kg.



Gurami Bastar, tubuh jenis gurami ini agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk sisik nya agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2000 – 3000 butir setiap kali pemijahan.


Gurami kapas, memiliki warna putih keperakan mirip kapas dengan bentuk sisik yang cukup besar. Benih gurai jenis ini dapat tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu sekitar 13 bulan semenjak menetas. Priduktifitas telurnya bisa mencapai 3000 butir setiap kali pemijahan.

 

Gurami batu, memiliki warna hitam dengan sisik yang kasar. Pertumbuhannya cenderung lambat dibandingkan jenis yang lain. Beratnya hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan semenjak menetas

Budidaya ikan Gurame adalah budidaya yang sangat menjanjikan dengan pasaran atau harga yang stabil bahkan terus meningkat. Sedangkan pasokan ikan gurame yang ada belum mencukupi. Apalagi pada saat ini petani ikan gurame atau pembudidaya gurame masih terbilang sedikit. padahal kebutuhan semakin meningkat.

Budidaya ikan gurame atau ikan gurami itu merupakan budidaya yang sangat menjanjikan. Sebab masyarakat Indonesia sangat menggemari ikan yang satu ini. Apalagi sekarang banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan dan menyajikan gurame bakar dan berbagai sajian ikan gurame lainnya. Begitu juga di pasar-pasar tradisional dan pasar modern banyak menjual ikan gurame yang siap di konsumsi.

Harga ikan gurame yang relatif lebih mahal dari ikan lainnya membuat banyak yang memilih ikan gurame untuk dibudidayakan. Usaha ikan gurame dapat dilakukan sesuai dengan kondisi modal, dari modal kecil sampai modal yang besarpun bisa untuk mengembangkan budidaya ikan gurami ini. Oleh karena itu usaha budidaya ikan gurame terbuka untuk siapa saja baik itu kalangan bawah maupun kalangan atas.

Bagi anda yang tidak mempunyai lahan yang cukup untuk membudidayakan ikan gurame dengan menggunakan kolam dari terpal. Ikan gurame pada dasarnya membutuhkan air yang cukup, dengan membuat kolam dari terpal anda bisa membuatnya dilahan yang sempit sekalipun. Asalkan anda sabar merawatnya maka ikan gurame akan tetap tumbuh dengan baik.

Anda bisa membuat kolam ikan gurame secara fleksibel dengan lahan yang ada dan dimana saja. Misalnya dipekarangan rumah, di lahan persawahan dan lain sebagainya. Jika kolam terpal anda ukurannya tidak besar maka tentu saja tidak bisa menampung ikan gurame dalam jumlah besar. Jika dipaksakan maka akan menimbulkan kematian. Jadi pada intinya jumlah ikan harus disesuaikan dengan ukuran kolam terpal anda. Untuk kolam ukuran 1m2 dengan kedalaman 90 cm kira-kira bisa diisi dengan 10 ekor gurame dengan berat 2,5 Ons.

Jika ikan gurame sudah semakin besar, maka jumlahnya harus dikurangi. jika tidak maka perlu penambahan filter yang memadai, caranya adalah dengan cara mengalirkan air ke kolam terpal dengan pompa kesuatu sistem filter, setelah melalui filter air masuk kembali ke kolam.


Cara Budidaya Ikan Gurame Di Kolam Terpal dan Beton :

Pemilihan benih gurameh yang baik mutlak penting. karena dengan benih ikan gurame yang baik maka ikan gurame akan tumbuh dan hidup dengan baik. 

Persiapan Kolam Ikan Gurame :

Pembesaran ikan gurameh dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan yang alami dalam jumlah yang cukup seperti plangton dan lain-lain.


Persiapan di Kolam Permanen/Terpal :

Cara budidaya ikan gurami atau gurami dapat dilakukan dengan dua model jenis :

1. Menggali tanah dengan kedalaman tentu dengan kedalaman 90cm, kemudian terpal dipasang pada tanah galian tersebut.

2. Memasang terpal pada permukaan tanah (tidak menggali tanah) yaitu dengan menggunakan bantuan rangka dari besi atau kayu. Kemudian terpal dirangkai menyerupai bak, beban terpal juga tidak terlalu berat sewaktu diberi air. cara kedua memudahkan kita melakukan penggantian dan pembersihan kolam. Kita juga bisa menyedot kotoran-kotoran kolam terpal dengan mudah. Kotoran ikan gurame juga harus di keluarkan dari kolam agar kesehatan dan kebersihan air tetap terjaga.


Pendedaran/Pemijahan Ikan Gurame :

Setelah kolam terpal selesi dibuat langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan ikan guramih, akan tetapi sebelum ikan guramih dimasukkan perlu dipastikan terlebih dahulu kolam dalam kondisi bersih dari penyakit dan zat-zat berbahaya.  Terpal mengandung unsur kimia untuk pewarnaannya, maka sebelum dipasang perlu dicuci dan dibersihkan. Untuk membunuh patogen kolam yang telah terisi air ditaburi garam 2 ons/m3. Pastikan juga ikan guramih yang akan dibudidayakan tidak mengandung bibit penyakit. Jika ada guramih yang terkena penyakit perlu dikarantina terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kolam

 Cara Penebaran Benih/Bibit Ikan Gurame :

Penebaran benih gurame Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan gurame tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : benih gurame yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih gurame ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

Pemberian Pakan

Proses selanjutnya adalah memberi makan.

ikan gurame merupakan jenis ikan pemakan tumbuhan (herbivora).akan tetapi Ketika pada ukuran benih ikan gurame bersipat carnivora, oleh sebab itu jenis pakan yang diberikan pada waktu gurame ukuran benih yaitu berupa kutu air (Daphnia), cacing sutra. Sifat herbivora pada ikan gurame yaitu terjadi ketika ikan gurame telah dewasa. 

Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan gurame Ikan guramih diberi makan 2 kali dalam sehari dengan pellet dengan kandungan protein 25% sampai dengan 30 %. Frekuensi pemberian makan lebih baik dalam frekuensi yang banyak tetapi dalam jumlah sedikit-sedikit daripada dalam frekuensi sedikit tetapi jumlahnya banyak. Selain Pelet makanan untuk ikan guramih bisa ditambahkan daun-daunan dan sayuran. Daun-daunan dan sayuran sangat bermanfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan ikan guramih.

Adapun jenis pakan yang biasa diberikan pada ikan gurame yaitu sebagai berikut : 1. Daun talas/ daun keladi 2. Daun Sente 3. Daun singkong 4. Daun kangkung 5. Daun ubi jalar 6. Daun pepaya 7. Tauge : tauge kacang hijau, tauge kacang merah, tauge dari bibit padi muda 8. Labu 9. Pakan buatan (pellet) 10. Jagung rebus 11. Dedak 12. Ampas tahu 13. Bungkil kacang

Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tumbuh ikan lebih cepat

Pada budi daya ikan guramih dengan terpal ini perlu dihindari pemberian makanan yang berlebihan, jika ada makanan yang tersisa harus segera dibuang. Makanan ikan dan kotoran ikan yang ada di kolam mengandung zat amoniak yang dalam jumlah tertentu bersifat racun bagi guramih. Selain memberi makan dengan jumlah dan frekuensi teratur hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air.

Meski guramih cukup tahan dengan air yang tidak baik tetapi air perlu dibersihkan dan diganti sebagian(30%) secara periodik. Biasanya penggantian dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan shift pond. Air disedot keluar dengan selang atau pompa, kotoran keluar melalui selang tersebut, kemudian diisi kembali dengan air baru. Lebih bagus lagi jika kolam diberi aerator atau filter untuk menambah kadar oksigen dan membersihkan kotoran secara otomatis.

untuk pendederan berikutnya  bersihkan kolam dari lumut dan kotoran sampai benar-benar bersih lalu di cat pakai air kapur terus dikeringkan.satu hari kemudian isi  air dengan kedalaman 30-40 cm.dan diberi prebiotik penumbuh plangton. Hal dikarenakan makanan ikan gurame sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan.

Pacu Pertumbuhan Benih Gurami Dengan Hormon Tiroksin

Ingin ikan gurami anda cepat besar dan panen? Simak ulasan mengenai hormon tiroksin yang dapat memacu pertumbuhan ikan gurami berikut ini.

Tidak terkecuali pada ikan gurami, pakan dan cara pemberiannya merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya ikan, terutama komposisi pakan dan kandungan nutrisinya. Protein, lemak, karbohidrat diperlukan oleh tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Selanjutnya, agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme.

Proses metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi juga oleh faktor hormonal, diantaranya adalah hormon tiroksin yang dapat ditambahkan dalam formulasi pakan buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan ukuran ikan gurami. Hormon tiroksin ini mampu membantu untuk mengatur proses metabolisme pada ikan, memacu laju pertumbuhan (Matty, 1982). Selain itu, hormon tiroksin yang dicampurkan atau ditambahkan dalam pakan buatan juga mampu meningkatkan nafsu makan, menambah berat tubuh dan meningkatkan kecepatan absorbsi makanan (Guyton, 1983). Peran hormon tiroksin terhadap laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh dosis hormon, dimana hormon tiroksin ini mempunyai sifat biphasic, yaitu pada dosis rendah bersifat anabolik (digunakan untuk sintesis senyawa baru), sedangkan pada dosis tinggi bersifat katabolik (dioksidasi menghasilkan energi). Disamping itu, peran hormon tiroksin juga dipengaruhi oleh ukuran dan umur ikan, keadaan nutrisi pakan serta keadaan fisiologi ikan (Lam, 1985).

HORMON TIROKSIN

Menurut Djojosoebagio (1996), tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, yang disintesis dan disimpan didalam folikel serta mengandung unsur yodium. Tiroksin termasuk hormon amina yang berasal dari asam amino tiroksin yang mengalami modifikasi sebagai hasil yodonisasi (pengikat yodium pada asam amino tiroksin) dan penyatuan dari dua molekul asam amino tiroksin. Tiroksin memiliki struktur kimia L-3,5,3’-triiodotironin atau T3 dan L-3,5,3’,5’-tetraiodotironin atau T4. Matty (1985) mengatakan bahwa tiroksin memainkan peran dalam pertumbuhan dan metabolisme ikan. Selanjutnya Hoar (1975) mengatakan bahwa tiroksin terlibat dalam metabolisme protein secara langsung dan tidak langsung walaupun pada saat tersebut belum ada informasi yang cukup untuk menerangkan mekanismenya. Hormon tiroksin dapat dibutuhkan oleh semua jaringan tubuh, khususnya bagi sel yang sedang tumbuh. Pada proses metabolisme, tiroksin mempercepat reaksi glikolisis di hati. Tiroksin juga meningkatkan penyerapan heksosa dari usus (Matty, 1982).

Turner dan Bagnara (1976) mengkategorikan fungsi hormon tiroksin menjadi dua kelompok, yaitu fungsi yang mempengaruhi metabolisme dan fungsi yang meningkatkan pertumbuhan. Pengaruh terhadap metabolisme meliputi kalorigenesis serta pengaturan sistem transpor air dan ion. Sementara itu, pengaruh terhadap pertumbuhan terjadi melalui peningkatan laju pertumbuhan jaringan homoiotermal dan pengaturan metamorfosis. Hormon tiroksin merangsang laju oksidasi bahan makanan dalam sel dan dengan demikian meningkatakan laju konsumsi oksigen, meningkatkan pertumbuhan, dan mempercepat proses metamorfosis (Djojosoebagio, 1996).

PACU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI

Matty (1985) menyatakan bahwa hormon tiroksin meningkatkan pengembalian dan / atau penyerapan asam amino oleh usus sehingga terjadi peningkatan konsentrasi asam amino bebas dalam plasma. Tiroksin berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan muda dan proses metamorfosisnya. Pengaruh utama tiroksin adalah merangsang pertumbuhan sistem saraf dan tulang. Hormon ini juga meningkatkan pertumbuhan ikan steelhead trout dan teleostei lainnya dengan meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka. Hormon tiroksin dapat menyebabkan pertumbuhan normal pada tulang dan sebaliknya dapat pula menyebabkan pertumbuhan abnormal (Higgs, 1983).
Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid (triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat pula.

Hasil penelitian yang dilakukan Subiyanti (2005) juga menunjukkan bahwa pemberian hormon tiroksin T4 (L-3,5,3’,5’-tetrtaiodotironin) yang dicampurkan dalam pakan buatan untuk benih ikan gurami umur 60 hari dengan protein pakan 32% dan dosis hormon tiroksin 10 mg/kg pakan mampu meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka, meningkatkan laju metabolisme ikan dan merangsang sel-sel dalam tubuh untuk melakukan proses oksidasi terhadap bahan makanan sehingga meningkatkan laju pertumbuhan benih ikan gurami. Sedangkan penambahan dosis yang lebih tinggi (> 10 mg/kg pakan) dalam pakan buatan dapat menyebabkan abnormalitas pada metabolisme tubuh, seperti yang diungkapkan oleh Djojosoebagio (1996) yang menyatakan bahwa individu yang mengandung tiroksin dengan dosis yang tinggi diduga melakukan metabolisme terhadap sel-selnya sendiri. Dalam hal ini kecepatan pembentukan dan pengrusakan sel hampir sama, sehingga penambahan sel baik jumlah ataupun ukuran relatif tidak ada. Hal ini juga didukung oleh penelitian Subiyanti (2005) yang menyebutkan bahwa pemberian hormon T4 pada dosis yang lebih tinggi pada benih ikan gurami menyebabkan laju pertumbuhan harian yang rendah.

Formulasi pakan yang digunakan (g / 100 g pakan) dengan penambahan hormon tiroksin (T4).


Selain itu, dengan pemberian hormon tiroksin (T4) dalam pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan juga mampu meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan yang diberikan (memberikan nilai FCR yang lebih rendah, yaitu sebesar 1.94) (Subiyanti, 2005). Hal ini didukung oleh pendapat Guyton (1983) yang menyatakan bahwa efek utama hormon tiroksin adalah meningkatkan aktivitas metabolisme sebagian jaringan tubuh sehingga kecepatan penggunaan makanan untuk energi sangat dipercepat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan dan effisiensi pemanfaatan pakan benih ikan gurami disarankan dilakukan penambahan hormon tiroksin dalam pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan agar kebutuhan energy benih ikan gurami dapat terpenuhi. Hormon tiroksin ini dapat dicampurkan pada saat pembuatan pakan buatan sendiri atau pada pakan buatan yang sudah jadi (buatan pabrik).

(sumber:kkp.go.id)

 


No comments:

Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR

 Tips Foto di Malam Hari dengan Kamera DSLR Malam  memang kurang cahaya sehingga terkadang menyulitkan untuk mengambil foto, apapun jenis ...