PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA MAGGOT: DARI CARA MENDATANGKAN BSF HINGGA PEMANENAN
12/01/2019 pukul 18:13 Dudung Abdul Muslim
Kali ini, Omkicau.com akan membuat panduan praktis budidaya maggot BSF dalam skala sederhana. Meski demikian, panduan ini terbukti jitu dan berbiaya sangat murah. Setidaknya, maggot yang Anda panen bisa digunakan untuk burung, ayam, itik, atau ikan-ikan piaraan di rumah.
Jika sudah berhasil mempraktikkannya, Anda boleh mencoba mengembangkannya dalam skala lebih besar, bahkan bisa dijadikan bisnis sampingan maupun bisnis utama. Yang penting mencoba terlebih dulu, sekaligus menguatkan bekal pemahaman mengenai budidaya maggot BSF.
Sebagian besar materi panduan praktis budidaya maggot ini bersumber dari video yang diunggah Chickenku Channel Ternak Rumahan via youtube. Penjelasannya sangat detail dan gamblang. Tak membutuhkan modal besar, dan cukup menggunakan bahan-bahan yang mudah dijumpai di sekitar rumah Anda.
Sebenarnya sudah banyak penjual bibit lalat tentara hitam / black soldier fly (BSF), baik secara online maupun offline. Anda bisa searching di Mbah Gugel.
Tetapi Anda pun bisa secara mandiri mendapatkan bibit BSF, dengan cara mengundangnya masuk ke media yang telah disiapkan. Jangan khawatir, lalat hijau / lalat sampah tidak akan datang, mengingat habitatnya berbeda.
Ya, lalat tentara hitam (BSF) memiliki penampilan dan kebiasaan yang jauh berbeda dari lalat hijau. Lalat hijau sering hinggap di tempat sampah, atau tempat-tempat kotor, busuk, dan amis. Tak heran jika lalat hijau menjadi vektor / penyebar penyakit bagi keluarga kita di rumah.
Sebaliknya, BSF justru tidak pernah hinggap di tempat-tempat kotor. Dia menyukai tempat / media yang beraroma fermentasi. BSF juga tak menjadi vektor penyakit, bahkan ramah terhadap manusia.
1. Membuat media fermentasi
Karena itu, untuk mendatangkan BSF secara alami, kita perlu membuat media beraroma fermentasi.
a. Bahan baku yang diperlukan:
- Dedak (5 kg)
- Royco (1 saset)
- Air (1 liter)
- Gula (5 sendok makan)
- EM4 (1 tutup botol). Jika tidak ada bisa menggunakan susu fermentasi merek Yakult.
b. Peralatan yang diperlukan:
- Ember kecil
- Bak air / ember besar
- Gayung air
- Kantong plastik ukuran 5-8 kg
- Gelang karet
- Daun pisang (bisa juga kertas bungkus nasi)
- Kawat ram (bisa juga keranjang bambu berongga)
c. Proses pembuatan media fermentasi:
Media fermentasi ini bukan sekadar sarana untuk mendatangkan lalat tentara hitam, tetapi nantinya juga akan menjadi pakan sekaligus media pertumbuhan maggot atau larva BSF. Lantaran bahan baku utamanya adalah dedak, hasil akhirnya bisa juga disebut sebagai dedak fermentasi.
Berikut ini proses pembuatannya:
- Siapkan 1 liter air, masukkan ke dalam ember kecil. Ambil 5 sendok makan gula, tuangkan ke dalam ember berisi air tersebut. Aduk hingga merata.
- Masukkan EM4 sebanyak 1 tutup botolnya ke dalam ember kecil tersebut. Apabila tidak ada, Anda bisa menggunakan Yakult (1 botol). Aduk kembali hingga larutan bercampur merata.
- Masukkan 5 kg dedak ke dalam bak air / ember berukuran besar.
- Ambil 1 saset Royco, lalu ditaburkan ke dalam dedak. Penggunaan Royco membuat hasil fermentasi nantinya lebih menyengat, sehingga mudah sekali mengundang kehadiran lalat tentara hitam (BSF).
- Aduk-aduk hingga Royco tercampur merata bersama dedak.
- Sekarang masukkan larutan yang mengandung gula dan EM 4 / Yakult ke dalam campuran dedak dan Royco. Aduk sampai semua bahan kering tersapu air.
- Dengan komposisi bahan kering dan larutan yang sudah disebutkan di atas, akan terbentuk adonan yang tidak terlalu basah. Kalau terlalu lembek, Anda bisa menambahkan lagi sedikit dedak.
2. Menyiapkan media fermentasi
- Siapkan kantong plastik ukuran 5-8 kg untuk menampung adonan yang akan difermentasi. Jika tidak ada, Anda bisa menggunakan gentong atau ember yang bisa ditutup rapat. Hanya saja, tingkat kerapatan tutup kurang bisa diandalkan.
- Kantong plastik diisi dengan adonan yang akan fermentasi. Cukup separo bagian kantong saja, untuk memberi ruang bagi uap fermentasi di bagian atas.
- Kantong plastik diikat kuat-kuat menggunakan gelang karet, agar tidak ada udara dari luar yang bisa masuk ke dalamnya.
- Simpan kantong plastik di tempat sejuk, dan biarkan selama 4-5 hari agar proses fermentasi berjalan sempurna.
- Kalau proses fermentasi berjalan sempurna, maka ruang di bagian atas kantong plastik akan menggembung seperti ditiup. Penggembungan disebabkan adanya uap fermentasi.
- Setelah difermentasi selama 4-5 hari, plastik dibuka. Dedak hasil fermentasi dituangkan ke media yang lebih luas, misalnya bak air / ember besar yang tadi digunakan untuk mengaduk dedak dan Royco.
Dedak fermentasi tersebut akan memiliki aroma harum, seperti aroma tape, atau kue yang barusan dikeluarkan dari oven. Kini, dedak fermentasi siap digunakan untuk mengundang lalat tentara hitam / BSF.
3. Cara mengundang BSF dari alam liar
Lalat tentara hitam (BSF) sejatinya ada di sekitar rumah kita. Begitu pula dengan lalat hijau. Bedanya, BSF hanya mau mendekat pada media beraroma fermentasi, termasuk dedak fermentasi.
Nah, sekarang bagaimana mengundang BSF melalui dedak fermentasi yang sudah dibuat tadi? Ikuti panduan berikut ini:
- Dedak fermentasi dimasukkan ke bak air / ember besar, lantas ditutup dengan daun pisang. Jangan semuanya ditutup rapat. Bagian pinggirnya dibiarkan terbuka.
- Jika tidak ada daun pisang, Anda bisa menggunakan media lain seperti kertas bungkus nasi yang bagian dalamnya mengkilap. Bagian mengkilap diletakkan di bawah, atau menempel dengan dedak fermentasi.
- Simpan bak air / ember ke tempat yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung, tetapi dalam ruangan terbuka.
- Agar aman, bak / ember ditutup dengan kawat ram. Ini untuk menjaga agar binatang seperti ayam, kucing, atau tikus tidak masuk ke dalam ember tersebut.
- Jika tidak ada kawat ram, bisa juga ditutup dengan keranjang bambu yang berongga.
- Aroma fermentasi pada dedak inilah yang akan mengundang kehadiran BSF. Lama kehadiran BSF bervariasi. Bisa 1, 2, atau 3 hari, atau lebih dari itu. Sabar saja ya…
- Saat datang, lalat yang masa hidupnya hanya 5-8 hari ini akan bertelur di sekitar dedak. Bisa menempel pada dinding ember, atau pada media penutup yang disediakan. Yang pasti, BSF tidak akan bertelur langsung pada dedaknya.
4. Penetasan telur hingga menjadi maggot
- Proses penetasan telur BSF berlangsung cepat, sekitar 2-4 hari.
Telur-telur ini akan menetas menjadi larva instar satu. Mereka akan bergerak menuju dedak fermentasi yang akan menjadi makanan, sekaligus media hidup bagi maggot.
- Setelah seminggu, pertumbuhan maggot makin jelas terlihat.
Umur dua minggu, maggot makin membesar. Saat inilah, 10-14 hari, maggot bisa diberikan kepada ayam, burung, itik, maupun ikan. Bahkan bisa dijadikan umpan pancing.
Karena media fermentasi, termasuk bahan-bahan awalnya bersih, maka maggot yang dihasilkan pun terlihat bersih, sehat, dan aman dikonsumsi unggas maupun ikan.
Maggot juga bisa diberikan dengan cara dicampur pada jenis pakan lain. Misalnya, pada burung, bisa dicampur dengan voer, milet, atau canary seed. Pada ayam dan itik, dapat dicampur dengan ransum harian, dengan porsi 10-20% dari total pakan.
Dengan porsi tersebut, pertumbuhan anak ayam bisa berjalan cepat, karena kandungan proteinnya yang tinggi. Induk ayam dan itik pun menjadi produktif. Anda juga bisa memberikan maggot kepada induk burung yang ditangkar.
5. “Pemupukan” ulang dedak fermentasi
Jika kita sudah memanen maggot, bagaimana dengan sisa dedak fermentasi? Sisa dedak fermentasi ini lama-lama akan terlihat menghitam, namun tidak berbau.
Sebagian maggot yang tersisa akan berbaur dengan media fermentasi, namun ada juga yang berada di balik media penutup.
Nah, sisa dedak fermentasi ini jangan dibuang. Seminggu sekali, Anda bisa melakukan “pemupukan” ulang. Caranya, taburkan dedak baru ke media fermentasi, kemudian ditutup kembali dengan daun pisang / kertas bungkus nasi.
Selama media fermentasi ditaburi dedak baru seminggu sekali, maka maggot-maggot ini akan selalu tersedia dalam jumlah berlimpah, karena BSF akan datang lagi dan bertelur kembali.
Perlu diketahui, BSF betina setelah bertelur akan mati. Begitu pula pula BSF jantan yang mati setelah kawin. Masa hidup BSF memang sangat pendek. Sejak berubah dari kepompong (pupa) menjadi lalat dewasa, BSF hanya berumur 5-8 hari.
Tapi karena media fermentasi akan selalu didatangi BSF-BSF dari alam liar, maka proses peneluran dan pembentukan maggot akan selalu terjadi.
Tidak heran apabila dalam budidaya sederhana ini, ukuran tubuh maggot di dalam media fermentasi berbeda-beda, tergantung umurnya. Bahkan bisa juga bercampur dengan larva prepupa yang sudah berwarna kehitaman.
Itulah panduan praktis budidaya maggot BSF dalam skala sederhana, mudah, dan murah. Simak pula video berikut ini:
Apabila sudah berhasil, dan berminat membangun usaha serupa dalam skala lebih besar, Anda dapat membuat model serupa dengan menggunakan puluhan bahkan ratusan ember besar.
Kalau ingin beternak maggot BSF menggunakan model kandang khusus, dilengkapi sarang telur dari beberapa bahan, Anda bisa mengikuti pelatihan dari lembaga / institusi kompeten, antara lain Koloni BSF Indonesia (maggotbsf.com) dan Yurie BSF (yuriebsf.com).
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment