Oksigen Terlarut Untuk Produksi Ikan
Oksigen terlarut (DO) mengacu pada gas oksigen yang terlarut dalam air. Merupakan jumlah oxygen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air atau yang lebih sering dikenal dengan Part Per Milion (PPM).
Ikan "bernapas" mengambil oksigen seperti hewan darat lakukan. Namun, ikan mampu menyerap oksigen langsung dari air ke dalam aliran darah mereka menggunakan insang atau labirint, sedangkan hewan darat menggunakan paru-paru untuk menyerap oksigen dari atmosfer.
Ada tiga sumber utama oksigen dalam lingkungan air:
1) Difusi langsung dari atmosfer. Asupan oksigen dari atmosfer oleh difusi 1,5 gr/m2/hari di kolam kecil dan 4,8 gr/m2/hari di kolam besar, dimana aksi angin lebih kuat.
2) Angin dan aksi gelombang; dan
3) Fotosintesis.
Dari jumlah tersebut, fotosintesis oleh tanaman air dan fitoplankton adalah yang paling penting.
Kandungan oksigen terlarut dari air kolam ikan merupakan salah satu parameter yang paling penting dari kualitas air, oksigen adalah kondisi penting untuk semua organisme yang hidup di air dan memiliki jenis aerobik respirasi, seperti untuk pernafasan, proses metabolisme, dan juga untuk oxidasi bahan organik dan an-organik. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh beberapa faktor (misalnya tekanan udara, tekanan hydrostatical, kandungan garam), tetapi di kolam ikan standarnya hanya mempertimbangkan suhu air.
Menurut Komisi Lingkungan Hidup (KLH), konsentrasi 5 mg/l DO dianjurkan untuk kesehatan ikan optimal,. Penipisan (deplesi) oksigen mengacu pada tingkat rendah DO dan dapat menyebabkan kematian ikan. Sebagian besar spesies ikan tertekan ketika DO turun ke 2-4 mg/l, dan kematian terjaadi bila oksigen terlarut kurang dari 2mg/l.
Deplesi oksigen terjadi ketika konsumsi oksigen melebihi produksi oksigen. Bisa disebabkan oleh tanaman air yang berlebihan, misalkan ganggang dalam ekosistem, peningkatan sampah organik yang memasuki air (pupuk kandang, air limbah septic tank, dan kelebihan pakan ikan), kematian dan pembusukan bahan organik (misalnya, tanaman atau ganggang mati), atau dengan bahan kimia tertentu (misalnya, formalin) yang menghilangkan oksigen langsung dari kolom air.
Gejala Rendah DO:
- Ikan berenang megap-megap di atau dekat dengan permukaan air (piping).
- Ikan tiba-tiba berhenti makan.
- Ada perubahan yang cepat dalam warna air menjadi coklat, hitam atau abu-abu, menandakan hilangnya penyebaran alga.
- Bau busuk muncul dari air.
- Beberapa spesies mungkin mati dengan punggung mereka melengkung, insang berkobar dan mulut terbuka. Hal ini paling sering terlihat pada bass bergaris hibrida dan, kadang-kadang, pada ikan lele.
- Kejadian deplesi oksigen karena banyak populasi ganggang atau tanaman air.
Yang paling penting yang harus dilakukan jika ikan mati karena DO yang rendah adalah dengan menghidupkan aerator. Pertanyaannya, cukup mampukah aerator yang kita pilih, untuk memenuhi kebutuhan oksigen binatang peliharaan kita? Dan berapakah kapasitas aerator yang tepat untuk kebutuhan kolam ikan kita?
Beberapa hal yang menentukan kebutuhan aerator sebuah kolam :
1. Sistem pemeliharaan (Resirkulasi sederhana, RAS, Biofloc)
Sistem biofloc membutuhkan O2 terlarut 3 x lipat sistem sirkulasi biasa
2. Volume Kolam Ikan
3. Jumlah Tebar Ikan
Faktor yang perlu diperhatikan agar kekuatan aerator tidak berkurang:
1. Jarak aerator ke kolam, semakin jauh semakin melemah
2. Panjang selang aerasi, semakin panjang semakin lemah
3. Air stone, semakin halus semakin baik
4. Sambungan selang dalam sistem
Aturan praktis sederhana untuk memilih pompa udara ukuran yang tepat untuk tangki ikan adalah bahwa pompa udara harus memiliki output setidaknya 0,033 liter udara per menit per galon air. Kelarutan oksigen dari aerator, sekitar 22.7 gr O2/h.
Penentuan jumlah titik aerasi.
Berikut gambaran perhitungan untuk menentukan aerator kolam ikan kita.
No comments:
Post a Comment